Senja yang Dirajut di Pantai Kata : Ketika Ombak, Budaya, dan Anak Negeri Menyatu

0
Atrasi Panggung Merajut Senja di Pantai Kata


PARIAMAN,- Ombak yang berkejaran di Pantai Kata sore itu seperti ikut menari. Matahari perlahan turun ke ufuk barat, melukis langit dengan gradasi jingga keemasan. 


Di tepi pantai, warga Pariaman dan wisatawan berkerumun, menyaksikan sebuah pertunjukan yang memadukan keindahan alam dan budaya dalam acara “Merajut Senja di Pantai Kata”, Sabtu (27/9/2025).


Bukan sekadar panggung hiburan, kegiatan yang digagas Pemerintah Kota Pariaman ini menghadirkan suasana hangat penuh kebersamaan. 


“Senang sekali bisa tampil di sini. Rasanya bangga bisa menunjukkan tarian Minang di depan banyak orang,” ujar Rani, siswi SMPN 1 Pariaman yang tampil membawakan tari piring. Matanya berbinar, seakan ingin mengatakan bahwa budaya adalah bagian dari dirinya yang harus dijaga.


Wali Kota Pariaman, Yota Balad, yang turut hadir bersama Sekda Afrizal Azhar, menyebut kegiatan ini akan menjadi agenda rutin. Baginya, Merajut Senja adalah ruang kreatif yang lebih dari sekadar tontonan. 


“Pantai Kata tidak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga nilai budaya yang harus kita jaga dan wariskan. Ini ruang kolaboratif antara seniman, pelajar, komunitas, dan masyarakat untuk memperkuat jati diri Pariaman sebagai kota wisata budaya,” katanya.


Pertunjukan perdana itu menampilkan beragam aksi panggung dari SDN 19 Kampung Baru dengan gandang tasa dan solo song, SMPN 2 Pariaman dengan tari tatagiah sapo, hingga SMPN 1 Pariaman dengan tari piring yang memukau. Penonton terpaku, sebagian mengabadikan momen lewat ponsel.


Menjelang senja benar-benar tenggelam, suasana semakin syahdu. Angin pantai membawa aroma laut, sementara panggung budaya terus hidup dengan energi muda Pariaman. 


Di balik senyum anak-anak dan tepukan tangan pengunjung, terselip harapan: bahwa “Merajut Senja di Pantai Kata” akan menjadi wajah baru pariwisata Pariaman, tempat wisatawan tak hanya datang untuk melihat sunset, tetapi juga untuk merasakan denyut budaya yang tak lekang oleh waktu. (**/R)


Sumber : Media Center Kominfo Pariaman

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top