![]() |
Ketua Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman, Dr. H. Rahmat Tuanku Sulaiman, S.Sos., M.M saat memimpin rapat. |
PARIK MALINTANG– Dari 518 kabupaten/kota di Indonesia, sebanyak 175 daerah lolos tahap awal untuk verifikasi penilaian Kabupaten/Kota Sehat (KKS) tahun 2025.
Kabupaten Padang Pariaman termasuk di dalamnya, sehingga perlu mempersiapkan dokumen dan langkah konkret menjelang verifikasi lanjutan tingkat nasional.
Ketua Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman, Dr. H. Rahmat Tuanku Sulaiman, S.Sos., M.M, menyampaikan hal tersebut pada pertemuan pembinaan FKS di Aula Dinas Kesehatan Padang Pariaman, Parikmalintang, Jumat (15/8/2025).
Pertemuan itu dihadiri Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Padang Pariaman Elia Munawwari, SKM., M.Kes, Sekretaris FKS Armaidi Tanjung, Wakil Ketua FKS Hasan Basri, 17 wali nagari, camat, dan pengurus FKS lainnya.
Menurut Rahmat, keberhasilan penilaian KKS tidak hanya bergantung pada Dinas Kesehatan, puskesmas, atau tenaga medis, tetapi memerlukan dukungan menyeluruh dari semua pihak, mulai dari bupati, kepala OPD, camat, wali nagari, Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKKS), Kelompok Kerja Nagari Sehat, hingga masyarakat.
“Bicara sehat bukan hanya urusan kesehatan formal. Banyak sumber penyakit berasal dari perilaku, budaya, dan kebiasaan yang sudah dianggap wajar, padahal tidak sehat. Karena itu, edukasi dan kesadaran masyarakat menjadi kunci,” tegas Rahmat yang juga pengasuh Ponpes Bustanul Yaqin Lubuk Alung ini.
Ia menekankan, kerja sama dan kepedulian terhadap lingkungan yang sehat adalah modal utama. Bahkan, nilai-nilai kesehatan sangat berkaitan dengan ajaran agama yang menuntun umat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan demi kelancaran ibadah.
“Masih banyak yang belum peduli lingkungan. Kita masih temui kebiasaan membuang sampah sembarangan, buang air besar sembarangan, dan pola makan yang tidak sehat,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris FKS Armaidi Tanjung menyoroti aspek kesehatan keluarga. Ia menilai, hubungan rumah tangga yang kurang harmonis bisa menjadi pintu masuk masalah kesehatan serius.
“Anak yang kehilangan figur ayah, misalnya, bisa mencari kasih sayang di luar rumah. Jika bertemu lingkungan yang salah, risiko terjerumus pada narkoba atau terkena penyakit seperti HIV/AIDS akan meningkat,” jelas Armaidi.
Dengan berbagai tantangan tersebut, Padang Pariaman menegaskan komitmennya untuk menghadirkan lingkungan sehat yang dimulai dari rumah, masyarakat, hingga tata kelola pemerintahan yang peduli kesehatan. (R/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih