![]() |
Penulis, RIKA BELA SARI, Mahasiswa Jurusan Sastra Universitas Andalas, Padang |
PASUMANDAN di Minangkabau adalah sebutan bagi istri yang akan menjadi bagian dari keluarga suami di Minangkabau.
Di keluarga suami dalam budaya Minang, istri disebut sebagai Pasumandan. Pasumandan berarti istri dari saudara laki-laki atau Mandan dari keluarga suami.
Termasuk juga saudara laki-laki disebut (bisan) dan saudara perempuan disebut (ipar) dari suami. Pasumandan juga merujuk pada hubungan kekerabatan di Minangkabau atau pertalian yang timbul kerena pernikahan di Minangkabau. Dan mereka harus dihormati dan dihargai di kelurga suaminya.
Kata pasumandan berasal dari kata dasar Sumando(suami dari seorang perempuan Minangkabau, dan awalan pa- yang dalam bahasa Minang bisa berarti pelaku atau hubungan.
Maka, Pasumandan merujuk pada hubungan antara dua orang atau dua keluarga yang menjadi Sumando kerena anak-anak mereka menikah.
Pasumandan berperan sangat penting karena mereka akan berbaur dengan kelurga suami dan harus memiliki tanggung jawab dalam menjaga dan merawat rumah tangga mereka dan menjadi contoh bagi anak-anak mereka yang akan lahir.
Sifat seorang Pasumandan adalah refleksi dari nilai-nilai kekerabatan yang kuat dalam budaya di Minangkabau. Selain itu Pasumandan juga berperan dalam mendukung kesejahteraan keluarga suami dan menjaga nama baik kelurganya sendiri di depan keluarga suaminya.
Kemudian juga harus bisa menjaga nama baik keluarga suami mereka. Mereka menjadi penghubung antara keluarga suami dan keluarga istri, serta membantu menjaga hubungan kekerabatan yang baik.
Pasumandan di Minangkabu harus mengikuti tradisi dan adat yang ada di keluarga suaminya. Pasumandan memiliki peran penting dalam upacara pernikahan di Minangkabau.
Mereka sering menjadi pengiring pengantin wanita dan membantu dalam mempersiapkan acara pernikahan, seperti membantu dalam mengurus persiapan untuk memasak di dapur.
Pasumandan biasanya juga terlibat dalam upacara-upacara adat seperti penjemputan pengantin laki-laki (manjampuik marapulai) dan lainnya sesuai dengan kebutuhannya dalam adat. Mereka juga berperan dalam berbagai upacara adat lainnya yang berkaitan dengan keluarga.
Pasumandan bukan hanya hubungan perbesanaan, tapi mencerminkan nilai-nilai kekerabatan, kehormatan, dan musyawarah dalam masyarakat Minangkabau.
Hubungan ini menjadi salah satu pilar sosial dalam kehidupan adat yang memperkuat jaringan antara suku, kaum, dan keluarga di ranah Minang. Pasumandan adalah dua belah pihak sumando dan keluarga dari anak-anak mereka, yang memiliki kedudukan sosial dan tanggung jawab yang berbeda dari relasi kekerabatan satu suku.
Selain itu Pasumandan memiliki makna filosofi yang mana hubungan pasumandan juga mengandung nilai-nilai yang khas budaya Minangkabau, seperti;
Gontong royong, Pasumandan harus memiliki jiwa gontong royong, dan saling tolong menolong antara sesama keluarga baik pihak laki-laki maupun perempuan.
Gontong royong dalam segi apapun pekerjaannya menjadi tanggung jawab oleh seorang Pasumandan. Istilah Pasumandan sendiridapat di artikan sebagai bentuk kerja sama antara dua pihak yang memiliki hubungan, seringkali dalam konteks Pernikahan.
Filosofi dibalik gontong royong Kekeluargaan: Menguatkan ikatan sosial rasa kebersamaan dalam masyarakat. Persatuan: Melalui gontong royong, perbedaan suku, ras, dan agama terabaikan, dan semua orang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Solidaritas: Gontong royong menumbuhkan rasa saling peduli dan membantu sesama.
Musyawarah dan Mufakat, Seorang Pasumandan memiliki jiwa yang kritis dalam menghadapi masalah dan yang ada di pihak keluarga baik keluarga laki-laki maupun kelurga mereka sendiri.
Harus bisa dalam bermusyawarah dan mufakat, bisa menghargai pendapat orang lain, mendengarkan dengan seksama, menerima keputusan yang di berikan dan harus bisa menjaga perkatan dalam bermusyawarah atau mufakat, tidak mengabil keputusan sendiri dan juga memiliki rasa tanggung jawab.
Dalam Musyawarah adat, suara Pasumandan bisa menjadi penentu dalam mengambil keputusan. Bila salah satu keluarga Pasumandan terkena musibah atau punya hajat (acara), Pasumandan lainnya akan turut membantu secara moral maupun material.
Persaudaraan yang diperluas melalui ikatan pernikahan, dengan menjaga dan memperluas hubungan dengan keluarga pasangan, membangun komunikasi yang baik, menjaga silaturahmi, dan mengembangankan jaringan silaturahmi.
Pernikahan dapat menjadi sarana yang kuat untuk mempererat tali kekerabatan dan menciptakan linngkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
Menjaga marwah dan harga diri, Seorang Pasumandan juga memiliki marwah dan harga diri sesuai dengan isitilah, Perempuan di Minangkabau kok bajalan siganjua lalai pado pai, suruik nan balabiah samuik di pijak indak matialu tataruang patah tigo.
Maknanya: Pepatah ini menggambarkan bahwa perempuan Minang memiliki sifat yang lemah lembut , Namun dibalik kelembutan tersebut terdapat kekuatan dan ketegasan untuk menjaga harga diri dan kehormatannya sebagai seorang Perempuan Minang.
Pasumandan menekankan pentingnya etika dan tata karma dalam berinteraksi dengan orang lain. Menjaga etika dan tata karma membantu menjaga marwah karena prilaku yang tidak pantas dapat merusak reputasi dan citra diri di mata masyarakat.
Filosofi Pasumandan dalam menjaga marwah dan harga diri adalah tentang manjaga reputasi, etika, moral, dan perilaku yang pantas dalam masyarakat.
Dengan menjaga hal-hal ini, individu dapat mempertahankan mertabat dan nilai-nilai positif diri sendiri, serta menghindari perbuatan yang dapat merusak reputasi dan citra diri mereka sebagai Pasumandan di Minangkabau.
Pasumandan dalam budaya Minangkabau adalah bentuk hubungan kekeluargaan antara dua pihak yang menjadi besan karena anak-anak mereka menikah.
Hubungan ini bukan sekedar hubungan sosial biasa, tetapi melekat dengan nilai adat, etika, dan tanggung jawab sosial yang tinggi.
Dalam sistem masyarakat Minangkabau yang meterilineal dan sangat menjunjung adat, pasumandan berfungsi sebagai penjaga kehormatan, jembatan komunikasi, dan penguat solidaritas antar kaum. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih