Petatah Petitih Dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau

Oleh : HUSNA FADILLA HANDESYA, Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas 


Petatah petitih adalah salah satu bentuk sastra lisan Minangkabau yang berbentuk puisi dan berisi kalimat atau ungkapan yang mengadung pengertian yang dalam, luas, halus, tepat,  dan kiasan. 

Petatah petitih ada kalanya diungkapkan dalam kalimat pendek dan ada kalanya berbentuk pantun. Kata yang digunakan dalam petatah-petitih merupakan kata yang mengandung makna kiasan, perumpamaan dan perbandingan yang mengandung suatu makna tertentu. 

Petatah adalah patokan hukum adat yang menjadi sumber dari peraturan yang mengatur segala hubungan dalam masyarakat Minangkabau. Petatah mengatur hubungan antar manusia, antar manusia dengan alam, dan antar manusia dengan lingkungan sosialnya. Petatah dapat disimpulkan sebagai hukum dasar atau pedoman utama dalam masyarakat Minangkabau. 

Petitih adalah aturan yang mengatur pelaksanaan adat dengan seksama. Petitih merupakan peraturan operasional, pelaksanaan dan batasan peraturan di dalam masyarakat. 

Adat istiadat merupakan suatu khazanah kearifan lokal yang sangat bermakna, memberi manfaat untuk kehidupan masyarakat, pembangunan bangsa dan pengembangan dunia keilmuan di segala bidang. 

Kearifan lokal juga bisa dimaknai sebagai kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu suku bangsa dan selalu dipercaya dari zaman ke zaman (Nengsih, 2020, hlm. 44). 

Tradisi untuk menyampaikan pengetahuan tentang suatu kebudayaan bisa dilakukan melalui nasihat, petuah, perumpamaan, perbandingan, kesemuanya dapat diwujudkan dalam sebuah peribahasa (Hartati, 2015, hlm. 256). 

Peribahasa dalam budaya masyarakat Minang disebut juga dengan petatah petitih (pepatah) Minang (Munir, 2013, hlm. 96), suatu yang sangat kental dengan kehidupan masyarakat yang berisi petuah berupa nasihat-nasihat yang turun temurun dilestarikan secara lisan dan tulisan sebagai pola dan tujuan hidup orang Minang (Rahim, 2017, hlm. 64). 

Petatah-petitih merupakan serangkaian ucapan pendek dengan bahasa klasik Minangkabau yang merupakan bagian kato pusako. Artinya petatah-petitih Minangkabau memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, sebab petatah-petitih ini dijadikan pedoman, pegangan hidup dan mengandung nilai adat dan nilai ajaran Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Minangkabau tertuang dalam beberapa petatah petitih yaitu :

1. Hiduik Baraka, Baukue jo Bajangko. Hiduik artinya hidup, baraka artinya berfikir, baukue jo bajangka artinya berukur dan berjangka. Dalam menjalankan kehidupan, orang Minang dituntut untuk selalu memakai akalnya. Berukur dan berjangka artinya harus mempunyai rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat. 

Hal ini teruang dalam pepatah Minang yang sarat akan makna kehidupan. Dengan berfikir jauh kedepan kita dapat meramalkan apa yang bakal terjadi sehingga tetap selalu waspada Dalam awa akhie mambayang Dalam baiak kanalah buruak Dalam galak tangieh ko tibo Hati gadang hutang ko tumbuah.

2. Baso Basi-Malu jo Sopan. Adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yang tinggi bisa menjadi salah satu ukuran martabat masyarakat Minang dalam suatu kaum. Seperti yang tertuang dalan pepatah berikut:

Etika menjadi salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap individu minang Nan kuriak iyolah kundi Nan merah iyolah sago Nan bayiak iyolah budi Nan indah iyolah baso Yang kurik adalah kundi Yang merah ialah saga Yang baik iyalah budi Yang indah ialah basa (basi). 

3. Tenggang Raso, dalam adat Minang perasaan dan hati sesama manusia harus dijaga. Perasaan manusia sangat peka, apabila sudah tersinggung maka akan terluka. Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang dapat menjaga perasaan orang lain. Karenanya adat mengajarkan supaya selalu berhati-hati dalam bergaul. Pepatah memperingatkan sebagai berikut:

Bajalan paliharo kaki Bakato paliharo lidah Kaki tataruang inai padahanyo Lidah tataruang ameh padahanyo Bajalan salangkah madok suruik Kato sapatah dipikiri Nan elok dek awak katuju dek urang Lamak dek awak lamak dek urang Sakik dek awak sakik dek urang Berjalan pelihara kaki Berkata pelihara lidah Kaki tertarung (terpeleset) inai sembuhannya Lidah tertarung emas sembuhannya Berjalan selangkah lihat kebelakang Kata sepatah difikir Yang menurut kita baik harus juga disukai orang lain yang enak di kita juga harus enak untuk orang lain Sakit bagi kita juga sakit bagi orang lain. (**/)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.