Kolaborasi Kemanusian Pasbar Kunjungi Novisa Bocah Pendarahan Otak

Dokumentasi Kolaborasi Kemanusiaan Pasaman Barat.

Kini kondisi Novisa mengidap pendarahan di otak diketahui setelah diperiksa di RS Yos Sudarso Padang. Pendarahan di otak itu menyebabkan Novisa lumpuh, tangan dan kakinya lurus saja, kaku dan tidak bisa ditekuk. Pertumbuhannya pun jadi terhambat.

PASAMAN BARAT
- Koloborasi Kemanusian Pasaman Barat Decky H Sahputra kunjungi Novisa bocah pendarahan di otak.

Ketua Koloborasi Kemanusian Pasbar Decky mengatakan demi menjalankan misi kemanusian di Pasaman Barat.

"Kami Koloborasi Kemanusian Pasaman Barat datang ke keluarga Novisa,  melihat kondisi balita berumur 1 tahun 9 bulan yang mengalami kelumpuhan akibat pendarahan di otak sejak umur 45 hari," ulasnya

Berdasarkan informasi yang kami himpun Novisa adalah anak pertama dari Alma Yohanda (22 th).

Malangnya  bayi ini, ayahnya sudah pergi begitu saja meninggalkan ibunya saat Novisa masih dalam kandungan. Sehingga praktis Novisa hanya dirawat oleh ibunya bersama kakek dan neneknya.

Kini kondisi Novisa mengidap pendarahan di otak diketahui setelah diperiksa di RS Yos Sudarso Padang. Pendarahan di otak itu menyebabkan Novisa lumpuh, tangan dan kakinya lurus saja, kaku dan tidak bisa ditekuk. Pertumbuhannya pun jadi terhambat.

Ketika dibawa ke Rumah Sakit Yos Sudarso Padang pihak kelaurga tidak mampu membayar pengobatan dan melihat kondisi itu MRPB Peduli/ KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat - KKPB langsung membantu, sudah sampai sekarang sudah 1 tahun 7 bulan.

Biasanya, setiap bulan kakek Novisa, Deni (49 th) datang menjemput bantuan rutin untuk biaya terapi Novisa, karena Novisa harus menjalani terapi di RSUD Pasbar, minimal sekali seminggu sampai Novisa berumur 3 tahun.

Dan saudara Deni lah yang menjadi tulang punggung keluarga, berjualan es keliling dengan sepeda motornya. Namun sejak pandemi Covid-19, pak Deni terhenti berjualan karena tak ada yang membeli. Iuran BPJS pun menunggak maka perlu bantuan kita semua.

Kondisi pak deni sampai sampai menjual motornya untuk menutupi kebutuhan hidup, sehingga dia kesulitan untuk datang menjemput bantuan rutin dari MRPB Peduli/KKPB. Karena itulah sore ini kita datang mengantarkan bantuan biaya terapi sekaligus melihat langsung kondisi Novisa.

Berdasarkan wawancara dengan TIM KBPB dengan Pak Deni mengeluhkan tidak pernah mendapatkan bantuan apapun. Masalahnya, keluarga ini dianggap mampu karena tinggal di rumah yang cukup bagus.

Padahal rumah yang ditempati keluarganya itu adalah rumah orang lain yang bekerja di PTP di Jambi. Mereka disuruh menghuni daripada rumah itu kosong dan telantar. Sementara mereka sendiri belum punya rumah.

Pak Deni berulang kali mengucapkan terimakasih dan minta maaf karena telah merepotkan kita. Namun kita bilang bahwa kita hanya menyampaikan bantuan dari para donatur.

Kepada para dermawan yang ingin ikut berkontribusi dalam gerakan sosial kemanusiaan ini, silahkan salurkan infaknya melalui rekening MRPB PEDULI di BRI Cab. Pasaman Barat,  no. rekening 0615-01-008410-53-1.

#BerbagiTakPernahRugi
#KolaborAksi_Kemanusiaan_Pasaman_Barat
#MRPB_PEDULI
#MajelisMujahidin
#LaskarMujahidin
#WorldHumanCare (#WHC)
#PPS_BundoKanduang
#YayasanUmmahatInayah
#SolidaritasPeduliSesama
#GenerasiAirBangisBerbagi
#Talamau_Peduli
#PandahArtGreen
#YayasanGerakanBundaBerbagi
#Parak_School
#Anak_Maligi_Peduli
#LDK_AlUkhuwah_STAI_Yaptip
#Kinali_Peduli
#HIGMASK_SeberangKenaikan
#Aua_Kuning_Peduli
#RelawanAnakNagari_STAK
#Sebar_Pukat_Sasak
#BersamaKitaBisa

(Robi Irwan)
Diberdayakan oleh Blogger.