Mengenal Sejarah Tabuik Pariaman : Tradisi Unik Penuh Makna di Sumatera Barat

0

 

Tabuik Pariaman Ketika Sudah Berada di Tepi Laut. Foto google image

Oleh : Darwisman, Bangun Piaman


Tabuik Pariaman adalah salah satu tradisi budaya yang sangat terkenal di Sumatera Barat. Festival ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan warisan budaya yang mengandung nilai sejarah dan religius yang mendalam. Jika Anda mencari wisata budaya unik di Indonesia, Tabuik adalah salah satu agenda yang wajib disaksikan.


Asal Usul Tradisi Tabuik di Pariaman


Tradisi Tabuik berasal dari kata “Tabut,” yang berarti peti atau tandu. Awalnya, tradisi ini merupakan bagian dari peringatan Hari Asyura, yaitu hari mengenang gugurnya Imam Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam peristiwa Tragedi Karbala pada 10 Muharram.


Dipercaya bahwa perayaan Tabuik pertama kali diperkenalkan oleh para perantau asal India yang bekerja di wilayah Pariaman pada abad ke-19.  Dalam memperingati Asyura, yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat Minangkabau menjadi festival budaya lokal.


Filosofi Tabuik : Lebih dari Sekadar Tontonan


Masyarakat Pariaman mengangkat perayaan ini bukan dalam konteks agama, tetapi sebagai warisan budaya. Tabuik menjadi simbol perjuangan, pengorbanan, dan peringatan atas nilai-nilai keadilan.


Replika Tabuik berbentuk menara bertingkat, dengan patung kuda bersayap di atasnya. Patung kuda tersebut sering disebut sebagai Buraq, makhluk legendaris tunggangan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Namun dalam konteks Tabuik, ia melambangkan kendaraan arwah para syuhada menuju surga.


Prosesi Perayaan Tabuik Pariaman


Perayaan Tabuik biasanya berlangsung selama 10 hari, dimulai sejak awal bulan Muharram. Berikut adalah beberapa tahapan penting dalam perayaan ini:


1. Maambiak Tanah


Prosesi pertama, yaitu pengambilan tanah, melambangkan penciptaan manusia dan hubungannya dengan bumi.


2. Manabang Batang Pisang


Selanjutnya, dilakukan ritual menebang batang pisang yang menjadi simbol jasad Imam Husain.


3. Maarak Jari-jari dan Maarak Saroban


Prosesi arak-arakan yang melibatkan masyarakat setempat. Suasana menjadi meriah dengan iringan musik tradisional seperti gendang tasa.


4. Puncak Acara: Membuang Tabuik ke Laut


Puncaknya adalah prosesi pembuangan Tabuik ke laut. Dua Tabuik dari dua kelompok berbeda, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, diarak menuju Pantai Gandoriah. Setelah bertemu, keduanya akan dihanyutkan ke laut sebagai simbol pelepasan duka dan penghormatan kepada arwah para syuhada.


Tabuik Pariaman: Perpaduan Tradisi, Budaya, dan Pariwisata


Setiap tahun, ribuan orang memadati Kota Pariaman untuk menyaksikan perayaan Tabuik. Bukan hanya masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan dari berbagai daerah bahkan mancanegara. Ini menjadi potensi besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat.


Pemerintah Kota Pariaman sendiri secara rutin memasukkan Tabuik sebagai bagian dari agenda pariwisata Sumatera Barat. Berbagai atraksi pendukung seperti pertunjukan seni, bazar UMKM, hingga festival kuliner turut memeriahkan suasana.


Nilai Spiritual di Balik Tabuik


Di balik kemeriahan festival, Tabuik tetap menyimpan nilai spiritual yang dalam. Tradisi ini menjadi pengingat tentang perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan, serta pentingnya mengenang sejarah umat Islam, khususnya tragedi Karbala.


Lebih dari itu, Tabuik menjadi simbol persatuan masyarakat Pariaman, tanpa memandang latar belakang. Semua bersatu untuk merayakan warisan budaya bersama.


Tabuik di Tengah Tantangan Modernisasi


Seiring berkembangnya zaman, tantangan dalam melestarikan tradisi Tabuik pun muncul. Generasi muda mulai tergerus budaya modern dan teknologi. 


Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk terus mengenalkan tradisi ini kepada generasi muda, baik melalui pendidikan formal, media sosial, hingga pelibatan aktif dalam prosesi Tabuik.


Penutup : Warisan Budaya yang Harus Dijaga


Tabuik bukan hanya sekadar festival tahunan, tetapi merupakan identitas budaya masyarakat Pariaman. Tradisi ini memperkaya khazanah budaya Indonesia dan menjadi bukti bahwa keberagaman bisa menyatu dalam sebuah perayaan yang indah.


Jika Anda ingin menyaksikan langsung perpaduan sejarah, budaya, dan keindahan pesisir Sumatera Barat, datanglah ke Pariaman saat Festival Tabuik berlangsung. 


Rasakan semangat perjuangan dan kebersamaan masyarakat Pariaman yang akan membuat pengalaman wisata Anda tak terlupakan. (***/)




Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top