ADVERTORIAL : Menuju Kabupaten Padang Pariaman Berjaya

 

Padang Pariaman Berjaya


KABUPATEN Padang Pariaman resmi dipimpin pasangan Suhatri Bur-Rahmang semenjak tanggal 26 Februari 2021 yang lalu. Semenjak daerah ini dipimpin Suhatri Bur- Rahmang berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan visi dan misinya Padang Pariaman Berjaya


Untuk mewujudkan Padang Pariaman Berjaya Suhatri Bur-Rahmang telah menyiapkan setidaknya 38 item agenda kerja yang akan dikebut dalam periode kepemimpinannya


Tujuan dari agenda itu tiada lain untuk menghadirkan Padang Pariaman yang Berjaya, serta berdampak langsung bagi warga.


Padang Pariaman Berjaya yang dimaksud ialah singkatan dari Padang Pariaman yang unggul berkelanjutan religius sejahtera dan berbudaya.


Unggul berkelanjutan di semua bidang yang tidak saja bidang pendidikan, tapi juga ekonomi, agama, infrastruktur, serta bidang lainnya. 


Tindak lanjut dari visi dan misi tersebut, melalui berbagai agenda yang disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap bidang.


Seperti, unggul di bidang pendidikan dengan menambah jam pelatihan dan pendidikan bagi para guru. Selanjutnya, unggul di bidang agama, salah satunya dengan membangun rumah tahfiz di setiap nagari.


Kemudian akan membangun basis pertanian yang kuat sehingga Padang Pariaman menjadi daerah dengan ketahanan pangan terbaik di Sumbar. Untuk bidang lain seperti infrastruktur, terutama jalan, kualitasnya akan semakin ditingkatkan.


Bupati Suhatri Bur Tebar Bibit Ikan Untuk Mengangkat Perekonomian Masyarakat Ditengah Pandemi Covid-19


Termasuk mendukung suksesnya pembangunan tol. Namun yang pasti pembangunan untuk jangka panjang di daerah itu akan dilakukan dengan pendekatan kebutuhan. “Jadi, pembangunan basisnya bukan kepentingan bupati atau wakil bupati,”katanya kepada media beberapa waktu lalu.


Secara umum, Suhatri Bur bersama Rahmang mengaku telah menyiapkan setidaknya 38 item kegiatan yang harus dilaksanakan semasa memimpin daerah ini . 


Item-tem tersebut telah disusun dengan sedemikian rupa, dengan target menuntaskan seluruh kegiatan tersebut pada tahun terakhir kepemimpinannya.


Potensi Lebah Galo-Galo Salah Satu Potensi Ekonomi Masyarakat Yang Perlu Terus Dikembangkan.


Pembangunan di Padang Pariaman itu, swasta berperan sebesar 77 persen. Sedangkan dana APBD hanya
berkontribusi 23 persen. Untuk itu, pada tahun pertama ini akan terus ditingkatkan nilai investasi.


Ditargetkan dua kali lipat lebih besar
dari tahun sebelumnya. Terutama untuk pengolahan kawasan wisata Malibo Anai yang akan dijadikan kawasan destinasi unggul Sumatra Barat.


Program pembangunan yang berdampak langsung bagi masyarakat sangat dikedepankan mengingat kondisi perekonomian yang saat ini tengah bermasalah karena dampak pandemi Covid-19 hampir pada seluruh lini kehidupan.

Pada apel gabungan perdana sebagai bupati bersama para pegawai di lingkungan Pemkab Padang
Pariaman menekankan empat kata kunci penting dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Padang Pariaman. Yaitu, unggul berkelanjutan, religius, sejahtera, dan berbudaya.


Unggul berkelanjutan bermakna suatu tekat untuk menjadikan Padang Pariaman ayang lebih maju
selangkah dibanding daerah lain dalam segala hal, dan semuanya dijaga keberlanjutannya.


Bupati Suhatri Bur Menyerahkan Tenaga Kesehatan


Adapun religius, adalah terkait kondisi masyarakat yang menjunjung
tinggi norma-norma agama, berpegang teguh pada ajaran agama, dan menjadikan agama sebagai pondasi dalam kehidupan sehari-hari.


Kemudian, sejahtera, merupakan pemaknaan atas kondisi masyarakat yang harus disampaikan pada taraf kehidupan yang layak dari sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. 


Sedangkan berbudaya, merupakan gambaran atas kondisi masyarakat yang
mempertahankan adat isitiadat sebagai warisan nenek moyang terlebih dahulu dan dipandang sebagai potensi wisata budaya untuk mengangkat nilai-nilai yang ada agar lebih dikenal oleh dunia luar.


Di samping itu, Suhatri juga menegaskan bahwa penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 tetap menjadi prioritas kinerja ke depan. “Tentu sajadengan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, kita berkomitmen dalam menekan penyebaran Covid-19 di Padang Pariaman, serta terus berjuang untuk pemulihan ekonomi,” katanya.


Bupati Suhatri Bur Mendampingi Investor


Untuk mencapai semua visi dan misi tersebut, ujarnya lagi, sangat diperlukan perwujudan tata kelola pemerintahan yang efektif, yang didukung oleh SDM aparatur pemerintah yang kompeten, berintegritas, dan inovatif.


Oleh karena itu Bupati Suhatri Bur mengajak semua komponen di Padang Pariaman untuk bersatu. Bersama untuk mewujudkan Padang Pariaman yang Berjaya.


Sekilas Visi dan Misi

Kabupaten Padang Pariaman adalah satu kabupaten di Sumatera Barat yang terletak di Pesisir Barat pantai Sumatera dan berada antara 0° 19' 15,68” - 0° 48'59,868” Lintang Selatan dan antara 99° 57' 43,325" -100° 27' 28,94” Bujur Timur, tercatat memiliki luas wilayah sekitar 1.343, 09 Km?, dengan panjang garis pantai 42,11 Km. 


Padang Pariaman Berjaya Religius, Unggul Berkelanjutan, Sejahtera dan Berbudaya


Luas daratan ini setara dengan 3,15 % dari luas daratan Provinsi Sumatera Barat. Ketinggian wilayah daratan Kabupaten Padang Pariamansangat bervariasi yaitu antara 0 -1.925 m di ataspermukaan laut dengan dataran tertinggi berada pada Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, dan terendah pada Kecamatan Batang Gasan.


Kabupaten Padang Pariaman memiliki 11 sungai, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Anai (54,6 Km). Tingkat curah hujan selama tahun 2019 mencapai rata-rata 288 mm/bulan dengan rata-rata hujan 15 hari setiap bulannya. 


Suhu udara Kabupaten Padang Pariaman cukup tinggi rata-rata 25,6 dengan kelembaban berkisar rata-rata 87. Secara administratif, Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17 kecamatan dan 103 Nagari serta 600 korong.


Jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2019 tercatat sebanyak 6,372 orang, dengan rincian, sebanyak 2.214 orang pegawai Golongan IV, 2.999 orang Golongan III, sebanyak 1.107 golongan II dan 52 orang Golongan I.

Secara demografis, Kabupaten Padang Pariaman berpenduduk 431.224 jiwa (DKB Semester 11 2019 Ditjen Dukcapil Kemendagri), yang terdiri dari 214.735 laki-laki dan 216.489 perempuan dengan kepadatan penduduknya mencapai 324,52 jiwa/km2.


Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Padang Sago berjumlah 8.991 jiwa dan jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai yakni 51.100 jiwa, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 339.616 orang dengan rincian 166.342 laki-laki dan 173.274 perempuan.


Bupati Suhatri Bur didampingi Wakil Bupati Rahmang, PJ Sekda Ali Amran Saat Memimpin Rapat


Dilihat dari jenis pekerjaan di Kabupaten Padang Pariaman, sebagai aparatur/ pejabat negara sebanyak7.900 orang, tenaga pengajar sebanyak 1.345 orang, wiraswasta sebanyak 74.899 orang dan pertanian/peternakan sebanyak 38.483 orang.


Selanjutnya sebagai nelayan sebanyak 1.744 orang, sebanyak 479 orang, pelajar mahasiswa sebanyak 106.625 orang, tenaga kesehatan sebanyak 541 orang, pensiunan sebanyak 2.173 orangdan lainnya sebanyak 105.427 orang.


Secara umum, kondisi dan kualitas pendidikan masyarakat masih membutuhkan banyak pembenahan, bukan saja dari segi ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan yang belum merata, tetapi juga akses dan kesadaran masyarakat akan arti penting pendidikan yang masih harus terus ditingkatkan.


Dimulai dari tingkat pendidikan usia dini yang merupakan masa emas (golden age) bagi seorang anak sedangkan kelangsungan pendidikan anak seringkali masih terkendala kewajiban anak untuk mencari nafkah membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan orang tuanya.


Dalam hal kesehatan, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan umumnya masih kurang dimana rasio puskesmas per satuan penduduk hanya sebesar 0,06 meski sebagian besar telah ditangani melalui program Jamkesmas/Jamkesda.


Disamping itu rasio dokter per satuan penduduk baru sebesar 0,102 sedangkan rasio tenaga paramedis per satuan penduduk hanya sebesar 1,16 di tahun 2015.


Dilihat dari kondisi diatas, untuk angka harapan hidup baru mencapai 69,44 tahun. Oleh karena itu layanan kesehatan perlu dilakukan peningkatan terhadap derajat kesehatan, pelayanan kesehatan yang lebih merata, perbaikan gizi, layanan kesehatan penduduk miskin dan perilaku hidup bersih dan sehat.


Berdasarkan topografinya, wilayah Kabupaten Padang Pariaman memiliki potensi pariwisata sangat menjanjikan, namun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. 


Hal ini dapat dilihat dari kunjungan wisatawan domestik pada tahun 2014 (BPS) baru sebanyak 4,158 juta orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 4.257 orang. Dari data tersebut ternyata hanya 65.157 orang untuk wisatawan domestik dan 49 orang untuk wisatawan mancanegara yang menginap pada hotel dan penginapan di Padang Pariaman.


Hal ini disebabkan karena masih kurangnya promosi potensi pariwisata dan kurangnya pelaksanaan event-event pariwisata dalam meningkatkan arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan.


Masalah lainnya adalah masih rendahnya kemampuan Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan kepariwisataan, belum adanya ikon wisata dan berdaya saing, tata kelola destinasi pariwisata masih bersifat parsial dan multi stakeholders serta belum memadainya fasilitas pendukung pariwisata dan belum melembaganya sadar wisata baik pada masyarakat lokal, pelaku pariwisata maupun wisatawan.


Selanjutnya dilihat dari kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB sesuai dengan data BPS tahun 2014 baru mencapai 8,3%, padahal sektor ini seharusnya mampu memberikan kontribusi yang lebih, mengingat ketersediaan komoditi unggulan di kabupaten Padang Pariaman yang cukup besar seperti kelapa, kakao, manggis dan jambu biji merah yang belum diolah secara optimal.


Hal ini disebabkan karena masih kurangnya industri rumah tangga yang memiliki standar minimal kualitas produksi baik dari segi penggunaan teknologi maupun SDM, ketidakjelasan kebijakan yang mengatur mata rantai perdagangan hulu dan hilir, keterbatasan akses permodalan untuk pengembangan usaha serta lemahnya jejaring usaha.


Terkait kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan keadaan terjadinya ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan kesehatan. Kemiskinan juga dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.


Untuk Kabupaten Padang Pariaman, tingkat kemiskinannya pada tahun 2010 adalah sebesar 11,86%, dan sudah mengalami peningkatan dari tahun-ketahun, dimana pada tahun 2014 sudah mencapai angka 8,43% dan di tahun 2015 mencapai 8,39%.

Akan tetapi angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat kemiskinan Propinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 6,71%. Angka kemiskinan yang cukup tinggi ini disebabkan beberapa hal diantaranya, pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga miskin belum optimal, Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin,Terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan kebutuhan dasar seperti kecukupan pangan, layanan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, listrik, ekonomi (modal) dan lain-lain serta belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin.


Berkaitan dengan tata kelola pemerintahan terdapat permasalahan utama antara lain : belum sinkronnya implementasi peraturan antara tingkat pusat dan daerah, penegakan hukum masih lemah dan belum optimalnya perlindungan hukum dan hak azazi manusia.


Kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya melaksanakan prinsip pemerintahan yang baik, masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur, sumber pendapatan asli daerah masih terbatas.


Belum tuntasnya batas administrasi daerah, pelayanan publik masih belum sesuai dengan harapan masyarakat. Pada dasarnya seluruh wilayah Padang Pariaman adalah kawasan rawan gempa. 


Untuk mewujudkan Padang Pariaman Berjaya maka upaya yang harus dicapai mensinkronkan dan mensinergiskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kabupaten tersebut.


Saat ini RPJPD Kabupaten Padang Pariaman telah memasuki tahap keempat yaitu tahap akhir dalam pencapaian cita-cita yang telah disusun dalam RPJPD itu sendiri.


Menjadikan Padang Pariaman 2025 unggul dibidang agribisnis dan perdagangan berdasarkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan pedoman bagi Kepala Daerah dalam penyusunan visi-misi 5 (lma) tahun kedepan yang yang akan dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Padang Pariaman.

Indikator pencapaian visi-misi RPJPD tersebut dapat dilihat dari Kondisi sarana dan prasarana ekonomi sudah tersedia secara memadai dengan kualitas baik.

Demikian juga dengan kualitas pendidikan dan kesehatan yang semakin baik dan merata di seluruh kecamatan, sehingga mampu menghasilkan kualitas sumber daya manuasia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam memperoleh lapangan pekerjaan.


Pendidikan harus diarahkan untuk mencapai mutu dan standar internasional, begitu juga kesehatan yang memberikan pelayanan yang baik dengan standar pelayanan berkualitas sudah menjadi keharusan untuk diwujudkan.


Selain itu sektor perekonomian yang bertumpu padabhasil pertanian diharapkan mampu bersaing di pasar global.


Pada era sekarang ini perekonomian dunia sudah berada pada era globalisasi penuh, tidak hanya negara maju tapi juga terhadap negara berkembang.


Dalam kondisi ini persaingan antar pelaku usaha ekonomi di daerah sudah semakin tajam. Untuk itu hendaklah perkembangan ekonomi daerah sudah mengarah kepada peningkatan produktivitas dan daya saing produk agar pelaku lokal dapat bermain dalam situasi persaingan yang sudah mengglobal.


Selain capaian lima tahun kedepan, dukungan kondisi Kabupaten Padang Pariaman saat ini menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan capaian lima tahun kedepan dengan berbagai analisa jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman 431.224 jiwa, menjadikan modal dasar dalam penciptaan peluang investasi perumahan.


Ketersediaan perumahan yang terjangkau, tertata namun tidak merusak lingkungan berdasarkan RTRW Kabupaten Padang Pariaman. Penyediaan lahan yang diperuntukan untuk kawasan pemukiman diwilayah paritmalintang sebagai ibu kota Kabupaten Padang Pariaman akan mendorong munculnya usaha baru berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa.Sehingga akan terbentuk kawasan pusat bisnis yang terpadu.


Letak yang sangat strategis di Sumatera Barat dalam konteks struktur ruang menempakan Kabupaten Padang Pariaman sebagai pintu masuk melalui Bandara Internasional Minangkabau menjadikan Padang Pariaman sebagai daerah yang paling sering dilintasioleh para pengunjung dan pelaku bisnis.


Selain itu sebagai daerah penyangga Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat, Padang Pariaman menjadi satu-satunyaarah pembangunan Kota Padang dan memiliki potensi dan sumber daya alam yang melimpah dan belum terkelola secara baik untuk pembangunan ekonomi masyarakat.


Kondisi ini sangat menguntungkan bagi Padang Pariaman sebagai penerima migrasi masuk dari daerah lain yang memungkinkan terdapatnya investasi untuk kegiatan industri, perdagangan dan jasa.


Selanjutnya Padang Pariaman diharapkan menjadi Kabupaten yang nyaman bagi pengunjung dan aman bagi penghuninya terutama bagi investor yang ingin berinvestasi di Padang Pariaman.


Sektor pelayanan publik Padang Pariaman menjadi rujukan bagi daerah lain dimana Disdukcapil dan DPMPTP menjadi OPD yang mengharumkan Padang Pariaman dalam sektor pelayanan publik dengan inovasi-inovasi yang memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses pelayanan yang diberikan.


Kabupaten Padang Pariaman dengan lokasi yang sangat dekat dengan ibu kota Provinsi Sumatera Baratdijadikan sebagai pusat pengembangan pendidikan di Sumatera Barat.


Hal ini dapat dilihat dari keberadaan beberapa perguruan tinggi seperti D3 Keperawatan, Poltekpel di Tiram dan beberapa perguruan tinggi swasta lainya. (***/)

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.