Gotong Royong di Minangkabau : Dari Sawah hingga Rumah Gadang

0


Oleh: Dzaky Herry Marino


Gambar ilustrasi gotong-royong


Budaya Minangkabau selalu dikenal dengan falsafah hidupnya yang membumi. Salah satu nilai yang paling menonjol adalah gotong royong, kebiasaan bekerja bersama yang berakar dalam setiap sendi kehidupan. 

-------------------


Di Minang, gotong royong bukan hanya kegiatan sosial, tetapi perwujudan dari pandangan hidup bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri.


Di dunia pertanian, gotong royong dikenal dengan istilah barantai. Para petani bekerja bergiliran menanam atau memanen padi di sawah satu sama lain. 


Sistem ini memastikan bahwa tak ada petani yang tertinggal, sekaligus memperkuat rasa kebersamaan antar warga nagari. Kerja di sawah bukan sekadar soal hasil panen, tapi juga ruang silaturahmi dan tempat berbagi kabar.


Dalam konteks adat, nilai gotong royong tampak saat batagak gala (pengangkatan penghulu) atau pernikahan. Seluruh anggota kaum ikut serta, baik dalam bentuk tenaga, waktu, maupun sumbangan. 


Masyarakat percaya bahwa kebahagiaan satu orang adalah kebahagiaan bersama. Itulah mengapa acara adat Minang terasa meriah, karena setiap orang merasa ikut memiliki.


Pendirian rumah gadang juga menjadi simbol nyata gotong royong. Rumah besar ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi lambang martabat keluarga. Karena itu, membangunnya adalah tanggung jawab kolektif. 


Para pemuda memotong kayu, tukang mengerjakan kerangka, sementara ibu-ibu memasak di dapur. Semua dilakukan tanpa upah, sebuah cerminan kuat bahwa nilai sosial lebih tinggi dari nilai material.


Namun kini, semangat itu mulai diuji oleh modernisasi. Banyak generasi muda yang lebih fokus pada kesibukan pribadi. 


Pekerjaan yang dulu dilakukan bersama kini digantikan oleh jasa profesional. Interaksi sosial pun berkurang, dan gotong royong perlahan menjadi kenangan.


Padahal, nilai ini justru relevan di masa sekarang. Gotong royong bisa dihidupkan kembali melalui kegiatan masyarakat, seperti pembersihan lingkungan, penggalangan dana sosial, atau proyek digital komunitas. Prinsipnya tetap sama, saling membantu tanpa pamrih.


Jika nilai gotong royong terus dijaga, maka Minangkabau akan tetap kokoh. Karena di balik setiap Rumah Gadang dan ladang padi, ada tangan-tangan yang bekerja bersama, bukan hanya untuk membangun fisik, tapi juga menegakkan rasa kemanusiaan dan persaudaraan sejati. (***/)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top