![]() |
| Bupati JKA mendampingi Presiden Prabowo Subianto saat mengunjungi Padang Pariaman Pasca Bencana. Foto.Kominfo |
PADANG PARIAMAN,- Bencana datang tanpa aba-aba, menguji bukan hanya kekuatan alam, tetapi juga keteguhan kepemimpinan.
Saat banjir dan longsor melanda berbagai wilayah di Sumatera, Kabupaten Padang Pariaman berada di garis terdepan dampak musibah.
Di tengah situasi penuh ketidakpastian itu, arah kepemimpinan diuji: apakah sekadar instruksi, atau kehadiran nyata di tengah warga yang kehilangan segalanya.
Di saat kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat, mulai menunjukkan hasil nyata bagi daerah, ujian besar justru datang bertubi-tubi.
Banjir dan longsor melanda berbagai wilayah di Sumatera—mulai dari Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. Padang Pariaman menjadi salah satu daerah yang terdampak paling parah.
Namun, di tengah situasi sulit itu, John Kenedy Azis—yang akrab disapa Ajo JKA—bersama Rahmat Hidayat memilih turun langsung ke lapangan.
Mereka tidak memimpin dari balik meja, melainkan hadir di tengah masyarakat, memastikan negara benar-benar hadir saat warganya diuji musibah.
Sejak kejadian besar pertama pada 22 November 2025, berupa putusnya akses jalan Kampuang Bonai menuju Polres Padang Pariaman di Parik Malintang, JKA bergerak cepat.
Di hari yang sama, tokoh nasional yang dua periode di DPR RI itu langsung menghubungi Sekretaris Utama BNPB untuk memastikan pendataan dan penanganan darurat dilakukan tanpa jeda.
Bencana ternyata tak berhenti. Banjir dan longsor kembali terjadi di banyak titik, merusak infrastruktur publik dan mengisolasi sejumlah wilayah.
Korong Sipisang Sipinang, Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, menjadi salah satu wilayah yang terputus total akibat longsor.
Selain itu, longsor di Pasia Laweh, amblasnya jalan di Sikayan, galodo di Asam Pulau, serta kerusakan di berbagai titik lain terjadi hampir merata di Padang Pariaman.
JKA memimpin langsung proses penanganan di lokasi terdampak. Distribusi bantuan logistik hingga percepatan pembukaan akses jalan dipantau secara intensif, bahkan hingga larut malam.
Dalam kondisi akses darat terputus, bantuan disalurkan menggunakan sistem tali atau troll selama beberapa hari, demi memastikan kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi.
“Alhamdulillah, berkat kerja bersama, akses untuk warga Sipisang Sipinang akhirnya berhasil dibuka,” ujar JKA saat meninjau lokasi.
Kesigapan dan kehadiran langsung kepala daerah di lapangan menarik perhatian banyak pihak. Setelah kunjungan Kepala Staf Kepresidenan, Kabupaten Padang Pariaman mendapat perhatian khusus dengan kedatangan langsung Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama jajaran kementerian dan lembaga terkait.
Padang Pariaman tercatat dua kali dikunjungi Presiden dalam masa tanggap darurat bencana—sebuah perhatian yang jarang terjadi dan menjadi penegasan kuatnya komunikasi kepala daerah dengan pemerintah pusat.
Kehadiran Presiden menjadi angin segar bagi proses pemulihan sekaligus penegasan komitmen negara dalam menangani bencana.
Gerak Cepat ke Pusat Pemerintahan
Tak menunggu lama, pada Selasa (9/12), JKA bertolak ke Jakarta. Ia melakukan audiensi dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan disambut langsung oleh Dirjen Cipta Karya, Dewi Chomistriana.
Dalam pertemuan tersebut, JKA menekankan pentingnya pemulihan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terganggu akibat bencana.
“Kami datang memohon dukungan agar kebutuhan dasar masyarakat, terutama air minum dan sanitasi, dapat segera terpenuhi,” tegasnya.
Respons cepat pun datang dari Kementerian PU dengan menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa tiga set HU dan satu unit MTA, serta komitmen melakukan identifikasi teknis lanjutan guna percepatan pemulihan.
Untuk penanganan jangka pendek, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman juga mengusulkan pembangunan 237 unit Hunian Sementara (Huntara) yang tersebar di 23 titik pada 16 nagari di 9 kecamatan.
Sinergi dan Solidaritas Tanpa Batas
Besarnya dampak bencana memantik gelombang solidaritas luas. Dukungan datang dari masyarakat lokal hingga para perantau Padang Pariaman di berbagai daerah. Pemerintah daerah membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya bagi seluruh elemen masyarakat.
Tak hanya posko bencana, kantor nagari, dan kantor camat, Rumah Dinas Bupati Padang Pariaman dibuka 24 jam sebagai pusat koordinasi relawan dan donatur.
“Relawan, tim Pemkab, TNI, dan Polri bekerja siang dan malam, terutama untuk memastikan distribusi bantuan harian tetap berjalan,” ujar JKA.
Ia juga mengajak masyarakat aktif berkolaborasi dan melaporkan jika masih terdapat warga terdampak yang belum tersentuh bantuan.
“Mari kita jadikan musibah ini sebagai perekat kebersamaan. Laporkan jika masih ada warga yang terlewat,” pungkasnya.
Di tengah bencana besar, kepemimpinan John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat benar-benar diuji—dan justru di sanalah keteguhan, kehadiran, serta kerja nyata untuk Padang Pariaman semakin terlihat. (Tim)


Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih