KOLKATA,--Buku Penyair Indonesia dan India berjudul Whisper : Interlude of Voices diluncurkan pada Senin (18/11/2024) dalam acara the World Thinkers and Writers Peace Meet (the WTWPM) di gedung Kolkata international Foundation for Arts Literature and Culture oleh International Society for Intercultural Studies and Research (ISISAR), Prof Sanjukta Dasgupta , English Department Calcutta University Dean of Faculty of Arts didampingi editor buku Dr Sudipto Chaterjee dan Sastri Bakry .
Ikut hadir langsung dari Indonesia selain Sastri Bakry, penggagas dan editor buku Antologi India Indoesia berjudul Whispers: Interlude of Voices bersama Dr Sudipto Chaterjee India adalah Penyair Eka Teresia, Mira Gusvina.
Sementara Sekretaris SatuPena Sumatera Barat Armaidi Tanjung, Pipiet Senja, Swary Utami Dewi, Isbedy Stiawan dan Nuyang Jaimie yang juga direncanakan hadir tak bisa berangkat karena beberapa alasan antara lain tertolak visa dan sesuatu hal lainnya.
Buku yang berjumlah 136 halaman ditulis oleh 60 penyair Indonesia dan India penuh sentuhan hati yang diungkapkan dengan indah atas peristiwa sekeliling mereka tentang kesedihan, kebahagiaan ketidak adilan, kerinduan dan lain-lain.
Tercatat gabungan penyair hebat dan senior Indonesia dengan yunior ikut menulis seperti Dienullah Rayes, D Kemalawati, Fakhrunas MA Jabbar, Husnu Abadi, Isbedi. Stiawan ZS, Ismet Fanany, Jose Rizal Manua, LK Ara, Pipiet Senja, Putu Oka Sukanta, Swary Utami, Zawawi Imron termasuk yang muda seperti Rini F Jamrah, Nuyang Jaimee, Ahmad Cahyo Setio dan anggota SATUPENA Sumbar lainnya serta penyair India yang hadir seluruhnya.
Ketua Satu Pena Sumbar Sastri Bakry dan Ketua Panitia WTWPM Dr Sudipto Chaterjee merasakan bahwa puisi bisa menyuarakan kebenaran, persahabatan, penghargaan, kedamaian dan cinta. Karena itulah mereka dengan sungguh-sungguh mendorong dan memotivasi penyair masing-masing negara untuk tetap berkarya menghasilkan kata- kata yang menggugah hati dan pikiran untuk kemanusiaan.
"Kami bekerja keras, tanpa memerhatikan waktu, pagi siang dan malam. Lebih 4 bulan kami melakukan perbaikan. Selalu berkomunikasi dengan jarak jauh. Tak mudah memang menjadi editor, karena beda bahasa, beda pengalaman, beda kultur dan tentu saja beda penafsiran . Kami bahagia akhirnya buku antologi ini selesai setelah Nandita Samanta seorang penyair, editor dan pereview buku terkenal dari India ikut menyelesaikannya. Karena itu kami mohon maaf jika masih ada kelemahan," ujar Dr Sudipto dengan senyum menutup peluncuran buku bersama dengan beberapa buku penyair dari beberapa negara lain seperti prof Malachi Edwin Malaysia, Tobias Burghadt Jerman, Jona Burghadt Argentina, Muniar Alfaker Iran, yang sekarang tinggal di Denmark, Jorge Antonio México, Biplap Majhi dan Sharmila dari India serta beberapa penulis lainnya.
Berbeda dengan buku antologi Indonesia India yang diterjemahkan dari bahasa asli kedua negara ke bahasa Inggris, buku yang lain adalah terjemahan dari bahasa Inggris ke Bengali.
The WTWPM dikuti oleh 15 negara seperti Argentina, Iran, Jepang, Denmark, Rusia, Malaysia, Indonesia,Kurdistan, Mesir dll.
Menurut Sastri Bakry dan Dr Sudipto Chaterjee kerjasama sastra ini akan dilanjutkan tidak hanya sekedar menerbitkan dan meluncurkan buku tetapi ke depan juga karya sastra masing-masing negara akan ditejemahkan ke banyak bahasa sesuai misi ISISAR dan SATUPENA Sumbar.
"Ini adalah bentuk dedikasi kami terhadap dunia sastra dan budaya dunia untuk perdamaian dan saling menghormati. Para penyair tak kenal lelah, bisa tetap bersuara lewat dunia kata- kata untuk diri sendiri maupun untuk peradaban dunia," kata Sastri Bakry. (R/*)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih