Ini Kata Kadiskes Padang Pariaman dr.Aspinuddin Penyebab Penyakit Dipicu Oleh.....

Kapala Dinas Kesehatan Padang Pariaman dr.Aspinuddin, Pada Pembukaan pertemuan Validasi Data Akses Sanitasi Calon Korong SBS, Selasa (10/4/2018) di Aula Dinas Kesehatan Padang Pariaman ( Fhoto : Armaidi Tanjung )
Paritmalintang, BANGUNPIAMAN.COM, – Banyak jenis penyakit yang dapat dipicu akibat  buang air besar sembarangan (BABS). Sekalipun berbagai upaya yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dalam mencegah dan mengobati penyakit, tapi masih saja banyak warga yang mengalami penyakit. Bahkan ada kecenderungan jenis penyakit tertentu terus mengalami peningkatan.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dr. Aspinuddin pada pembukaan pertemuan Validasi Data Akses Sanitasi Calon Korong SBS, Selasa (10/4/2018) di aula Dinas Kesehatan Padang Pariaman. Tampil sebagai Narasumber Ketua Baznas Padang Pariaman Syamsuardi, Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman Armaidi Tanjung dengan moderator Kepala Bidang  Kesehatan Masyarakat Dinkes Padang Pariaman Zairil, SKM, M.Kes.

Menurut Aspinuddin, banyak penyakit yang ditimbulkan oleh BABS. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman melalui instruksi Bupati  nomor 1 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Sanitasi  Total Berbasis Masysarakat (STBM). Salah satu kegiatan pokok adalah mengupayakan nagari dan korong yang terbebas dari perilaku buang air sembarangan atau korong ODF ( Open Defecation Free).

”Insya Allah, 5 Mei mendatang akan dideklarasikan 100 korong ODF. Artinya, 100 korong di Padang Pariaman sudah bebas dari buang air sembarangan. Pemkab Padang Pariaman sendiri sudah mencanangkan Padang Pariaman Sehat (Papa Sehat). Setiap hari bidan desa yang tersebut di nagari-nagari, turun mengunjungi rumah-rumah warga,” kata Aspinuddin.

Dengan turunnya bidan desa ke rumah setiap hari, diharapkan dapat diketahui lebih dini penyakit yang diderita masyarakat. Sehingga dapat menurunkan kasus-kasus penyakit kronis dan butuh perawatan khusus. Jika bidan menemukan penyakit yang perlu penangganan lebih lanjut, dilaporkan ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan. Jika ada bidan desa yang tidak turun ke rumah warga, silakan walikorong melaporkan ke Puskesmas, kata Aspinuddin.

”Jika bidan desa menemukan 1 kasus warga terkena TBC, maka 1 tahun setelah peristiwa diketahui dapat menularkan kepada 10 orang lain yang terkena dampaknya. Jika ini bisa dicegah sedini mungkin, maka TBC tersebut tidak menular ke lain,” kata Aspinuddin.

Dibagian lain, Aspinuddin mengungkapkan sekitar  70 persen pasien meninggal dalam kondisi darurat karena keterlambatan pelayanan kesehatan. Karena itu di louncing nomor 119 (bebas) pulsa yang dapat melayani kendaraan ambulan gratis. Ambulan akan menjemput pasien ke rumahnya.

Ketua Baznas Padang Pariaman Syamsuardi menyebutkan, untuk mendukung pencapaian 100 korong  ODF tersebut, maka Baznas siap membantu pengadaan jamban sebanyak 100 unit. Setiap keluarga yang dibantu satu jamban dengan uang senilai Rp 900.000.

Sekretaris Forum Kabupaten Sehat Padang Pariaman Armaidi Tanjung menyebutkan, masih banyaknya masyarakat yang BABS perlu kesadaran semua pihak akan bahaya dari tinja manusia. Tinja manusia yang tidak ditampung di jamban (septick tank) tidak saja merusak lingkungan, tetapi juga mendatang malapetaka bagi orang lain. Bayangkan, kotoran tinja seseorang yang mengalami penyakit cacingan, juga bisa berpindah penyakitnya, gara-gara terinjak tinja yang dibuang sembarangan.

Dibagian lain, Kepala Bidang  Kesehatan Masyarakat Dinkes Padang Pariaman Zairil, SKM, M.Kes. Sebanyak 74 korong sudah mencapai angka 100% ODF, 15 korong kurang dari 80% dan sisanya 11 korong antara 80 hingga 99. ”Dari 593 korong, sebanyak 100 korong akan dideklarasi sebagai korong bebas buang air besar sembarangan. Sampai hari ini, sudah ada 78 korong yang bebas BABS,” kata Zairil. AT

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.