50 Orang Petani Jambu Merah di Padang Pariaman, Ikuti Pelatihan Agro Bisnis

Jambu Biji Merah ( Fhoto : Internet )
Paritmalintang,BANGUNPIAMAN.COM--Sebanyak 50 orang petani jambu biji merah  di Kecamatan VII Koto Sungai Sarik, mengikuti temu teknis pelatihan agro bisnis, Selasa (10/4) di BPP VII Koto Sungai Sarik.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman Yurisman, temu teknis ini bertujuan meningkatkan pengetahuan petani dalam mengelola jambu biji merah baik dari hulu sampai hilir. Sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan nilai tambah dari produk mereka.

Pelatihan ini, diharapkan usaha ini memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan perekonomian mereka, karena itu diperlukan pengelolaan yang baik dari hulu sampai ke hilir (agribisnis). 

Kegiatan agribisnis ini bisa diusahakan mulai dari pembibitan jambu biji yang nilai jualnya lebih kurang Rp. 25.000,- per batang dan pengolahan buah menjadi aneka ragam produk olahan yang mempunyai nilai jual tinggi.

Usaha pembibitan ini sudah dirintis oleh Muklis misalnya (Ketua Kelompok Tani Mutiara) bibit jambu biji yang dihasilkan sudah disertifikasi oleh  BPSB Provinsi Sumatera Barat.

Pada pelatihan tersebut bertindak sebagai nara sumber Ir. Syafrudin dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Kaltarina  dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Propinsi Sumatera Barat.

Petani yang mau meregistrasi kebun ini harus memahami cara budi daya yang baik (GAP), pengendalian hama penyakit, membuat catatan dalam pelaksanaan kegiatan kebunnya mulai dari hulu sampai kehilir yang sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur).


Registrasi lahan ini juga merupakan salah satu syarat petani untuk membuat sertifikasi keamanan pangan (Sertifikat prima) dalam menghadapi perdagangan bebas di ASEAN persyaratan buah yang diperdagangkan agar dapat bersaing dipasar bebas adalah buah –buahan tersebut harus memiliki sertifikat jaminan mutu (prima).

Dengan tersertifikatnya buah petani akan memperluas akses pasar dan meningkatkan nilai jual. Buah yang sudah tersertifikasi dapat dijual di retail-retail modern seperti supermarket, mini  market dan pasar modern lainnya.

Faktor lain yang sangat penting diperhatikan dalam usaha jambu biji merah adalah proses panen dan pasca panen buah. Kenapa kegiatan ini dikatakan sangat penting, karena di proses inilah terjadinya kehilangan hasil yang sangat besar. Hampir 30-35% produk hortikultura akan hilang diproses bila penanganannya tidak tepat.

"Karena itulah pengetahuan tentang panen dan pasca panen ini sangat diperlukan oleh petani untuk mengurangi kehilangan hasil produk mereka," ujar Purnama Dini Hari,S.TP, M.Sc selaku Narasumber dari Universitas Andalas.

Beliau pun menambahkan, salah satu cara lain untuk mengurangi kehilangan hasil adalah dengan melakukan pengolahan terhadap jambu biji tersebut, selain itu pengolahan diharapkan juga dapat meningkatkan nilai jual dan nilai tambah dari jambu biji ini.

Jambu biji dapat diolah menjadi aneka ragam produk olahan seperti, keripik, selai, dodol, sirup, jelli, permen, manisan dan produk olahan lainnya yang memiliki daya simpan yang lebih lama. Jambu biji merah segar hanya dapat bertahan selama satu sampai dua minggu jika disimpan pada suhu 10'C. Karena itu dengan pengolahan diharapkan dapat meningkatkan daya simpan dan nilai jual dari jambu biji ini. RKD, 2018. (rel/wis)










Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.