12 Tahun Nagari Tandikek Utara

Fhoto Ilustrasi Sawah. Dok.Internet


Tidak sedikit orang yang percaya bahwa angka 12 akan memberikan keberuntungan. Bagi beberapa orang mempercayai angka 12 merupakan angka keberuntungan.

Tetapi hal ini  tersebut adalah mitos yang tidak dapat dipercaya dan juga tidak dapat dibuktikan juga secara ilmiah. 

Hal tersebut senada juga dengan usia sebuah daerah yang dinamakan  Nagari Tandikek Utara. Usia untuk sebuah Nagari yang masih seumur jagung. 

Nagari itu sendiri adalah sistem pemerintahan terkeceli yang setingkat desa yang ada di Minangkabau. Makanya setiap daerah di Minangkabau terkenal dengan sebutan Nagari bukan desa. 

Nagari Tandikek Utara berdiri resmi Pada tanggal 23 Februari 2011. Penulis masih ingat ketika itu, setelah pemilu yang diadakan di Nagari Tandikek, Nagari Tandikek Utara resmi memisahkan diri dari Nagari Tandikek. 

Dahulu Nagari Tandikek Utara termasuk ke dalam wilayah Nagari Tandikek. Karena di Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang Pariaman, Hanya ada dua Nagari pada medio 2010-an yaitu Nagari Tandikek dan Nagari Sungai Durian. 

Akan tetapi dengan semangat masyarakat Nagari Tandikek Utara yang terdiri dari dua korong yang besar yaitu Korong Paraman Talang dan Juga Korong Lubuak Laweh, makanya lahir sebuah Nagari yang dinamakan Nagari Tandikek Utara. 

Jorong/Korong adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia yang berkedudukan di bawah Nagari. Orang yang memimpin Korong disebut sebagai Kepala Korong atau Wali Korong. Istilah ini kembali digunakan di Provinsi Sumatra Barat. Korong digunakan khusus di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. 

Di Minangkabau khususnya di Padang Pariaman, sebuah Nagari dipimpin oleh Wali Nagari. Makanya Wali Nagari Tandikek Utara yang pertama bernama Barozen sedangkan Wali Nagari yang kedua yang masih menjabat hingga sekarang bernama Sabar.  

Kedua pemimpin tersebut saling bahu membahu untuk menciptakan Nagari Tandikek Utara yang masih sangat kental dengan adat dan budaya dari Minangkabau itu sendiri. 

Masyarakat Nagari Tandikek Utara adalah masyarakat yang sangat mempercayai tradisi-tradisi yang berkembang di tengah masyarakat. 

Masyarakat yang masih menganut sistem kekerabatan matrilenal yang kuat dengan landasan falsafah Minangkabau adat basandi syara' dan syara' basandi Kitabullah. 

Banyak hal yang dapat ditemui di Nagari Tandikek Utara, salah satunya adalah potensi tempat pariwisata yang sangat banyak, di Tandikek Utara karena berada di bawah pegunungan, maka ada tempat pemandian, air terjun dan juga makam-makam orang yang keramat. 

Di setiap tempat pemandian tersebut tentu ada cerita rakyat yang masih berkembang hingga saat ini. Hal ini yang menurut penulis sangat unik dibandingkan dengan tempat wisata yang lain. 

Karena tempat wisata yang ada di Tandikek Utara ini adalah salah satu destinasi wisata yang memberikan sejarah dan juga cerita yang berkembang di tengah masyarakat di tempat wisata tersebut. 

Hal-hal diatas yang dinamakan potensi untuk meningkatkan pendapatan Nagari dan juga mengenalkan Nagari ke dunia luar. Salah satunya adalah dengan wisata. 

Karena di Nagari Tandikek Utara ini memiliki tempat wisata, maka seharusnya pemerintah Nagari segera untuk mengalokasikan dana untuk mengenalkan wisata yang ada di Nagari Tandikek Utara ini. 

Penulis pernah melihat bahwa tempat-tempat wisata selama 12 tahun Nagari Tandikek Utara berdiri bak seperti musiman. Ketika musim tersebut orang akan berkunjung Seperti ke Air  Terjun Buburai Si Pisang dan juga tempat Pemandian Lubuak Baru Palimauan dan juga desa wisata Lubuak Laweh. 

Ini yang akan menjadi perhatian dari pemerintah Nagari dan akan menjadi PR bagaimana seharusnya menjadikan Nagari Tandikek Utara sebagai Nagari yang kaya akan adat istiadat beserta wisata dengan promosi ke segala bidang. 

12 tahun perjalanan Tandikek Utara, sebenarnya adalah hal baik, tetapi di beberapa sektor masih ada beberapa kekurangan-kekurangan yang masih bisa diperbaiki di masa depan. 

Hal ini yang senada dengan bahwa setiap masyarakat tentu akan menuntut perubahan, makanya menurut penulis Nagari Tandikek Utara membutuhkan nafas baru sebagai pemimpin agar Nagari ini tidak stuck disitu saja. 

Penulis berharap ada perubahan-perubahan dengan nafas baru tersebut yang akan melanjutkan tonggak kepemimpinan di Nagari ini. 12 tahun bukanlah usia yang muda, tetapi saatnya Tandikek Utara menurut penulis akan berubah, ibarat pelatih dalam sepakbola, ketika susah stuck maka akan dirombak semua aspeknya. 

Nagari dengan potensi yang banyak seperti Tandikek Utara ini adalah sebuah aset untuk Kabupaten  Padang Pariaman. Penulis juga berharap pemerintah Kabupaten juga mendukung langkah-langkah pemimpin di Nagari Tandikek Utara ini. 

Karena dengan segala potensi yang dimiliki oleh Tandikek Utara di segala bidang, harus didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten. Tandikek Utara dengan alam yang begitu asri dan belum terjamah oleh industri-industri seperti pabrik-pabrik dan juga  industri lainnya dengan udara yang sejuk harus didukung oleh pemerintah Kabupaten. Setidaknya dukungan dengan kucuran dengan dana yang berlebih karena Nagari ini adalah Nagari yang memiliki potensi wisata yang lebih baik dibandingkan dengan Nagari lain yang ada di Padang Pariaman. 

Untuk itu penulis sangat berharap bahwa dengan usia 12 tahun bukanlah untuk kesialan bagi Tandikek Utara tetapi ada secercah Harapan sesuai dengan keberuntungan yang banyak orang masyarakat harapkan.  Harapan penulis kepada pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dan juga kepada elemen yang ada di Nagari untuk bahu membahu untuk mengenalkan Nagari kita ke orang luar. 

Dengan kembali menghidupkan tempat wisata yang mati dan juga dengan pemimpin yang baru misalnya. Tentu penulis sangat berharap hal ini terjadi. Alangkah baiknya Nagari Tandikek Utara lebih kaya di Masa depan agar masyarakat Tandikek Utara tetap rukun adil dan juga makmur. Selamat Ulang Tahun Tandikek Utara yang ke-12. 

Penulis Adalah Abdul Jamil Al Rasyid  Lahir Di Padang Pariaman, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan(Lmj) Sastra Minangkabau, Penulis Pernah Menerbitkan Tulisan Di Berbagai Media 34 Provinsi Indonesia, Penulis Sekarang Berdomisili Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas  Patamuan Tandikek

Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.