![]() |
PADANG-Peran guru penggerak literasi di sekolah-sekolah mendorong lomba menulis surat yang diselenggarakan DPD Satupena Sumatera Barat yang difasilitasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumatera Barat serta didukung oleh anggota DPRD Sumbar, Albert Hendra Lukman.
Proses kegiatan lomba ini berlangsung sejak Mei hingga Juni, untuk kemudian dewan juri bersidang menetapkan 25 nominasi untuk masing-masing kriteria.
Puncak acara kegiatan ini adalah pada Agustus dan nominasi terpilih akan mempresentasikan suratnya dihadapan juri untuk memilih 8 terbaik masing-masing kategori.
Lomba menulis surat bagi guru dan siswa yang diikuti guru SD, SMP, SMA/SMK/MA/SLB/sederajat di Sumatera Barat dan siswa siswa SMP/MTs, SMA/SMK/MA/SLB/sederajat di Provinsi Sumatera Barat cukup diminati apalagi guru penggerak di sekolah itu memainkan perannya dan mendorong murid dan guru untuk mau dan tetap menulis.
Hal ini terbukti dengan antusiasnya murid-murid SMA Pariaman mengikuti lomba menulis ini.
Erlinawati selaku guru dan ketua lomba di sekolahnya mendorong siswanya untuk ikut.
Mereka menyeleksi dari 167 siswa SMA Negeri 1 Sungai limau tersebut untuk menetapkan pemenangnya.
Bahkan sekolah menyediakan hadiah kepada juara satu hingga tiga berupa uang tunai dan penghargaan 10 nominasi terbaik mendapatkan souvenir buku serta dikirim ke panitia DPD SatuPena Sumbar mewakili sekolahnya.
Demikian juga yang dilakukan Guru Pembimbing Dilla, S.Pd di SMPN 2 Bukittinggi.
Semua siswa yang ada 960 orang, yang termotivasi ikut seleksi lebih kurang 200 orang.
Lolos sebagai nominasi terbaik sebanyak 10 orang untuk dikirim ke Panitia.
Ketua DPD Satupena Sumatera Barat Sastri Bakry, sabtu (14/6/2025) di sekretariat Satupena Sumatera Barat menjelaskan, budaya literasi akan terbangun jika guru penggerak semangat membina dan mendidik muridnya untuk menuliskan isi hatinya tentang proses belajar mengajar di sekolah, panitia sangat terbantu jika para guru penggerak literasi
mendorong dan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswanya, lalu ikut menyeleksinya.
Ketua Panitia lomba, Armaidi Tanjung yang juga sekretaris SatuPena Sumbar, ikut membenarkan.
"Bisa dibayangkan jika juri harus menilai seluruh peserta lomba yang bisa mencapai ratusan bahkan ribuan seperti tahun lalu, makanya kami memberikan ruang agar guru penggerak literasi untuk tetap semangat mendorong siswanya dan melakukan seleksi di tahap awal.
Dari surat-surat yang sudah masuk, kata Armaidi, banyak hal yang selama ini tidak diketahui dari guru-guru terhadap siswanya.
Begitu pula sebaliknya, bagaimana perasaan dan pikiran siswa terhadap gurunya selama belajar di sekolah.
Banyak pengalaman unik dan mengharukan disampaikan dalam surat tersebut.
“Karena itu soal batasan waktu tak begitu ketat mengingat puncak acara adalah bulan Agustus. Apalagi keinginan kita adalah membina budaya literasi, jadi kita menerima juga keterlambatan pengiriman. Sampai kemarin surat- surat yang masuk ke sekretariat Satupena bertubi-tubi datang , ini membanggakan," ujarnya.
Meski juri kerja berat karena harus membaca seluruh surat peserta lomba tetapi target membudayakan literasi menjadi misi panitia.
"Kita ingin tahu bagaimana mereka mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pikiran dari guru dan siswa kita. Kita juga menghimbau agar para guru-guru penggerak, guru motivator di masing-masing satuan pendidikan bisa mendorong siswanya untuk memanfaatkan kesempatan ini,” kata Sastri Bakry, tokoh perempuan Sumatera Barat yang sudah banyak meraih penghargaan di bidang sastra dan kepenulisan ini.(***)
Kontributor : Lasman Simanjuntak
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih