![]() |
Mahasiswa KKN Universitas Andalas melakukan penyuluhan kepada ibu balita di Nagari Nan Limo (Sumber: Dokumentasi Silwa) |
Oleh : Silwa Maidatul Chaira, Mahasiswa KKN Universitas Andalas (Program Studi Kebidanan Universitas Andalas)
-------------------
Stunting masih menjadi tantangan serius bagi pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, termasuk di wilayah pedesaan seperti Nagari Nan Limo, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.
Upaya membangun generasi unggul yang bebas dari stunting terus dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Salah satu wujud nyata komitmen tersebut terlihat dalam kegiatan Penyuluhan Stunting dan Pemeriksaan Balita yang digelar di Kantor Wali Nagari Nan Limo, sekaligus menjadi rangkaian Lomba Balita Sehat tingkat nagari.
Sejak pagi, tim gabungan yang terdiri dari mahasiswa KKN Universitas Andalas, bidan nagari, dan kader kesehatan setempat melakukan pemeriksaan kesehatan balita.
![]() |
Nagari Nan Limo Gencarkan Pencegahan Stunting Lewat Penyuluhan dan Lomba Balita Sehat |
Pemeriksaan meliputi pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan lingkar kepala untuk mendeteksi risiko stunting sekaligus menilai status gizi.
Pelaksana kegiatan, Silwa Maidatul Chaira, mahasiswa KKN Unand, tidak hanya memimpin pemeriksaan, tetapi juga memberikan penyuluhan kepada para ibu balita.
Materi yang disampaikan mencakup pentingnya gizi seimbang, pola asuh yang tepat, dan manfaat rutin memanfaatkan layanan posyandu.
“Kita ingin membangun generasi unggul dari nagari kita. Semua dimulai dari balita yang sehat,” ujarnya.
Dua tenaga kesehatan, Bidan Wati dan Bidan Annisa, turut mendampingi kegiatan ini. Bidan Wati menekankan bahwa stunting bukan sekadar masalah tinggi badan, tetapi juga berdampak pada kecerdasan anak di masa depan. Sementara Bidan Annisa mengingatkan pentingnya kehadiran ibu di posyandu setiap bulan.
![]() |
Lomba Balita Sehat dibagi menjadi dua kategori usia, yakni 6 bulan–<3 tahun dan 3–5 tahun. Setiap jorong di Nagari Nan Limo diminta mengirimkan dua perwakilan untuk tiap kategori.
Dari tujuh jorong — Sungai Baluka, Kuran-Kuran, Paninggiran Ateh, Paninggiran Baruah, Bateh Sariak, Sariak Laweh, dan Tunggua Banio — beberapa jorong tidak mengirimkan peserta untuk kategori tertentu. Meski begitu, kegiatan tetap berlangsung lancar dan disambut positif.
Setiap balita yang ikut lomba menjalani pemeriksaan gizi dan tumbuh kembang terlebih dahulu, kemudian dinilai berdasarkan indikator lomba. Hasil pemeriksaan dicatat untuk evaluasi posyandu setempat.
Antusiasme warga terlihat jelas. Eka (28), ibu dari Jorong Tunggua Banio, mengaku baru pertama kali memahami stunting secara menyeluruh.
“Biasanya saya hanya tahu dari cerita orang tua, tapi sekarang paham pentingnya memberi makanan sesuai usia dan rutin cek ke posyandu,” katanya.
Hal serupa diungkapkan Rismayenti (31) dari Jorong Sungai Baluka yang berharap kegiatan seperti ini diadakan lebih sering.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, membuat kami lebih tahu cara merawat anak dengan benar,” ujarnya.
Selain memberikan edukasi, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antarwarga. Para ibu saling bertukar pengalaman, sementara anak-anak menikmati lomba dan mendapatkan hadiah sederhana sebagai bentuk apresiasi.
![]() |
Pemerintah Nagari Nan Limo turut hadir dan menyatakan dukungan penuh. Seorang perwakilan wali nagari menegaskan bahwa program ini selaras dengan upaya nagari meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Kegiatan seperti ini menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan balita. Balita yang sehat bukan hanya aset keluarga, tetapi juga menjadi kekuatan nagari untuk bangkit dan mandiri di masa depan. (***/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih