Silek Arts Festival 2019 Resmi Digelar di Taman Budaya Padang


PADANG, BANGUNPIAMAN.COM -- Silek Arts Festival (SAF) 2019 akan kembali diselenggarakan di Taman Budaya, Senin (19/08/2019), setelah sukses tahun 2018 dengan tagline “Panjapuik Piutang Lamo” fokus pada upaya untuk membangitkan semangat komunitas seni dan budaya untuk mengekplorasi silek dalam pertunjukan mereka.

Tahun ini seluruh rangkaian program SAF fokus pada konsep Arsip dan Dokumentasi, dengan tagline “Sapakaik Mangko Balega” yang memilik arti sepakat dengan bergotong royong untuk bisa berkreasi melalui budaya silek.

SAF 2019 dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang bergelar Datuak Rajo Bandaro Basa, untuk melestarikan silat, Pemerintah Sumbar akan menggelar Silek Art Festival yang akan digelar pada 19-31 Agustus 2019.

Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Dra. Sri Hartini, Msi, Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti dan beberapa kepala OPD di lingkungan Pemprov Sumbar, Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar, Tokoh Adat dan tuo-tuo silek di Minangkabau.

Irwan memberikan apresiasi tinggi atas usaha untuk melestarikan silek agar makin dikenal oleh setiap generasi.

"Ini adalah budaya kita yang memiliki nilai dan falsafah yang dalam. Jangan sampai hilang ditelan waktu," katanya.

Irwan Prayitno menerangkan, selain melestarikan, agenda besar dari SAF adalah menjadikan silek sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda atau Intangible Cultural World Heritage oleh UNESCO.

"Insyaallah November ini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda di Colombia," jelasnya.

Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno menegaskan, silek merupakan karakter kepribadian orang Minang dalam menjaga harga diri,  martabat untuk bertahan menjalani kehidupan. Silek juga syarat dengan keimanan Ketuhanan, yang setiap gerak memiliki filosofi kekuatan alam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Para pesilat diharapkan bisa terus berlatih, bukan hanya sekedar membela diri, tetapi juga menjaga kelestarian budaya kita yang berfilosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah," pesan Gubernur.

"Melalui SAF Marilah kita lestarikan silek minang, karena ini adalah jati diri kita dalam upaya melestarikan, menjaga dan menggairahkan silek kembali," ucapnya.

Sementara itu, Sekjen Direktorat Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini menyampaikan SAF bagian dari kegiatan Indosiana yang melestarikan kebudayaan dengan melibatkan masyarakat dan menjadi milik masyarakat.

Dua tahun berjalan SAF melibatkan dan memberikan ruang kepala komunitas kesenian mengekspresikan diri serta menjadikan silek menjadi milik publik dan Inklusif," ujarnya

Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Sri Hartini mengatakan SAF dalam platform Indonesiana merupakan upaya "gotong-royong", bersama-sama membangun iklim positif dalam pengelolaan festival budaya di daerah.

"Di Sumatera Barat budaya tradisi Silek menjadi sesuatu cukup baik dan sudah banyak dikenal di daerah lain, sukses SAF lestarian aset budaya bangsa sebagai karakter kekuatan anak bangsa dalam memajukan, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ungkapnya.

Bersama itu kegiatan SAF menjadi momentum peluncuran buku Ensiklopedia Silek Minangkabau hasil kerjasama Dinas Kebudayaan dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas.

Kepala Dinas Kebudayaan Gemala Ranti menyerahkan buku Ensiklopedia Silek Minangkabau setebal 197 halaman pada Irwan Prayitno dan Sri Hartini secara simbolis.

Kemudian dilanjutkan dengan gubernur Sumbar dan Sesdirjen Kebudayaan membuka secara resmi Pameran Seni Rupa "Garak jo Garik" di Galeri Taman Budaya Sumbar dengan menampilkan 40 karya.

HUMAS PROV SUMBAR

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.