Ketua PWI Perwakilan Padang Pariaman Ikhlas Bakri : Komentar Mak Katik Menyakiti Insan Pers Sumbar

Ketua PWI Perwakilan Padang Pariaman Ikhlas Bakri Terlihat Pembicaraan Santai Dengan Ketua PWI Pusat Margiono, Dalam Rangka Hari Pers Nasional beberapa waktu lalu di Kota Bengkulu ( Fhoto Dok Darwisman )
Pariaman, BANGUNPIAMAN.COM - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Padang Pariaman, Sumatera Barat, (Sumbar), menyesalkan komentar yang ditulis oleh Budayawan Musra Dahrizal atau yang kerap disapa Mak Katik pada salah satu akun media sosial, Facebook.

Ketua PWI Pariaman, Ikhlas Bakri di Pariaman, Jumat, mengatakan komentar Mak Katik dinilai telah menyakiti hati para insan pers yang bertugas di Sumbar.

"Kami sangat menyayangkan, menyesali dan mempertanyakan ucapan tersebut, sebagai sosok yang sudah dikenal cukup luas di dunia pendidikan dan budaya alam Minangkabau rasanya sangat tidak pantas beliau berkata seperti itu," kata Ikhlas kepada www.antarasumbar.com, Jumat (24/06/2016).

Ia menerangkan sebagai sosok yang memahami kebudayaan alam Minangkabau, Mak Katik tentunya memahami secara jelas tutur bahasa dan kesopanan masyarakat di daerah tersebut.

"Masyarakat Minangkabau dari dahulunya dikenal sebagai salah satu suku bangsa yang memiliki kebaikan tutur bahasa yang sopan dan santun, sehingga kita sangat kecewa dan butuh kejelasan yang mendalam dari ucapan tersebut sehingga tidak ada pihak yang dirugikan," jelasnya.

Selain itu, Ikhlas menilai jika persoalan tersebut tidak diacuhkan marwah wartawan di Indonesia khususnya di Sumbar bisa disepelekan oleh orang-orang yang tidak memahami dan mengerti dengan profesi dunia jurnalis.

"Sebagai wartawan yang bertugas mengumpulkan, mengolah, dan menyampaikan sebuah informasi menjadi sebuah berita kepada masyarakat profesi jurnalis memiliki marwah yang besar karena memiliki pedoman, kode etik sekaligus undang-undang yang mengawalnya dalam setiap perjalananya," lanjutnya.

Terkait telah munculnya permintaan maaf dari akun Facebook Musra Dahrizal, Iklas pun menyambut baik, meskipun demikian persoalan yang dinilai menyudutkan profesi wartawan tetap harus ditindaklanjuti.

"Permintaan maafnya kami sambut secara baik, namun bukan berarti persoalan dapat selesai begitu saja perlu klarifikasi dari komentar tersebut," tegasnya.

Lebih jauh, menurutnya Musra Dahrizal sangat keliru memahami profesi insan jurnalis, wartawan bukanlah sebuah pelarian profesi melaikan sebuah pilihan besar yang diambil oleh setiap orang karena tidak semua orang dianggap mampu menyandang profesi terhormat tersebut.

"Terlalu naif rasanya jika ada yang berkomentar seperti itu, mungkin beliau tidak memahami hal apa saja yang harus dilalui oleh seseorang jika ingin berprofesi sebagai jurnalis belum lagi dengan Ujian Kompetensi Wartawan," tambahnya.

Ia berharap kedepan tidak akan ada lagi publik figur, tokoh dan siapa saja yang berkomentar untuk menyudutkan sebuah profesi atau pekerjaan seseorang, ditambah lagi sosok Musra Dahrizal belum tentu akan dikenal luas seperti saat ini kalau bukan tanpa bantuan media dan insan pers.

Meskipun demikian Ikhlas tetap tidak menapik bahwa sampai saat ini masih saja ada oknum wartawan yang menyalahgunakan profesi tersebut untuk kepentingan pribadi, namun tidak semua wartawan seperti itu.

sumber : www.antarasumbar.com

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.