![]() |
PARIAMAN,- Sebanyak 45 perwakilan Perangkat Desa dan Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang berada di sepanjang pesisir Kota Pariaman mengikuti Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana di Aula Kantor BPBD Desa Santok, Kecamatan Pariaman Timur, Rabu (3/12/2025).
Dalam sambutannya, Wali Kota Pariaman Yota Balad menegaskan bahwa Pariaman merupakan daerah dengan potensi ancaman bencana yang tinggi. Ia mengingatkan kembali kejadian banjir bercampur lumpur yang melanda kota itu pada Kamis (27/11) lalu.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa walaupun terjadi longsor dan beberapa rumah terdampak. Namun ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ancaman bencana itu nyata,” ujar Yota.
Ia menekankan bahwa penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci, salah satunya melalui penguatan kelompok KSB.
“Saya minta KSB menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menyampaikan informasi terkait kondisi dan situasi bencana, sehingga kita dapat mengantisipasi potensi bahaya sedini mungkin,” tegasnya.
Yota juga menyampaikan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa pesisir barat Sumatera, termasuk Kota Pariaman, berada pada zona rawan gempa dan tsunami akibat adanya megathrust Mentawai.
Sebagai langkah antisipatif, Kota Pariaman tahun 2026 direncanakan menerima bantuan alat deteksi tsunami High-Frequency (HF) Radar dari Pemerintah Jerman, yang akan dipasang di Pantai Taman Anas Malik, Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah. (**/R)


Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih