![]() |
PARIAMAN, – Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi, meninjau langsung pelaksanaan Tes Potensi Akademik (TPA) Logika Universitas Nasional (UNAS) PASIM Bandung untuk Program Satu Keluarga Satu Sarjana (SAGA Saja) Plus di SMPN 2 Pariaman, Minggu (20/7).
Dalam kunjungannya, Wawako Mulyadi memberi semangat dan pesan khusus kepada para calon mahasiswa agar mengerjakan soal dengan teliti dan percaya diri.
“Pelaksanaan ujian ini adalah wujud nyata dari program unggulan Balad–Mulyadi. Melalui SAGA Saja Plus, kita memberi kesempatan bagi anak-anak yang kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kerja sama antara Pemko Pariaman dan UNAS PASIM ini menjadi langkah awal untuk menyiapkan generasi muda yang unggul dan berkualitas,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wali Kota Pariaman, Yota Balad, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak UNAS PASIM Bandung beberapa hari lalu. Kesepakatan ini membuka peluang bagi 20 anak Kota Pariaman untuk kuliah di UNAS PASIM.
Pada ujian perdana ini, tercatat ada 19 peserta yang mengikuti seleksi. Wawako Mulyadi berharap semua peserta dapat lulus dan melanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.
“Seleksi ini memang ketat, tetapi kita berharap seluruh peserta dapat lolos dan menjadi percontohan bagi anak-anak lain. Apalagi lulusan UNAS PASIM dijamin langsung bekerja di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia,” tambahnya.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman, Hertati Taher, menjelaskan bahwa UNAS PASIM menetapkan standar seleksi yang ketat demi menjaga mutu lulusan.
“Seleksi dimulai dari TPA Logika, kemudian dilanjutkan dengan wawancara awal, psikotes, dan home visit oleh tim PASIM. Ini penting untuk memastikan bahwa peserta memang berasal dari keluarga kurang mampu sekaligus mengukur motivasi mereka untuk kuliah,” ujarnya.
Program SAGA Saja Plus sendiri sangat istimewa. UNAS PASIM menanggung seluruh biaya kuliah, asrama, hingga biaya makan para mahasiswa. Tak hanya itu, setelah lulus, mahasiswa juga akan langsung ditempatkan bekerja di perusahaan mitra.
Namun, ada aturan tegas yang diterapkan, yaitu sistem drop out (DO). Apabila nilai semester tidak memenuhi target, mahasiswa akan dipulangkan ke daerah asal tanpa membawa transkrip nilai.
Selain itu, mahasiswa yang sudah bekerja diwajibkan menyumbangkan 20% dari gaji mereka ke program PUB (Pemberdayaan Umat Berkelanjutan). Dana ini sepenuhnya dikelola oleh mahasiswa setiap angkatan dan digunakan untuk membantu pembiayaan pendidikan mahasiswa lain yang juga kurang mampu.
“Harapan kita, para peserta benar-benar bersungguh-sungguh dan memanfaatkan kesempatan emas ini. Setelah lulus, mereka tak perlu lagi repot mencari pekerjaan karena sudah disiapkan. Sementara sumbangan 20% ini akan menjadi amal jariyah yang mendukung regenerasi anak-anak kurang mampu lainnya,” tutup Hertati. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih