Memahami Peran Perempuan dalam Budaya Minangkabau


Oleh  : Petri Yanti/Prodi : Sastra Minangkabau Universitas Andalas


1. Penjaga Adat dan Tradisi

Perempuan Minangkabau berperan penting dalam menjaga adat dan tradisi Minangkabau. Mereka bertanggung jawab untuk meneruskan pengetahuan dan nilai-nilai budaya kepada generasi berikutnya. 

Hal ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti :

  1. Pendidikan: Perempuan Minangkabau mendidik anak-anak mereka tentang adat dan budaya Minangkabau, baik secara formal maupun informal.
  2. Upacara adat: Perempuan Minangkabau terlibat dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, kematian, dan pengambilan keputusan penting di nagari (desa adat).
  3. Seni dan budaya: Perempuan Minangkabau aktif dalam seni dan budaya Minangkabau, seperti menari, menyanyi, dan menenun.

2. Pemilik Harta Pusaka

Dalam sistem matrilineal Minangkabau, perempuan memiliki hak atas harta pusaka keluarga. Harta pusaka ini biasanya berupa tanah, rumah, dan pusaka lainnya. Perempuan berhak mengelola dan mewariskan harta pusaka ini kepada anak perempuan mereka.

3. Pemimpin Keluarga

Perempuan Minangkabau juga berperan sebagai pemimpin keluarga. Mereka bertanggung jawab untuk mengurus rumah tangga, membesarkan anak-anak, dan mengelola keuangan keluarga. Perempuan Minangkabau memiliki suara yang kuat dalam pengambilan keputusan keluarga.

4. Peran dalam Masyarakat

Perempuan Minangkabau juga aktif dalam berbagai bidang di masyarakat, seperti:

Pendidikan: Perempuan Minangkabau bekerja sebagai guru, dosen, dan profesional lainnya.

  1. Politik: Perempuan Minangkabau terlibat dalam politik dan pemerintahan, baik di tingkat lokal maupun nasional.
  2. Ekonomi: Perempuan Minangkabau menjadi pengusaha dan wirausahawan.
  3. Organisasi sosial: Perempuan Minangkabau aktif dalam berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan.

Peran perempuan Minangkabau dalam budaya telah berkembang dan berubah seiring waktu. Namun, peran mereka sebagai penjaga adat dan tradisi, pemilik harta pusaka, pemimpin keluarga, dan anggota aktif masyarakat tetap penting dan tidak tergantikan.

Perempuan Minangkabau memiliki peran yang sangat penting dan istimewa dalam budaya Minangkabau. Mereka adalah penjaga adat dan tradisi, pemilik harta pusaka, pemimpin keluarga, dan anggota aktif masyarakat. 

Peran mereka telah berkembang dan berubah seiring waktu, namun tetap penting dan tidak tergantikan.

Berikut adalah beberapa pendapat ahli Minangkabau tentang peran perempuan dalam budaya :

  1. Prof. Dr. Siti Rafiah, M.Pd., Guru Besar Universitas Andalas, Padang, mengatakan bahwa perempuan Minangkabau memiliki peran sentral dalam menjaga kelestarian budaya Minangkabau. Menurutnya, perempuan Minangkabau adalah penjaga nilai-nilai luhur budaya, seperti kearifan lokal, gotong royong, dan musyawarah mufakat.
  2. Dr. Irman Koto, Peneliti dari Universitas Negeri Padang, mengatakan bahwa perempuan Minangkabau memiliki peran penting dalam kepemimpinan. Menurutnya, perempuan Minangkabau memiliki kemampuan dan potensi yang tidak kalah dengan laki-laki untuk memimpin. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perempuan Minangkabau yang berhasil dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan sosial.
  3. Dra. Nelmawati, M.Si., Aktivis perempuan Minangkabau, mengatakan bahwa perempuan Minangkabau harus terus diberdayakan agar dapat berperan lebih aktif dalam pembangunan. 

Menurutnya, perempuan Minangkabau memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa dan negara.

Para ahli Minangkabau sepakat bahwa perempuan Minangkabau memiliki peran penting dan istimewa dalam budaya Minangkabau. 

Mereka adalah penjaga adat dan tradisi, pemilik harta pusaka, pemimpin keluarga, dan anggota aktif masyarakat. Peran mereka telah berkembang dan berubah seiring waktu, namun tetap penting dan tidak tergantikan.

  1. Dr. Hamka Abbas, Budayawan Minangkabau, menekankan peran "Bundo Kanduang" sebagai "Limpapeh Rumah Nan Gadang" (tiang penyangga rumah gadang). Ini menunjukkan bahwa perempuan Minangkabau adalah pengayom dan penjaga keutuhan keluarga serta masyarakat.
  2. Prof. Dr. Azyurmardi Azra, Antropolog Minangkabau, melihat perempuan Minangkabau sebagai "Panghulu Adat" (pemimpin adat) di ranah internal (lingkup keluarga). Perempuan memiliki otoritas tinggi dalam pengambilan keputusan keluarga, terutama yang berkaitan dengan pendidikan anak dan pengelolaan harta pusaka.
  3. Nurhayati Rahman, S.Sos., M.I.Kom., Aktivis Perempuan Minang, menyoroti peran perempuan Minangkabau dalam bidang ekonomi. Perempuan Minang dikenal sebagai sosok yang mandiri dan ulet, terbukti dengan banyaknya yang menjadi pengusaha dan penggerak ekonomi keluarga.

Peribahasa Minangkabau

Selain pendapat ahli, peribahasa Minangkabau juga merefleksikan pandangan masyarakat terhadap peran perempuan. 

Berikut beberapa contoh:

  1. Adaik diturunkan mamak, pusako diturunkan bundo kanduang" (Adat diwariskan mamak, pusaka diwariskan bundo kanduang) - Peribahasa ini menegaskan peranan ganda perempuan, yakni memegang teguh adat dan mengelola harta pusaka.
  2. Bundo kanduang lantai nan indak laliek"(Bundo kanduang lantai yang tidak retak) - Peribahasa ini menggambarkan perempuan sebagai perekat dan penguat keharmonisan keluarga.
  3. Laki-laki mencarikan penghidupan, perempuan mamakik rumah tangga" (Laki-laki mencari nafkah, perempuan mengurus rumah tangga) - Peribahasa ini menunjukkan pembagian peran tradisional, namun perlu dipahami bahwa peran perempuan tidak terbatas pada ranah domestik saja.

Para ahli dan peribahasa Minangkabau sepakat bahwa perempuan memegang peranan sentral dalam budaya. Pandangan ini tercermin dari sebutan "Bundo Kanduang" dan berbagai tanggung jawab yang diemban. 

Peran tersebut terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, namun esensinya sebagai penjaga adat, pemimpin keluarga, dan anggota aktif masyarakat tetap terjaga. (**/)

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.