Kaitan Pariaman dengan Aceh Sebagai Daerah Pengembangan Islam di Sumatera Barat

0

 

Sumber fhoto google image

Sejarah panjang masuknya Islam ke Sumatera tidak bisa dilepaskan dari peran besar Kesultanan Aceh. 

----------


SEBAGAI pintu gerbang utama kedatangan pedagang dan ulama dari Timur Tengah dan India, Aceh berperan sebagai pusat awal penyebaran agama Islam di kawasan barat Nusantara, termasuk ke wilayah Sumatera Barat.


Pariaman, yang terletak di pesisir barat Sumatera Barat, merupakan salah satu daerah penting yang menerima pengaruh Islam dari Aceh. 


Letaknya yang strategis di sepanjang jalur perdagangan laut membuat Pariaman menjadi titik persinggahan bagi para ulama dan pedagang Muslim dari Aceh sebelum melanjutkan perjalanan ke pedalaman Minangkabau.


Banyak sejarawan berpendapat bahwa Islam masuk ke Minangkabau bukan hanya melalui perdagangan, tetapi juga melalui penyebaran dakwah yang sistematis oleh para ulama Aceh. 


Dalam hal ini, Pariaman menjadi salah satu titik utama penyebaran karena mudah diakses melalui jalur laut.


Salah satu bukti kuat keterkaitan tersebut adalah keberadaan ulama-ulama Minangkabau yang menimba ilmu di Aceh sebelum kembali ke kampung halaman untuk menyebarkan ajaran Islam. 


Tradisi belajar ke Aceh ini memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh Aceh terhadap perkembangan Islam di Sumatera Barat.


Selain dalam bidang dakwah, hubungan Pariaman dan Aceh juga terjalin dalam aspek budaya dan pendidikan Islam. 


Model pendidikan berbasis surau di Minangkabau, misalnya, banyak terinspirasi dari sistem pendidikan dayah yang berkembang pesat di Aceh pada masa itu.


Dalam banyak catatan sejarah lokal, nama-nama ulama Aceh sering muncul dalam kisah penyebaran Islam di wilayah pesisir barat Sumatera. 


Salah satu contohnya adalah Syekh Burhanuddin Ulakan, seorang tokoh penting dalam sejarah Islam di Pariaman, yang dikisahkan pernah berguru kepada ulama dari Aceh atau yang datang melalui jalur Aceh.


Syekh Burhanuddin Ulakan menjadi simbol kuat hubungan spiritual dan intelektual antara Aceh dan Pariaman. Meski berasal dari Pariaman, jejak-jejak keilmuannya banyak berkaitan dengan tradisi tasawuf yang juga berkembang di Aceh.


Selain aspek keagamaan, jalur perdagangan antara Pariaman dan Aceh turut memperkuat relasi antar kedua wilayah ini. Hubungan dagang yang erat mempermudah pertukaran barang dan ide, termasuk ajaran-ajaran Islam.


Tidak heran jika pada masa-masa awal perkembangan Islam di Sumatera Barat, pemahaman dan praktik Islam di Pariaman sangat kental dengan warna Aceh, baik dalam mazhab fikih, praktik tarekat, maupun adat yang bernuansa Islam.


Dalam konteks geopolitik dan kekuasaan, Pariaman juga pernah berada dalam pengaruh Kesultanan Aceh, terutama ketika Aceh berambisi memperluas wilayah kekuasaannya ke wilayah barat Sumatera. 


Ini memperkuat proses akulturasi agama dan budaya Islam dari Aceh ke daerah pesisir Minangkabau.


Di masa modern, hubungan historis antara Pariaman dan Aceh tetap menjadi bagian penting dari narasi Islamisasi di Sumatera. 


Hubungan ini bukan hanya menjadi warisan sejarah, tapi juga menjadi inspirasi dalam penguatan pendidikan Islam dan pelestarian tradisi keislaman.


Banyak lembaga pendidikan Islam di Sumatera Barat saat ini yang secara langsung maupun tidak, menelusuri jejak hubungan keilmuan dan tarekat yang bersumber dari Aceh. 


Tradisi pengajian kitab kuning dan tarekat Syattariyah misalnya, bisa ditemukan di berbagai surau dan pesantren yang memiliki akar dari warisan Aceh.


Dengan demikian, keterkaitan antara Pariaman dan Aceh merupakan bagian tak terpisahkan dalam proses Islamisasi Sumatera Barat. 


Aceh sebagai pusat awal Islam dan Pariaman sebagai pintu masuk ke Minangkabau menciptakan jalinan sejarah dan spiritual yang masih hidup hingga hari ini. (**/)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top