Pembelajaran Sains Terpadu Dan Trend Salah Satu Soft Skill Pendidikan 2022


Penulis: Marjuni, Mahasiswi Pasca Sarjana Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Padang



PADA mata pelajaran IPA SMP menurut kurikulum 2013, proses pembelajarannya diajarkan secara terpadu. 

Pembelajaran IPA terpadu memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik karena peserta didik diajarkan untuk memahami konsep-konsep IPA melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahaminya. 

Peserta didik diberikan materi IPA secara terpadu bukan terpisah sebagai mata pelajaran fisika, kimia, dan biologi. 

Keterpaduan konsep yang dikemas melalui keterkaitan antar KD dalam sebuah materi pokok dalam pembelajaran IPA terpadu diharapkan memudahkan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Sehubungan dengan perkembangan jaman yang semakin maju, menuntut setiap siswa untuk mampu berpikir kritis menghadapi perubahan yang terjadi. 

Siswa yang memiliki ketrampilan berpikir kritis dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi, memunculkan pertanyaan dan masalah dan menilai informasi yang relevan menggunakan ide-ide abstrak, berpikiran terbuka serta dapat mengkomunikasikanya dengan efektif. 

Berdasarkan studi literatur, proses pembelajaran IPA belum melaksanakan IPA terpadu. Guru masih melakukan proses pembelajaran yang terpisah yaitu fisika, biologi, dan kimia. 

Hal itu dikarenakan berbagai kendala yaitu latar belakang pendidikan para guru bukan IPA, keterbatasan waktu dan kemampuan guru belum berani mencoba sesuatu yang berbeda dengan kebiasaan selama ini berjalan. 

Sehingga hal ini akan berdampak pula pada kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah menerapkan pembelajaran IPA terpadu, yaitu pembelajaran yang menghubungkan konsep Fisika, kimia dan biologi sehingga menjadi satu pengetahuan yang utuh. 

Pengetahuan yang utuh ini akan didapat jika siswa dapat berpikir kritis atas segala fenomena alam dalam kehidupannya, dengan mencari tahu sendiri, tidak hanya menerima pengetahuan yang ada atau pengetahuan yang disampaikan pendidik.

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. 

Peserta didik diharapkan mempunyai pengetahuan IPA yang utuh (holistik) untuk menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari secara kontekstual melalui pembelajaran IPA terpadu. 

Melalui pembelajaran IPA terpadu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. 

Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, dan aktif.

Seseorang yang belajar IPA diharapkan dapat berkembang menjadi individu yang mampu berpikir kritis untuk menjamin bahwa dia sedang berada pada jalur yang benar dalam memecahkan persoalan ilmiah yang sedang dihadapi atau materi IPA yang sedang dipelajarinya.

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi mampu memenuhi kriteria semua indikator berpikir kritis yaitu menginterpretasi masalah, menganalisis, mengevaluasi, dan menginferensi.

Beberapa penelitian terkait dengan pembelajaran sains terpadu untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik adalah pertama, penelitian oleh Atikah Nur Azizah dengan judul Analisis Konsep Modul Ipa Terpadu Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Kedua, penelitian oleh Asmuri dengan judul Pengembangan Modul Ipa Terpadu Smp/Mts Kelas Viii Berbasis Sets Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Makanan Dan Kesehatan Tubuh. 

Ketiga, penelitain oleh Masani Romauli Helena Marudut dengan judul peningkatan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran ipa  melalui pendekatan keterampilan proses. 

Dimana kesimpulan dari masing masing penelitian tersebut adalah pembelajaran sains terpadu dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Pelatihan soft skill sangat krusial dalam dunia globalisasi saat ini. Soft skill diantaranya yaitu: kemampuan berpikir kritis, pemecaahan masalah dan kreativitas. 

Dalam upaya untuk mempersiapkan peserta didik untuk karier masa depannya, sekolah harus dapat mengembangkan soft skill peserta didiknya dengan baik, salah satunya yaitu berpikir kritis. 

Banyak manfaat yang didapatkan peserta didik jika sudah terbiasa berpikir kritis, diantaranya: peserta didik akan lebih paham suatu masalah, karena membahasnya secara mendalam, ketika peserta didik semakin terbiasa berpikir kritis, maka otomatis peserta didik akan lebih mudah untuk memecahkan masalah dan juga peserta didik akan memiliki peikiran yang terbuka, karena dengan dengan banyaknya informasi peserta didik dapat memilahnya dengan cermat sebelum mempercayainya. (***/)

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.