“Nenek Patriot Padang Pariaman: Berkorban Demi Cucu, Dikenang dengan Air Mata”

0
Bupati John Kenedy Azis Saat Melepas Menuju Pemakaman


PADANG PARIAMAN — Suasana duka menyelimuti Nagari Pilubang, Sabtu (27/9/2025). Bupati Padang Pariaman, Dr. H. John Kenedy Azis, SH, didampingi Ketua TP-PKK, Ny. Hj. Nita Azis, hadir langsung untuk menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya almarhumah Ibu Rosdiana pada Jumat (26/9/2025) sekitar pukul 11.35 WIB.


Dalam sambutannya, Bupati menuturkan bahwa almarhumah bukan hanya seorang ibu penuh kasih, tetapi juga layak disebut patriot keluarga. Keberaniannya menghadapi pelaku kekerasan demi melindungi cucunya menjadi teladan yang membekas bagi masyarakat.


“Atas nama pribadi, keluarga, dan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya. Kita kehilangan seorang ibu, saudara, sekaligus panutan. Beliau sosok ikhlas, pejuang keluarga, dan insya Allah berpulang dalam keadaan husnul khatimah,” ujar John Kenedy dengan nada haru.


Bupati juga mengajak seluruh masyarakat untuk mengikhlaskan kepergian almarhumah, seraya mendoakan agar Allah SWT menempatkannya di tempat terbaik.


“Mari kita lepas beliau dengan ikhlas. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosanya, melapangkan kuburnya, dan menempatkannya di surga. Kehilangan ini menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa setiap insan juga akan menempuh jalan yang sama,” tambahnya.


Banyaknya masyarakat yang hadir dalam prosesi pemakaman menjadi bukti bahwa almarhumah adalah pribadi baik, penuh kasih, dan meninggalkan kesan mendalam bagi orang-orang di sekitarnya.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Padang Pariaman, Ny. Hj. Nita Azis, juga menyampaikan doa dan rasa empati.


“Kami bersama seluruh jajaran TP-PKK turut berduka cita. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran oleh Allah SWT,” ungkapnya.


Almarhumah Rosdiana wafat pada usia sekitar 60 tahun setelah berjuang melawan luka parah yang dideritanya. Ia sempat dirawat intensif di RS Yos Sudarso Padang sejak 12 September 2025 dalam kondisi koma, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.


Musibah yang menimpa almarhumah bermula ketika ia berusaha melindungi cucunya yang diduga menjadi korban pelecehan. Niat tulusnya menegur pelaku berakhir tragis. Ia justru dianiaya hingga mengalami luka serius yang akhirnya merenggut nyawanya.


Kepergian almarhumah memang meninggalkan luka dan duka mendalam. Namun, keberanian dan kasih sayangnya menjadi kisah teladan: seorang nenek yang berjuang sampai akhir demi melindungi cucunya. (**/)


Sumber : Rilis Kominfo Pd.Pariaman

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top