PUISI : Abdul Jamil Al Rasyid Part II

 

Fhoto By Google Image/Kompasiana

Bebaskan 

Aku masih bisa bernapas

Aku ingin seperti burung

Mengudara di ruang hampa

Tanpa ada yang menyayangga

Kebebasan tak selalu sama...

Kebebasan tentang udara kita yang berbeda

Aku bagai terbelenggu

Dibawah alam bawah sadarku.

Masa depanku bukan kau


Bunga 

Dengarkan aku

Bebaskan aku dari jeruji ini

Oh Tuhan

Aku mohon

Wahai semesta

Bebaskan aku

Tandikat, 19 September 2020



Peci dan kepala

Kau begitu mempesona...

Indah dipandang pelupuk mata..

Kau bisa dikenakan sepanjang hari..

Kau juga suci...

Tidak bisa dikenakan di mata kaki...

Kau bagaikan diikat dengan tali...

Tak boleh dipisahkan lagi....

Tandikat, 20september 2020


Jiwa

Suara ku sudah parau...

Kakiku sudah patah...

Dingin badanku...

Hatiku bagaikan es...

Jiwaku bagaikan gempa....

Jiwaku layaknya diterjang tsunami...

Jiwaku tumbang layaknya batang pohon...

Jiwaku bagaikan silet...

Jiwaku penuh debu..

Jiwa...

Mengapa kau gila...?

Karena apa kau bisa seperti ini?

Tolong katakan padaku...

Tandikat, 21 September2020



Hijrahku

Dulu aku begitu kumuh...

Pakaianku begitu lusuh...

Aku layaknya musang...

Mencari ayam di setiap malam...


Tapi semenjak kecelakaan itu..

Jiwaku layaknya gempa...

Goncangan hebat disetiap jiwaku...

Hatiku berdesir mengingat malam itu...


Semuanya berubah dalam sekejap...

Beratus-ratus hari aku mengurung diri...

Tapi ada kenikmatan seperti candu...

Seorang diri tanpa mentari menyinari...


Terima kasihku padamu....

Kau telah megilhamiku...

Pada kau aku kembali...

Pada kau aku berserah diri...

Tandikat, 21 September 2020


Rindu

Sayup ku dengar angin malam ini

Sayup nafasku berderai tiada henti

Maafku hanya ilusi

Doaku dalam sebilah Rindu

Tandikat, 5 Oktober 2020


Penulis  Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas  Patamuan Tandikek

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.