Menanti Pimpinan Baru BAZNAS Padang Pariaman

0
Kantor BAZNAS Padang Pariaman


Oleh : Darwisman


Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Padang Pariaman saat ini berada pada persimpangan penting. Setelah berakhirnya masa jabatan pimpinan sebelumnya, masyarakat kini menanti figur baru pasca seleksi yang sudah dilakukan, sehingga kedepannya mampu membawa semangat pembaruan dalam pengelolaan zakat. 


BAZNAS Padang Pariaman bukan hanya sebagai lembaga penyalur dana, tetapi juga sebagai institusi strategis dalam pengentasan kemiskinan daerah.


Pimpinan baru BAZNAS Padang Pariaman harus memiliki visi yang kuat dan keberanian untuk berinovasi. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menggaet dana zakat dari para muzakki, terutama dari kalangan pegawai, pengusaha, dan masyarakat umum yang lebih luas.


Masih banyak potensi zakat yang belum tergarap secara optimal karena minimnya pendekatan yang tepat dan kurangnya kepercayaan publik.


Inovasi dalam sosialisasi dan penghimpunan zakat menjadi sangat penting. BAZNAS Padang Pariaman perlu menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, tokoh agama, dan institusi pemerintah untuk mendorong kesadaran zakat. 


Selain itu, penguatan kehadiran di media sosial dan platform digital akan membantu menjangkau generasi muda yang melek teknologi.


Namun, zakat bukan sekadar terkumpul dalam jumlah besar. Kinerja pengelolaan zakat harus terukur dan bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. 


Pimpinan BAZNAS Padang Pariaman ke depan dituntut menghadirkan program-program pemberdayaan yang menyentuh akar persoalan kemiskinan, seperti bantuan modal usaha, pelatihan keterampilan, hingga beasiswa pendidikan bagi keluarga miskin.


Zakat yang dihimpun sejatinya ditujukan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, yaitu masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Di Padang Pariaman, masih banyak warga yang penghasilannya tidak mencukupi untuk kebutuhan dasar. 


Oleh karena itu, validasi data mustahik (penerima zakat) harus dilakukan secara cermat agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.


Penyaluran zakat tidak boleh dilakukan secara seremonial saja. Harus ada evaluasi terhadap dampak dari program bantuan tersebut. Apakah mustahik yang menerima zakat mengalami perbaikan ekonomi? Apakah bantuan yang diberikan berkelanjutan? Inilah indikator yang harus dipantau oleh pimpinan baru agar BAZNAS Padang Pariaman tidak terjebak pada pola konsumtif semata.


Transparansi menjadi syarat mutlak dalam mengelola dana zakat. Kepercayaan publik akan tumbuh bila setiap rupiah yang disalurkan dapat dipertanggungjawabkan. 


Untuk itu, digitalisasi pengelolaan keuangan BAZNAS Padang Pariaman sangat diperlukan. Sistem laporan yang berbasis aplikasi akan memudahkan audit, mempercepat layanan, dan meningkatkan efisiensi operasional.


Selain itu, pimpinan baru harus memastikan bahwa organisasi BAZNAS Padang Pariaman berjalan secara profesional. SDM yang kompeten, pengelolaan administratif yang rapi, serta budaya kerja yang akuntabel adalah pondasi utama dalam memperkuat institusi ini. BAZNAS Padang Pariaman harus menjadi lembaga yang bersih dan bebas dari kepentingan politik atau kelompok tertentu.


Program BAZNAS Padang Pariaman juga harus inklusif. Tidak hanya bagi umat Islam saja, tetapi juga memberi manfaat kepada masyarakat lintas golongan dalam bentuk program sosial umum. Seperti bantuan bencana, pengobatan gratis, atau penyediaan air bersih di daerah terpencil. Dengan demikian, kehadiran BAZNAS  Padang Pariaman benar-benar menjadi solusi atas persoalan sosial.


Pimpinan baru harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah. Dukungan anggaran, kebijakan, dan sinergi lintas OPD akan memperkuat keberadaan BAZNAS Padang Pariaman di tengah masyarakat. Program pengentasan kemiskinan bisa lebih terintegrasi dan menghindari tumpang tindih.


Evaluasi program tahunan menjadi keharusan. Target penghimpunan zakat harus diimbangi dengan capaian program penyaluran yang terukur. Laporan kinerja harus dibuka kepada publik, tidak hanya kepada Dewan Pengawas atau Pemerintah Daerah. Keterbukaan ini akan menjadi nilai tambah dalam menjaga kredibilitas lembaga.


Sebagai lembaga keagamaan, BAZNAS Padang Pariaman juga harus menjaga nilai-nilai syariah dalam seluruh prosesnya. Penyaluran zakat, infak, dan sedekah tidak hanya berpihak kepada penerima manfaat, tapi juga harus menjaga keberkahan dana umat. Hal ini harus ditanamkan dalam setiap keputusan dan kebijakan pimpinan ke depan.


Masyarakat berharap pimpinan baru nantinya mampu bekerja secara cepat, cermat, dan amanah. Jangan sampai jabatan tersebut hanya menjadi formalitas atau ajang eksistensi pribadi. Kinerja nyata dan kepedulian terhadap kaum dhuafa adalah tolok ukur utama keberhasilan.


Dengan semangat perubahan dan dukungan semua pihak, BAZNAS Padang Pariaman berpeluang menjadi lembaga yang profesional, akuntabel, dan berdampak luas. Pimpinan baru diharapkan mampu menjawab harapan tersebut, sekaligus membawa BAZNAS naik kelas sebagai penggerak kesejahteraan umat di daerah.


Kini masyarakat hanya bisa menanti. Siapakah yang akan dipercaya mengemban amanah besar ini? Semoga pimpinan baru BAZNAS Padang Pariaman ke depan mampu menjadi pemimpin yang amanah, kreatif, dan berpihak pada rakyat kecil. (**/)

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top