Pentingnya Pengaruh Guru dalam Dunia Pendidikan


Oleh Gusti wulandari/Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat



Peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke mana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. 

Manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal. 

Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. 

Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. 

Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. 

Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. 

Guru-lah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme.

Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. 

Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran bersama siswa. Keadaan tersebut kedudukan guru yang tidak dapat digantikan dengan media apapun, sehingga keberadaannya sebagai ujung tombak pembelajaran harus tetap ada. 

Beberapa fungsi guru sehubungan dengan tugasnya selaku pengajar adalah guru sebagai informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmiter, fasilitator dan mediator. 

Mutu pembelajaran merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai tinggi bagi pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan. 

Komponen-komponen peningkatan mutu yang ikut andil dalam pelaksanannya adalah penampilan guru, penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan, penyelengaraan pembelajaran dan evaluasi dan pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler. 

Permasalahan-permasalahan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran berhubungan dengan masih adanya guru yang memiliki kualifikasi pendidikan kurang, sikap profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas masih rendah, persiapan guru untuk melaksanakan pengajaran yang kurang mantap.

Kemudian masih sering terdapatnya rentang perolehan nilai siswa yang cukup jauh dalam setiap mata pelajaran, masih terdapatnya siswa yang memiliki nilai merah untuk mata pelajaran tertentu.

Kurangnya memanfaatkan media dan sumber belajar dan masih rendahnya sikap inovatif serta kreativitas mengajar guru. Untuk mencapai mutu pembelajaran terlebih dahulu guru harus membekali diri dengan sejumlah kompetensi dalam bidang pengajaran baik yang dilakukan oleh diri sendiri maupun bantuan kepala sekolah.

Kegiatan pembekalan tersebut dilakukan secara kontinyu seiring dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan dunia pendidikan, sehingga pada akhirnya akan membentuk sikap lebih profesional dari guru itu sendiri. 

Agar kegiatan pembekalan lebih efektif langkah yang perlu dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menganalisis permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru serta kebutuhannya sehubungan dengan pelaksanaan tugas mengajar di sekolah. 

Setelah ada pembekalan terhadap masalah masalah yang dihadapi saat proses belajar mengajar maka guru bisa optimal dalam mengajar. 

Semangat guru adalah awal proses berhasil nya suatu pembelajaran yang berdampak pada semangat peserta didik menerima ilmu yang diajarkan oleh guru. 

Ketika seorang guru ingin meningkatkan kemampuannya dalam mengajar maka harus ada dorongan atau motivasi dari diri guru tersebut, karena tidak semua guru mau memperbaiki pola mengajarnya disebabkan kurangnya semangat guru dalam mengajar.

Semangat itu akan hadir jika kesejahteraan guru di tingkatkan terutama bagi guru yang belum menjadi Pegawai Negeri Sipil  (PNS) dan  Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK). 

Hal ini sangat mempengaruhi kesejahteraan guru untuk semangat dalam mengajar. Namun guru harus dituntut propesional dalam bekerja walaupun kesejahteraannya belum bisa dikatakan sejahtera. 

Semangat kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kemauan atau gairah untuk bekerja. Berdasarkan makna tersebut, maka semangat kerja guru dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu dengan kerja dan kelompok-kelompok yang  menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja.

Untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi (Siswanto, 2005). Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang artinya aman, sentosa dan makmur (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya) (Poerwadarminto, 2006).

Sedang  sejahteraan adalah keamanan dan keselamatan (kesenangan hidup, kemakmuran, dan sebagainya) (Poerwadarminto, 2006). Secara lahiriah tingkat kesejahteraan seseorang dapat dikatakan sejahtera apabila anggaran pendapatan lebih besar daripada pengeluaran. 

Dalam hal ini secara material dapat tercukupi kebutuhan sehari-hari, dan dari segi batinnya  dikatakan sejahtera apabila dalam melaksanakan tugasnya dengan rasa senang dan dengan niat ibadah, sehingga dalam ada rasa nyaman dan tenteram dalam melangsungkan hidup.

Beberapa indikator dapat digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya semangat kerja antara lain: (1) Disiplin, yaitu suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. 

(2) Tanggung Jawab, yaitu kesadaran terhadap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukannya. (3) Antusiasme, yaitu keadaan mental seseorang yang menjadikan semangat atau gairah dalam melakukan suatu pekerjaan. 

(4) Loyalitas, yaitu kesediaan individu dengan seluruh kemampuan, keterampilan, pikiran, dan waktu untuk ikut serta mencapai tujuan organisasi dan menyimpan rahasia organisasi  serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan organisasi.

Oleh sebab itu guru sangat berperan penting demi masa depan Negara dalam memajukan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. 

Guru lah yang seharusnya sejahtera dalam kehidupannya atas jasa guru dalam mendidik, membimbing, menjaga, serta mengarahkan siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. (**/)

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.