Peribahasa Minangkabau, Lain Ladang Lain Balalang, Lain Lubuak Lain Ikannyo

0

 

Gambar ilustrasi, rumah gadang minang


Oleh : VIOLA RAMADHANI/Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang


Lain ladang lain balalang, lain lubuak lain ikannyo ialah salah satu peribahasa yang memiliki maksud setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan masing-masing daerah. 


Satu daerah memiliki aturan yang berbeda dengan daerah lainnya. Uangkapan ini juga di maksud untuk menasehati, atau memberi tahu kepada orang yang ingin pergi atau yang hendak pergi ke suatu daerah, baik itu nginap atau hanya pergi mengunjungi daerah itu sementara.


Agar bisa menyesuaikan diri dengan baik jangan sampai melakukan hal yang menjadi pantangan, apalagi secara terang-terangan. 


Setiap tempat memiliki adat, kebiasaan, dan peratuaran yang berbeda-beda, seperti yang terkait dengan judul “lain ladang lain balalang” di ladang yang berbeda, jenis belalangnya berbeda pula, “lain lubuak lain ikannyo” di lubuak yang berbeda, jenis ikannya pun tidak sama. 


Kita harus menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat atau kebiasaan di tempat yang kita datangi, tidak semua tempat memiliki cara hidup atau budaya yang sama, jadi penting untuk tidak menyamakan semua tempat dengan tempat asal kita. 


Contohnya saat kita KKN itu kita pergi ke daerah yang kita belum ketahui bagaimana cara beradaptasi nya, adat istiadatnya, dan peraturan daerah tersebut agar kita tidak merusak fasilitas atau membuat ketidak nyamanan.


Menghargai perbedaan: mengakui bahwa tidak semua tempat sama dan setiap dareah memiliki keunikan sendiri. 


Beradaptasi : ketika kita berpindah ke tempat baru, kita perlu memahami dan menyesuwaikan diri dengan kebiasaan atau aturan yang berlaku di sana. 


Toleransi: memahami bahwa apa yang di anggap bener atau lazim di satu tempat, belum tentu sama di tempat lain.


Peribahasa Minangkabau "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya" mengandung makna yang sangat dalam tentang keberagaman dan perbedaan kondisi di setiap tempat. 


Makna dari peribahasa ini adalah bahwa setiap ladang memiliki jenis belalang yang berbeda, dan setiap lubuk (kolam atau tempat dalam di sungai) memiliki jenis ikan yang berbeda pula. Namun makna filosofisnya jauh lebih luas.


Peribahasa ini mengajarkan bahwa setiap daerah, komunitas, atau lingkungan memiliki karakteristik, kebiasaan, adat istiadat, dan cara hidup yang berbeda-beda. 


Tidak ada satu standar yang bisa diterapkan sama untuk semua tempat, yang cocok di satu tempat belum tentu cocok di tempat lain. 


Dalam konteks kehidupan sosial Minangkabau, peribahasa ini mengandung beberapa hikmah: Pertama, pentingnya menghormati perbedaan dan keunikan setiap daerah atau komunitas yang berada di sana. 


Kedua, perlunya adaptasi ketika berada di lingkungan yang berbeda - kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi setempat atau daerah yang di tempati. 


Ketiga, tidak boleh memaksakan cara atau pandangan kita kepada orang lain yang memiliki latar belakang berbeda karena itu bisa membuat ketidak nyamanan kepada orang lain.


Peribahasa ini juga mengajarkan kebijaksanaan dalam bergaul dan bermasyarakat. Ketika kita berada di tempat baru, kita perlu memahami dan menghormati norma-norma yang berlaku di sana.


Bukan malah memaksakan kebiasaan dari tempat asal kita karena itu sangat jauh berbeda dan bisa juga kita membuat orang disana tidak nyaman dengan keberadaan kita di daerahnya.


Peribahasa Minangkabau "lain ladang lain balalang, lain lubuak lain ikannyo" memiliki berbagai makna yang kaya dan mendalam :


Makna tentang Keberagaman dan Perbedaan


Setiap tempat memiliki karakteristik unik yang berbeda satu sama lain. Tidak ada dua tempat yang persis sama, begitu juga dengan masyarakat dan budayanya. 


Perbedaan ini adalah hal yang wajar dan harus diterima sebagai kenyataan. Karena setiap daerah pasti adat istiadat dan peraturanya berbeda dan tidak bisa di samakan.


Makna tentang Adaptasi dan Penyesuaian. 


Ketika seseorang pindah atau berada di lingkungan baru, dia harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi setempat. Seperti halnya setiap ekosistem memiliki spesies yang sesuai dengan habitatnya, manusia juga perlu beradaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya di mana dia berada.


Makna tentang Toleransi dan Penghormatan. 


Peribahasa ini mengajarkan untuk tidak menghakimi atau memandang rendah perbedaan yang ada pada setiap daerah. Karna setiap daerah memiliki cara hidupnya sendiri yang sudah sesuai dengan kondisi lokal mereka.


Makna tentang Relativitas


Apa yang baik atau cocok di satu tempat belum tentu baik atau cocok di tempat lain.  Standar dan nilai bisa berbeda-beda tergantung konteks dan kondisi lingkungan daerah tersebut.


Makna tentang Kearifan Lokal


Setiap komunitas memiliki pengetahuan dan kearifan yang sesuai dengan kondisi alamnya.  Seperti petani yang tahu jenis tanaman apa yang cocok untuk tanahnya, atau nelayan yang tahu ikan apa yang ada di perairan mereka.


Makna tentang Identitas Tempat


Setiap daerah memiliki identitas dan kekhasan tersendiri yang membedakannya dari tempat lain. Identitas ini terbentuk dari interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya atau adat istiadat yang sangat berbeda.


Makna tentang Fleksibilitas Sosial Dalam pergaulan.


Seseorang perlu fleksibel dan tidak kaku dalam menerapkan prinsip atau kebiasaan. Yang penting adalah substansinya, bukan formalitasnya.


Makna tentang Kebijaksanaan dalam Kepemimpinan.


Peribahasa ini mengajarkan bahwa gaya kepemimpinan harus disesuaikan dengan karakteristik masyarakat yang dipimpin. 


Tidak ada satu model kepemimpinan yang cocok untuk semua situasi. Semua makna ini menunjukkan betapa dalam dan universalnya filosofi yang terkandung dalam peribahasa Minangkabau ini. 


Peribahasa Minangkabau "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya" mengajarkan bahwa setiap tempat memiliki keunikan, kebiasaan, dan cara hidup yang berbeda-beda. Peribahasa ini menekankan pentingnya adaptasi, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan lokal. (**/)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top