Tradisi Ziarah Kubur Sebelum Ramadhan Di Pariaman

Oleh : Dendi Azani Pratama/Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas

Foto : Liputanenam


Pada masa awal Islam, Rasulullah Muhammad SAW. melarang umat Islam untuk melaksanakan ziarah Kubur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga akidah umat Islam di mana pada saat itu Rasulullah Saw. merasa khawatir jika ziarah kubur diperbolehkan, maka umat Islam yang masih lemah akidahnya akan percaya dan menjadi penyembah kuburan. 

Setelah akidah umat Islam kuat dan tidak ada kekhawatiran untuk berbuat syirik, maka Rasululah Saw. membolehkan para sahabatnya untuk berziarah kubur karena ziarah kubur itu akan membantu orang yang hidup untuk selalu mengingat pada kematian dan memotivasi untuk bersemangat dalam beribadah.

Yang dimaksud dengan ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan dengan maksud untuk mengambil pelajaran terkait dengan kematian dan kehidupan akhirat serta mendoakan mayit agar dosa-dosanya diampuni oleh Swt.

Nuansa bulan suci Ramadan kian terasa. Hal ini terlihat dari berbagai kesibukan masyarakat dalam melakukan aktivitasnya dibeberapa hari terakhir ini. Salah satu aktivitas yang terlihat adalah saat masyarakat memadati pemakaman/perkuburan muslim menjelang bulan puasa untuk melakukan ritual ziarah kubur.

Mengunjungi makan untuk melakukan ziarah marak dilakukan umat Islam menjelang bulan Ramadan dan setelah salat sunah Idulfitri. Tentu saja intensitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat pada masa waktu yang relatif lama. Masyarakat Indonesia selalu memiliki tradisi-tradisi yang berkembang oleh masyarakat nya. 

Setiap daerah memiliki tradisi yang unik serta berbeda dibandingkan dengan daerah lain. Begitu juga di daerah Minangkabau. Minangkabau merupakan salah satu daerah yang memiliki tradisi unik, terkhusus di daerah Pariaman.

Minangkabau sendiri memiliki beberapa daerah yang mana daerah itu selalu memiliki tradisi yang berbeda di daerah lain. Hal ini menjadikan bahwa tradisi di Indonesia itu memiliki kisaran angka ribuan karena setiap kampung atau daerah memiliki tradisi yang unik.

Pariaman merupakan salah satu wilayah yang ada di Minangkabau. Pariaman dikenal dengan daerah yang disebut daerah rantau dalam tambo Minangkabau. Karena daerah Pariaman ini adalah tempat dimana dahulu nya para pedagang dari negara lain singgah di tepi sepanjang pantai. 

Hal ini menunjukan bahwa Pariaman merupakan daerah yang sudah menerima tradisi-tradisi dari luar. Pengaruh dari luar banyak ditemukan di daerah Pariaman. Pariaman juga merupakan pusat pengembangan ajaran Islam. 

Masyarakat Minangkabau mengetahui bahwa Islam berkembang dan berawal dari Pariaman. Hal ini menjadikan bahwa Islam di Minangkabau itu bermula dari Pariaman dan meneyebar ke daerah lain.

Pariaman juga memiliki tradisi unik, salah satu yang berkembang dalam masyarakat adalah tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan. Tradisi ini adalah tradisi yang dianut oleh orang yang beragama Islam di Pariaman. 

Penduduk Pariaman(Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman) terdiri atas Islam. Hal ini menjadikan bahwa penduduk ini memiliki tradisi islam yang dianut oleh masyarakat. 

Sebelum hari puasa tentu penduduk Pariaman melaksanakan tradisi yang mana yaitu ziarah kubur ke makam guru-guru yang ada misalnya makam Syekh Burhanuddin di Ulakan. 

Ziarah Kubur ini dilaksanakan pada hari-hari sebelum Ramadhan datang. Biasanya ziarah ini dilakukan oleh orang yang menganut Tarikat Syatariyah. Di Pariaman tentu adalah pusat kajian Syatariyah yang ada di Indonesia.

Hal ini membuat orang yang menganut tarikat ini tentu mempercayai bahwa ziarah kubur ke makam ulama serta guru-guru yang menyebarkan Islam di Minangkabau adalah hal yang membuat kita akan disayangi oleh roh guru tersebut. 

Masyarakat percaya bahwa guru yang akan membantu kita di alam akhirat. Maka dari hal itu ziarah kubur rutin dilakukan oleh masyarakat Pariaman.

Sebelum Ramadhan di Pariaman tidak hanya ziarah ke kuburan guru saja untuk berziarah. Melainkan juga ziarah ke tempat(kuburan) arwah dari orang yang satu suku serta sanak family. Ziarah kubur sepertu ini tidak bepergian jauh melainkan pergi ke makam disana serta berdoa untuk arwah dari Almarhum itu sendiri.

Ziarah tentu adalah sebuah hal yang menurut sebagian orang adalah hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Maka hal ini adalah salah satu masalah yang timbul akibat dari orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang kurang serta kurang cakap.

Islam di Indonesia merupakan salah satu Islam yang mana Islam itu adalah akultirasi dari campuran budaya serta agama sebelum islam masuk ke Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa Islam di Indonesia tidak sama dengan Islam yang ada di negara lain. 

Maka hal itu patut kita syukuri bukan kita salahkan begitu saja. Banyak dari orang yang mengatakan bahwa ziarah kubur ke makam guru-guru itu adalah syirik. 

Hal ini menunjukan bahwa orang yang tidak mempercayai tradisi tentu tidak akan bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah. Ketika kitaa hidup, kita hidup dalam suatu kebiasaan. Ketika kita menyalahkan sebuah tradisi, sama saja kita menyalahkan kebiasaan.

Kebiasaan yang disalahkan sama saja logikanya dengan misalnya kita biasa makan, maka hal ini adalah sebuah kesalahan? Tentu tidak karena tanpa makan kita tidak akan bisa hidup. Begitu juga dengan tradisi, orang yang mengkritik tradisi atau kebiasaan suatu masyarakat sama saja mereka mengkritik suatu hal yang menjadi kebutuhan esensial bagi diri orang tersebut. 

Orang yang menyalahkan tersebut tentu belum sadar dengan tradisi-tradisi. Dia tidak sadar sebenernya hidup dalam suatu kebiasaan dirinya. Makanya jangan pernah menyalahkan sebuah tradisi yang berkembang dalam masyarakat. Tradisi tersebut tentu adalah sebuah hal yang harus dilanjutkan serta dijaga dengan baik.

 Untuk itu, kepada orang yang sering mengkritik tradisi ziarah kubur coba pahami dulu apa itu budaya. Jangan pernah kita sesekali menyalahkan sebuah budaya karena budaya adalah salah satu hal yang tidak bisa dinilai dari segi baik atau buruk. 

Hal ini menunjukan bahwa orang yang menyalahkan itu adalah orang yang tidak memiliki pengetahuan yang baik. Untuk itu mari kita lanjutkan tradisi yang masih eksis di tengah masyarakat. Salah satunya adalah tradisi ziarah kubur ke makam guru-guru yang ada di Pariaman. 

Kita lanjutkan tradisi itu karena ketika tidak dilanjutkan, maka bisa saja tradisi itu hanya tinggal nama. Karena setiap tradisi tentu bisa saja punah. Mari kita jaga tradisi yang berkembang di wilayah kita.(***)

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.