Mempertahankan Bahasa Minangkabau di Era Digital Pada Generasi Milenial

0
Penulis


Oleh : MAYRA SALZA BILLA, Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang


--------------------


BAHASA merupakan salah satu unsur penting dalam identitas budaya suatu masyarakat. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang pesat, keberadaan bahasa daerah mengalami tantangan yang serius. 


Salah satu bahasa daerah yang turut menghadapi persoalan ini adalah Bahasa minangkabau, yang merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. 


Generasi muda saat ini, yang sangat akrab dengan dunia digital, cenderung lebih fasih berbahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing dibandingkan dengan bahasa ibunya sendiri.


Di era digital yang ditandai dengan dominasi media sosial, aplikasi, dan konten daring berbahasa nasional maupun global, posisi bahasa daerah seperti Minangkabau makin terpinggirkan. 


Oleh karena itu, mempertahankan dan mengembangkan penggunaan Bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda, menjadi suatu tantangan yang mendesak sekaligus penting demi keberlanjutan warisan budaya bangsa.


Tantangan Bahasa Minangkabau di Era Digital


Tantangan utama yang dihadapi Bahasa Minangkabau adalah penurunan penutur aktif, terutama dari kalangan anak muda. Banyak anak-anak Minangkabau di perkotaan bahkan tidak lagi menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah.


Bahkan yang tinggal dikampung saja mereka mengajari bahasa indonesia kepada anak-anak mereka dari pada bahasa minangkabau bahasa daerah sendiri.Beberapa penyebabnya antara lain:


1. Dominasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing


Pendidikan formal di Indonesia mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia, sementara akses terhadap hiburan dan media digital membuka ruang yang luas bagi penggunaan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Hal ini membuat Bahasa Minangkabau jarang digunakan dalam konteks formal maupun nonformal.


2. Stigma terhadap Bahasa Daerah


Tidak sedikit generasi muda yang menganggap penggunaan bahasa daerah sebagai hal yang “kampungan” atau tidak relevan dengan perkembangan zaman.Anggapan ini membuat mereka enggan menggunakan bahasa daerah secara aktif.


3. Kurangnya Media Berbahasa Minangkabau


Minimnya konten digital, media sosial, aplikasi, atau situs web yang menggunakan Bahasa Minangkabau menjadikan bahasa ini kurang hadir dalam ruang digital yang menjadi bagian besar dari keseharian anak muda masa kini.


Peran Era Digital: Ancaman sekaligus Peluang


Meskipun era digital membawa tantangan, pada saat yang sama juga membuka peluang baru untuk melestarikan dan mempopulerkan Bahasa Minangkabau. 


Media sosial, YouTube, podcast, dan platform digital lainnya bisa menjadi ruang kreatif untuk memproduksi konten dalam bahasa daerah. Dengan strategi dan pendekatan yang tepat, Bahasa Minangkabau bisa kembali hidup dan menarik minat generasi muda.


Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain :


1. Konten Digital Berbahasa Minangkabau


Pembuatan video edukatif, film pendek, vlog, cerita rakyat, dan komedi ringan dalam Bahasa Minangkabau dapat menjadi sarana menarik untuk memperkenalkan dan mempertahankan bahasa ini. Kreator konten lokal memiliki peran besar dalam menghidupkan kembali bahasa ini melalui media digital.


2. Platform Edukasi dan Aplikasi Belajar Bahasa Daerah


Pengembangan aplikasi pembelajaran bahasa daerah seperti kamus digital, kuis interaktif, atau modul belajar daring dapat mendorong anak muda untuk mempelajari bahasa Minangkabau dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan gaya hidup digital mereka.


3. Kampanye dan Komunitas Bahasa di Media Sosial.


Membentuk komunitas digital yang aktif menggunakan Bahasa Minangkabau dalam berinteraksi bisa menjadi langkah penting dapat mengajak partisipasi generasi muda untuk menggunakan bahasa mereka secara aktif dan kreatif.


Strategi Mempertahankan Bahasa Minangkabau


Untuk memastikan keberlanjutan Bahasa Minangkabau di era digital, dibutuhkan sinergi antara berbagai pihak: keluarga, institusi pendidikan, komunitas budaya, pemerintah, serta para pelaku digital. Beberapa strategi konkret yang dapat dilakukan antara lain:


1. Revitalisasi Bahasa di Lingkungan Keluarga


Keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam pewarisan bahasa. Orang tua perlu menumbuhkan kebiasaan berkomunikasi dalam Bahasa Minangkabau di rumah, tanpa mengesampingkan pentingnya bahasa nasional dan asing.


2. Integrasi dalam Kurikulum Sekolah


Mata pelajaran muatan lokal yang memuat pembelajaran Bahasa dan Sastra Minangkabau perlu diperkuat dan dikemas dengan metode yang kreatif. Selain itu, lomba-lomba berbahasa Minangkabau seperti pidato, debat, atau menulis cerita pendek dapat menjadi media penguatan.


3. Kolaborasi dengan Teknologi Digital


Pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan penggiat budaya perlu bekerja sama dengan pengembang teknologi untuk menghadirkan platform pembelajaran dan konten digital berbahasa Minangkabau. Inovasi ini bisa menjadikan bahasa daerah sebagai bagian yang hidup dalam keseharian digital generasi muda.


4. Menghadirkan Tokoh dan Figur Inspiratif


Generasi muda memerlukan figur yang bisa mereka teladani. Kehadiran publik figur, selebgram, atau influencer yang bangga menggunakan Bahasa Minangkabau dapat memberikan pengaruh positif dan memperkuat identitas lokal di tengah tren global.




Dapat kita simpulkan mempertahankan Bahasa Minangkabau di era digital bukanlah perkara mudah, tetapi bukan pula sesuatu yang mustahil. Dengan pendekatan yang kreatif, kolaboratif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, bahasa ini dapat terus hidup dan berkembang di tengah tantangan global. 


Kunci utamanya terletak pada kesadaran kolektif kita sebagai orang Minangkabau, bahwa bahasa adalah ruh dari kebudayaan kita. Tanpa bahasa, identitas bisa memudar; namun dengan bahasa yang lestari, warisan budaya akan terus hidup dan menyatu dalam denyut kehidupan generasi yang akan datang. (**/)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top