Padang Rayakan HUT ke-356, Bidik Status Kota Gastronomi Dunia UNESCO

0
Kantor Wali Kota Padang


PERAYAAN  Hari Jadi Kota Padang ke-356 berlangsung meriah mulai 3 hingga 10 Agustus 2025. Rangkaian kegiatan yang digelar Pemerintah Kota Padang tidak hanya menampilkan hiburan rakyat dan pagelaran budaya, tetapi juga mengusung misi strategis : mendorong pengakuan Padang sebagai City of Gastronomy atau Kota Gastronomi Dunia oleh UNESCO.


Kota Padang yang kini dipimpin Wali Kota Fadly Amran dan Wakil Wali Kota Maigus Nasir terus berbenah, bukan hanya di sektor infrastruktur dan pelayanan publik, tetapi juga di bidang kebudayaan, kuliner, dan pariwisata. Peringatan hari jadi ini menjadi momentum memperkuat citra Padang di mata dunia.


Wali Kota Fadly Amran menyebut, upaya menjadikan Padang sebagai Kota Gastronomi Dunia bukanlah sekadar promosi kuliner, tetapi bagian dari strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya. 


“Kuliner Padang adalah identitas. Dari randang hingga sala lauak, semua punya cerita dan nilai budaya yang perlu diakui dunia,” ujar Fadly.


Selama sepekan perayaan, masyarakat dan wisatawan disuguhi berbagai atraksi budaya Minangkabau, parade seni, lomba masak rendang, hingga food festival yang menampilkan ragam masakan khas Padang. 


Festival ini diharapkan menjadi etalase yang memperlihatkan kekayaan cita rasa sekaligus teknik kuliner tradisional yang telah diwariskan turun-temurun.


Kota Padang memiliki modal kuat untuk meraih pengakuan UNESCO sebagai kota gastronomi. Tidak hanya soal rasa, kuliner Padang memiliki filosofi, teknik pengolahan yang khas, serta jejaring ekonomi yang melibatkan petani, nelayan, pedagang pasar, hingga pelaku industri rumah tangga.


Pengakuan UNESCO sebagai Kota Gastronomi Dunia akan menempatkan Padang sejajar dengan kota-kota kuliner terkenal seperti Chengdu (Tiongkok), Parma (Italia), dan Tucson (Amerika Serikat). 


Status ini dipandang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan memperluas pasar kuliner Minang di kancah global.


Wakil Wali Kota Maigus Nasir menambahkan, pemerintah kota telah menyiapkan dokumen pendukung yang akan diajukan ke UNESCO melalui jejaring UNESCO Creative Cities Network (UCCN). 


“Kami harus membuktikan bahwa gastronomi Padang bukan hanya soal makanan, tapi juga cerita, sejarah, dan keberlanjutan,” jelasnya.


Perayaan HUT ke-356 juga diisi dengan seminar internasional yang menghadirkan pakar gastronomi, akademisi, dan pelaku kuliner dunia. Forum ini membahas potensi, tantangan, dan strategi agar Padang lolos kurasi UNESCO.



Selain itu, Pemkot Padang mengajak generasi muda ikut terlibat dalam pelestarian kuliner tradisional melalui lomba inovasi makanan berbasis resep klasik Minang. Langkah ini diharapkan menjadi jembatan antara tradisi dan kreativitas modern.


Tidak hanya kuliner, pemerintah juga memanfaatkan momen HUT kota untuk menampilkan kemajuan pembangunan. Sejumlah proyek infrastruktur, seperti revitalisasi kawasan wisata Pantai Padang, penataan Pasar Raya, dan pelebaran jalan protokol, diresmikan bertepatan dengan rangkaian perayaan.


Fadly Amran menegaskan, pembangunan fisik dan penguatan identitas budaya harus berjalan seiring. “Kota yang maju bukan hanya indah dilihat, tapi juga memiliki jiwa, dan bagi Padang, jiwa itu adalah kulinernya,” katanya.


Para pelaku usaha kuliner menyambut baik rencana pengajuan status Kota Gastronomi Dunia. Mereka berharap pengakuan ini dapat membuka peluang pasar baru, termasuk akses ke program pelatihan dan pendanaan internasional.


Salah satu pedagang rendang legendaris di Pasar Raya, Uni Yet, mengatakan bahwa pengakuan UNESCO akan membuat usahanya lebih dikenal. “Kalau sudah diakui dunia, tentu wisatawan akan lebih banyak datang, dan kami bisa memperkenalkan rendang asli Padang,” ujarnya.


Pemerintah Kota Padang menargetkan berkas pengajuan ke UNESCO selesai pada akhir tahun ini, sehingga proses penilaian dapat dimulai pada 2026. Untuk itu, koordinasi lintas sektor terus dilakukan, melibatkan pemerintah provinsi, kementerian terkait, dan komunitas kuliner.


Pengamat pariwisata Sumatera Barat, Andi Saputra, menilai langkah Padang tepat dan strategis. Menurutnya, gastronomi adalah pintu masuk yang kuat untuk mempromosikan pariwisata budaya. “Orang bisa datang karena pantai, tapi mereka akan kembali karena rasa,” katanya.


Perayaan HUT Kota Padang ke-356 ini diakhiri dengan pawai budaya akbar di sepanjang Jalan Bagindo Aziz Chan, diikuti ribuan peserta yang mengenakan pakaian adat Minangkabau dari berbagai daerah. Kemeriahan ini menjadi simbol kebersamaan warga dalam membangun kota.


Dengan semangat peringatan hari jadi yang ke-356, Padang tidak hanya merayakan sejarah, tetapi juga menatap masa depan. Pengakuan sebagai Kota Gastronomi Dunia diharapkan menjadi tonggak baru yang mengangkat nama Padang di peta dunia. (Redaksi)

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top