![]() |
Bupati JKA didampingi Sekda Rudy Rapenaldi Rilis dan Kabag Prokompim Anton Wira Tanjung Menerima Audiensi Operator dan Penjaga Sekolah se Padang Pariaman |
Bertahun-tahun mereka menunggu dalam ketidakpastian. Setiap hari datang ke sekolah, menjaga, mengoperasikan, melayani.
Gaji tak seberapa, status tak jelas, namun pengabdian tak pernah surut. Itulah keseharian ratusan tenaga operator dan penjaga sekolah di Kabupaten Padang Pariaman.
Kini, penantian panjang itu akhirnya menemukan jawaban. tenaga sekolah operator dan penjaga sekolah tersebut akan diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.
Bagi mereka, kabar ini bukan sekadar pengumuman administratif. Ini adalah wujud nyata pengakuan negara atas kerja keras dan dedikasi yang telah diberikan selama bertahun-tahun.
“ASN itu ASN. Tak masalah paruh waktu, yang penting kami diakui dan diberi kepastian,” begitu ungkapan syukur yang berulang kali terdengar dari bibir para calon PPPK.
Momen syukur itu terlihat jelas saat para calon PPPK beraudiensi dengan Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis, pada Kamis (18/9/2025). Pertemuan itu berlangsung sederhana, namun penuh makna.
Mereka datang tidak dengan jas mewah atau hadiah mahal, melainkan dengan aneka hasil bumi dari ladang sendiri. Ada jagung manis, kelapa muda, ubi singkong, hingga terong segar. Semua dibawa dengan hati tulus sebagai tanda terima kasih.
Pemandangan itu menyentuh siapa pun yang hadir. Bagaimana tidak, hasil kebun sederhana yang biasanya jadi santapan sehari-hari kini berubah makna: simbol ketulusan, rasa syukur, sekaligus doa yang dipersembahkan untuk sang pemimpin daerah.
Bupati John Kenedy Azis menerima persembahan itu dengan senyum haru. Ia memahami betul betapa besar perjuangan tenaga-tenaga sekolah ini.
“Semoga setelah diangkat nanti, bapak-ibu bisa menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab serta memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ucapnya dengan penuh keyakinan.
Bagi Bupati, pengangkatan ini bukan sekadar memenuhi regulasi, tapi juga bentuk penghormatan kepada orang-orang yang sudah lama menjaga keberlangsungan pendidikan di Padang Pariaman.
Ia menegaskan, pemerintah daerah tak ingin perjuangan mereka berlalu begitu saja tanpa kepastian. “Kami ingin memastikan bahwa pengabdian bapak-ibu mendapat tempat yang semestinya,” katanya.
Audiensi yang berlangsung hangat itu juga menjadi simbol kedekatan pemerintah dengan rakyatnya. Tidak ada jarak yang memisahkan. Yang ada hanyalah rasa saling menghargai dan saling mendukung.
Banyak calon PPPK yang tak kuasa menahan air mata. Penantian panjang yang dulu terasa berat kini berubah menjadi kebahagiaan yang tak ternilai.
“Ini bukan hanya soal status, tapi tentang penghargaan. Kami merasa akhirnya negara melihat kami,” ujar seorang calon PPPK dengan suara bergetar.
Kisah ini menjadi potret nyata bahwa pengabdian tak pernah sia-sia. Meski lama, meski penuh perjuangan, pada akhirnya harapan selalu menemukan jalannya.
Bagi para tenaga sekolah itu, status ASN PPPK paruh waktu adalah secercah cahaya baru. Ia memberi harapan, semangat, dan kebanggaan yang akan mereka bawa saat kembali mengabdi di sekolah masing-masing.
Suasana audiensi berakhir dengan senyum lebar dan doa yang mengalun lirih. Tak ada pesta megah, tak ada sorak-sorai, hanya hati yang penuh syukur.
Ribuan tenaga sekolah Padang Pariaman kini menatap masa depan dengan keyakinan baru. Mereka siap melanjutkan pengabdian dengan status baru: abdi negara yang diakui, meski paruh waktu, namun dengan hati penuh waktu. (Redaksi)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih