Perubahan Perilaku Masyarakat Minangkabau Dalam Merayakan Tradisi Balimau


Oleh : Kevin Juandri Pratama/ Mahasiswa Universitas Andalas  jurusan Sastra Minangkabau



Adat atau tradisi sering diartikan sebagai suatu ketentuan yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Menurut arti yang lebih lengkap bahwa tradisi mencakup kelangsungan masa lalu dimasa kini ketimbang sekedar menunjukan fakta bahwa masa kini berasal dari masa lalu yang sudah dibuang atau dilupakan Maka disini tradisi adalah warisan. 

Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keberagaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya,bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan lainnya. Indonesia adalah negara yang akan kaya dengan budaya, setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. banyak budaya indonesia salah satunya ialah budaya penyambutan bulan suci ramadhan atau bulan puasa.

Di beberapa daerah indonesia memiliki cara cara unik dalam menyambut kedatangan bulan suci ramadhan atau bulan puasa terutama di minangkabau. Di minangkabau ketika datangnya bulan suci ramadhan atau bulan puasa mengadakan tradisi balimau. 

Tradisi balimau ini adalah suatu tradisi yang dijalankan oleh masyarakat minang dalam menyambut bulan suci ramadhan atau bulan puasa. Tradisi balimau di masyarakat minangkabau ini sebenarnya hampir mirip dan memiliki makna yang sama dengan tradisi masyarakat batak yaitu mampangir dan juga tradisi masyarakat jawa yaitu padusan yang memiliki arti mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.

Menurut masyarakat minangkabau, tradisi balimau adalah tradisi mandi mengunakan jeruk nipis yang berkembang dikalangan masyarakat minangkabau dan biasanya dilakukan dikawasan tertentu yang memiliki aliran sungai yang memadai untuk mandi bukan disungai yang alirannya deras atau ditempat pemandian. 

Dalam tradisi balimau digambarkan,para pengunjung layaknya mandi biasa, namun dipenghujung diakhiri dengan siraman air dari rendaman bunga tujuh rupa yang bercampur limau (jeruk nipis). Tradisi balimau biasanya dilakukan oleh masyarakat minangkabau sehari sebelum puasa berlangsung yaitu mulai dari mulai dari matahari terbit hingga terbenam.

Mandi balimau  ialah mandi menyucikan diri adalah mandi bersih. Zaman dahulu tidak semua orang bisa mandi dengan bersih karena tidak ada sabun,banyak wialayah kekurangan air, sibuk bekerja dan lain-lainnya. saat itu,  penganti sabun di wilayah minangkabau adalah limau ( jeruk nipis) karena bisa melarutkan minyak atau keringat dibadan. 

Tradisi yang turun temurun ini sangat disukai dan digemari oleh masyarakat minangkabau khususnya remaja dan anak-anak.namun ada perbedaan seiring berjalannya waktu dan zaman, tradisi balimau berjalan dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Namun secara umum, esensi balimau sebagai simbol untuk mempersiapkan diri dengan  kebersihan rohanipun bergeser menjadi kebutuhan-kebutuhan yang merujuk pada hal-hal yang kesenangan semata. 

Kalau zaman dulu tradisi balimau hanya diisi  dengan makan bersama dan balimau. Seiring dengan perkembangan zaman tradisi balimau mengalami perubahan yang sangat jauh, perubahan dalam perayaan balimau ini menyebabkan banyaknya hal-hal yang bertambah dan yang seharusnya tidak ada dalam perayaan  balimau terjadi. 

Adanya penambahan ornament-ornament tertentu seperti pesta musik ( orgen tunggal) oleh muda mudi, dan juga dijadikan perayaan balimau jadi bahan ekonomi seperti adanya pembukaan lahan pemandian umum tanpa batasan. Dalam pemandian itu antara laki-laki dengan perempuan mandi bersama tanpa ada larangan tertentu. perbedaan balimau zaman sekarang dan zaman dahulu jauh berbeda, dahulu balimau dijadikan tradisi penyambutan bulan suci ramadhan sebagai simbol untuk menyucikan diri sehari sebelum bulan puasa datang.

Bedanya dengan saat sekarang ini acara atau tradisi balimau lebih dimaknai dengan bertamasya ketempat-tempat pemandian.bahkan para muda mudi menjadikan momen ini sebagai ajang untuk berpacar-pacaran dan berhura-hura bagi kaum remaja. Bagi remaja-remaja, balimau hanya tinggal sebagai simbol, balimau dijadikan alasan agar mendapatkan izin dari orang tua mereka untuk keluar berpacaran sambil bertamasya.

Perubahan dalam tradisi balimau ini adalah perubahan yang disebabkan berubahnya perilaku masyarakat minangkabau dalam merayakannya. Tidak jarang setiap tahun  akan dilaksanakanya balimau pihak kepolisian melakukan razia-razia di tempat-tempat pemandian yang dijadikan tempat balimau oleh masyarakat setempat guna mengawasi dan mengkondisikan masyarakat setempat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Ironinya, tradisi ini ibarat dua sisi mata uang, telah membuaya dikampung-kampung serta nagari-nagari di ranah minangkabau ini. Tradisi ini telah terokasi dengan sendirinya dari generasi ke generasi dan akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakat mianangkabau, bahkan mungkin sepanjang zaman ini.

Perubahan perilaku masyarakat minangkabau dalam merayakan balimau ini terjadi tidak lepas dari perubahan atau pertukaran zaman. Faktor ini disebabkan dengan adanya regenerasi yang memaknai sebuah kata dengan makna yang berbeda dengan regenerasi sebelum mereka. 

Dahulu tradisi di anggap hal yang sakral dan suci namun berbeda pada zaman modern saat ini dimana tradisi tersebut di anggap hanya masa lalu yang ingin dihapuskan. Semakin modernnya zaman maka pemikiran manusia semakin identik dengan zaman modern tersebut dimana manusia hanya memikirkan diri sendiri, memperkaya diri sendiri, menaikan gaya hidup atau life style sesuai dengan zaman modern yang seharusnya dan melupakan budaya termasuk tradisi tersebut.

Selain perubahan  zaman faktor lain adalah kurangnya pendidikan atau pengenalan tradisi-tradisi lama kepada generasi penerus, jika tradisi dikenalkan dengan baik dan benar sejak dini pada generasi penerus maka mereka tidak mungkin menyalahkan makna dan arti sebuah tradisi yang ada diminangkabau ini. 

Akibat perubahan perilaku masyarakat dalam balimau saat ini banyak menimbulkan keresahan bagi orangtua anak-anak remaja tersebut.hal tersebut disebabkan karena kasus-kasus yang terjadi akibat perayaan balimau tersebut, disamping itu ada juga yang mengatakan bahwa balimau bukan ajaran islam karena pelaksanaannya yang tidak baik yaitu adanya percampuran antara laki-laki dengan perempuan yang  sudah dewasa dalam tempat pemandian atau sungai. (***//)

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.