KISAH Kakek Tuna Netra di Kudu Gantiang Barat Hidup Sebatang Kara, Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

Dirumah Tidak Layak Hunyi  Inilah Kakek Tuna Netra Zulkarnaini Alias "Jun Tuak" Ini Tinggal Sendirian ( Fhoto : HERI MARTONI)

V Koto Timur, BANGUNPIAMAN.COM--Waktu itu hari terlihat cerah, langit begitu iklas memancarkan cahanya melalui mentari yang setia memberikan penerangan di siang hari. Kami bersama salah satu tokoh masyarakat Sungai Kalu, Beni (34 Tahun) beberapa waktu lalu mengunjungi warga tuna netra yang sendirian tinggal digubuk kayu tampa ada penerangan cahaya listrik.

Pria itu bernama Zulkarnaini sering dipanggil orang dikampungnya "Jun Tuak"  (64 tahun) warga Korong Sungai Kalu, Kenagarian Kudu Ganting Barat, Padang Pariaman.

Kepada media ini,  ia menceritakan, bola retinanya sudah tidak berpungsi semenjak tahun 2000 lalu, dirinya sudah berupaya berobat kemanapun dikatakan orang. Sehingga keluar masuk rumah sakit Padang tidak terhitung berapa kalinya agar kesembuhan bisa didapati.

Namun sayang, usahanya tidak membuahkan hasil karena kedua belah matanya tidak bisa kembali berpungsi seperti semula lagi dan melihat ciptaan Ilahi akibat retina mata sudah sakit kronis.

Dengan nada rendah kembali ia mencurahkan bahwa tanggal 30 September 2009 yang silam, gempa dasyat menguncang Sumatra Barat tidak terkecuali rumah milik "Jun Tuak" ikut roboh serta sujud kebumi akibat kerasnya guncangan gempa sekitar sembilan tahun lalu di korong sungai kalu, Nagari kudu ganting Barat, Kecamatan V Koto Timur.

Malang benar nasib yang di alaminya jun tuak. ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula.  kenapa tidak, Gubuk yang ditempatinya sudah roboh  sementara anak bersama istrinya pergi ke padang mencari tempat tinggal baru dan meninggalkan  Jun Tuak sebatang kara hidup sendiri, dengan kondisi tuna netra serta tampa dampingan untuk menjalani perihnya hidup sendirian.

" Ibarat sebuah lagu, Jun tuak terpaksa Masak sendiri, makan sendiri, tinggal sendiri, tidur sendiri dan menjalani hidup pun sendiri di gubuk tua yang dibuat oleh swadaya masyarakat secara gotong royong. Hidup sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah, namun kebutuhan sehari-hari untuk dimakan hasil hari sawah pusako yang ia upahkan pada orang lain dengan hasil dibagi tiga,"ujarnya

Zulkarnaini kembali menuturkan, Jika bulan Ramadhan datang, Jun Tuak mendapatkan rezeki tambahan dari perantau melalui zakat fitrah menjelang  waktu lebaran datang.

Kehidupan seperti ini mesti dilalui dengan sabar dan tabah walaupun masak sendiri dengan cara diraba-raba, terlihat rumah tampa listrik, terlihat hanya kucing yang setia menemani. Tutur jun tuak semasa sehat pernah berjualan di kota Padang ini.

Sementara itu, Beni susilo salah seorang tokoh masyarakat saat ditanyai membenarkan sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah kepada warga kami yang bernama Zulkarnaini bertempat tinggal di sungai tuak berlokasi di Korong Sungai Kalu.

" Dirinya sudah berupaya bersama unsur masyarakat memasukan proposal ke badan amil zakat ( baznaz) ,namun realisasinya hingga sekarang belum ada," katanya.

HERI MARTONI

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.