Belajar dari Guru di Finlandia


Penulis : Musonnip Siregar/Mahasiswa Pascasarjana UM Sumatera Barat




Finlandia menjadi top 1 kualitas pendidikan terbaik di dunia berdasarkan hasil survey Internasional tahun 2003 yang diselenggarakan oleh Organization for economic cooperation and Development (OECD). 

Tes yang dilakukan OECD tersebut dikenal dengan sebutan PISA untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam bidang Sains, matematika serta membaca. 

Tidak hanya unggul dalam bidang akademik saja namun juga unggul dalam pendidikan anak yang lemah mental. 

Perolehan peringkat tersebut tidak terlepas dari peran guru dalam memberikan pengajaran kepada siswanya. 

Guru yang berkualitas menjadi kunci keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Lalu bagaimana cara mengajar guru di Finlandia sehingga menghasilkan peserta didik yang cerdas? 

Banyak faktor yang menyebabkan guru-guru Finlandia memiliki kualitas yang bermutu, bukan hanya pada tingkat pendidikan namun juga dari pelatihan terbaik yang mereka kembangkan. Selain itu juga banyak hal yang menjadi faktor keberhasilan guru-guru finlandia tersebut dalam mencerdaskan siswanya. 

Guru memiliki Kompetensi yang Tinggi 

Guru di Finlandia harus memiliki standar kompetensi yang tinggi  agar dapat lolos seleksi. Hanya ada 10%  pelamar terbaik  yang akan diterima setiap tahunnya dari seluruh pelamar. 

Guru tersebut wajib menyelesaikan pendidikan minimal di tingkat S2. Selain tingkat pendidikan, guru tersebut juga mengikuti pelatihan lanjutan secara kontinu. Kualitas guru selalu dijaga agar tetap bagus kualitas pendidikannya. 

Pendidikan Karakter pada Guru

Finlandia melakukan pelatihan pada guru melalui pendidikan karakter. Dasar pelatihan yang dilakukan guru telah dimulai sejak tahun 1920 hingga sekarang, maka Finlandia telah membangun pendidikannya hampir 1 abad. 

Pelatihan diambil dari hobi guru yang kemudian dikembangkan menjadi karakter yang kuat. Dengan materi agama, sastra dan sejarah akan menghasilkan guru yang memiliki rasa regionalisme sehingga guru memiliki rasa cinta pada negara dan siswanya. 

Guru Finlandia bukan hanya berperan sebagai pendidik saja namun juga menjadi teladan di sekolah dan masyarakat. Oleh sebab itu profesi guru sangat dihormati disana. 

Membuat Pembelajaran yang Menyenangkan

Dengan kompetensi yang dimiliki guru tersebut, guru bebas untuk menggunakan metodologi pengajaran yang mereka senangi dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri. 

Durasi pembelajaran 3 jam dalam sehari dan lebih banyak kegiatan diluar, mereka tidak menekan siswanya untuk menambah jam belajar. 

Siswa tidak diberikan PR tambahan serta tidak ada ujian ataupun tes setiap selesai pembelajaran. Karena mereka menyadari bahwa tidak semua hasil belajar dapat dinilai dengan ujian. 

Guru lebih mengkondisikan pembelajaran yang menyenangkan, setiap kali belajar siswa selalu diajari untuk bahagia serta menghargai orang lain dan dirinya sendiri. 

Lantas bagaimana dengan kualitas guru di Indonesia? Jika kita lihat calon guru di Indonesia dipasok dengan kualitas seadanya dan menghasilkan lulusan yang seadanya pula. 

Maka hal ini mestilah kita ubah, dengan menyiapkan mahasiswa yang baik dan pendidikan serta pelatihan guru yang berkualitas tinggi, maka kemudian mereka akan dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi dan memiliki karakter yang dapat bertanggung jawab terhadap kewajibannya. 

Perpaduan antara kompetensi guru yang berkualitas, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi akan menghantarkan pendidikan Indonesia yang memiliki integritas yang tinggi pula. (**/)

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.