Kesenian Ronggiang di Pasaman Barat

OLEH ; RAHMA ASDAQUL ASMA, MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS JURUSAN SASTRA MINANGKABAU



Kesenian selalu dikaitkan dengan budaya yang berkembang secara bertahap dalam kehidupan sosial budaya. Sebagai bagian dari bentuk budaya,  tidak heran jika keberadaan keduanya saling melengkapi. 

Seni disebut sebagai medium yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa keindahan yang bersumber dari jiwa manusia. Tidak hanya itu, norma dan adat istiadat  masyarakat dapat dijaga kelanggengannya dengan bantuan seni. 

Maka tidak heran jika seni bukan hanya aspek estetika tetapi juga simbol dari budaya suatu tempat. Kesenian Minangkabau aslinya terletak di provinsi Sumatera Barat Indonesia. 

Penampilannya bervariasi di berbagai daerah di Sumatera Barat. Keindahan dan keanekaragaman kesenian Minangkabau merupakan warisan yang dapat mendukung dan melengkapi banyak kesenian lain yang ada di Indonesia.

Salah satu kesenian yang masih ada dan berkembang sampai saat ini yakni kesenian Ronggiang Pasaman. Ronggiang pasaman merupakan seni pertunjukkan lisan yang secara turun temurun dilestarikan oleh anak cucu masyarakat di pasaman barat. 

Pertunjukkan Ronggiang di Pasaman Barat terdiri dari dari pantun, tari atau joget, dan di iringi musik. Bentuk pertunjukan Ronggiang Pasaman yaitu menggabungkan keahlian berpantun sambil menari dan diiringan musik. 

Ronggiang Pasaman biasanya dipertunjukkan pada malam hari, dimulai pada pukul delapan malam setelah selesai sholat isya sampai jam tiga pagi. Tempat pertunjukan biasanya di tampilkan pada lapangan terbuka atau di pentas yang dibuat khusus. 

Pertunjukan ronggiang pasaman bisa dilihat  pada saat acara pesta pernikahan di pasaman barat. Namun dilihat zaman sekarang tradisi ronggiang tergusur dengan adanya musik orgen tunggal yang lebih modern.

Anak anak muda rela begadang sampai larut malam hanya untuk menyaksikan goyangan dari para artis orgen. Ini membuktikan bahwa semakin berkembangnya zaman maka perilaku manusia pun ikut bergeser, dan kalau tidak diantisipasi secepat mungkin maka tradisi yang ada akan punah karena tidak ada generasi muda yang melestarikannya. 

Media dalam pementasan Ronggiang Pasaman, melalui pantun. Pantun-pantun yang dipentaskan tercipta atas dasar spontanitas para pemain ronggiang, yang disesuaikan dengan tema acara. 

Namun dalam perkembangannya saat ini jenis pantun yang dibawakan adala pantun muda-mudi dan dinyanyikan mengikuti irama lagu berbahasa Minangkabau dialek Pasaman Barat.  

pantun-pantun yang dilantunkan sarat akan makna yang mendalam bagi kehidupan manusia yakni berupa nasihat, sindiran atau kritikan, dan berisikan sebuah cerita seperti persahabatan, percintaan muda-mudi yang mempunyai pesan moral.

Pantun dalam pertunjukan Ronggiang Pasaman didendangkan atau dinyanyikan oleh seorang penampil wanita , penampil tersebut disebut dengan anak Ronggiang. Anak Ronggiang adalah laki-laki yang didandani seperti perempuan (Transvesti) dan memakai baju kurung. 

Namun mirisnya pada zaman sekarang para anak ronggiang kini telah bercampur antara lelaki dengan perempuan. Perubahan yang ada pada kesenian Ronggiang Pasaman, disesuaikan dengan kebutuhan di zaman sekarang. 

Tujuan lain dari transformasi adalah untuk melestarikan kesenian rakyat tersebut, karena Ronggeng Pasaman merupakan suatu kebanggaan bagi rakyat Pasaman Barat. Beberapa grup Ronggiang Pasaman yang berada di Kabupaten Pasaman Barat saat ini juga menampilkan pertunjukkan ronggiang yang dikemas se modern mungkin sessuai dengan tuntutan zaman. 

Dalam pertunjukkan Ronggiang Pasaman yang dikemas dalam bentuk modern sesuai tuntutan zaman, para pedendang tidak menggunakan anak Ronggiang yaitu pedendang laki-laki  yang didandani seperti perempuan, namun penyanyi tersebut digantikan menjadi penyanyi perempuan atau laki-laki. 

Ini sebenarnya bertentangan dengan aturan mengenai seorang wanita di Minangkabau karena wanita di Minangkabau sangat dihormati keberadaannya sebagai penghuni rumah gadang bukan sebagai tontonan orang banyak. 

Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan keputusan yang dibuat oleh kaum laki-laki. 

Sebelum tampil para Personil Ronggiang sudah mempersiapkan penampilan agar malamnya penampilan mereka bisa maksimal dan bisa menghibur masyarakat. Persiapan pertunjukan dari grup Ronggiang  Pasaman meliputi latihan rutin. 

Latihan yang dilakukan seperti latihan musik. Latihan musik disesuaikan dengan posisi keahlian masing-masing pemusik terhadap instrumennya. Ketika pemain musik sudah lengkap, maka pemain musik memiliki kesadaran masing-masing untuk mempersiapkan instrumen musik beserta pengeras suara yang telah disediakan. 

Setelah semua instrumen musik ditata sesuai kebutuhan pemusik. Pada awal pertunjukan Ronggiang Pasaman, ada bagian musik solo yaitu suling dan bagian dendang yang dinyanyikan penyanyi laki-laki.

Pemain musik suling yang akan menjadi pembuka atau mengawali pertunjukan musik dengan mengiringi alunan vokal tradisi yang didendangkan oleh penyanyi. Setelah selesai memainkan musik untuk pembukaan, maka pemusik mulai memainkan lagu-lagu tradisi ronggiang pasaman. 

Pada awal pertunjukan Ronggiang  Pasaman, ada bagian musik solo yaitu suling dan bagian dendang yang dinyanyikan penyanyi laki-laki. Pemain musik suling menjadi pembukak atau mengawali pertunjukan musik dengan mengiringi alunan vocal tradisi yang didendangkan oleh si penyanyi. 

Setelah selesai memainkan musik untuk pembukaan, pembawa acara memberi kata pembukaan dengan memberi sambutan selamat datang kepada penonton pertunjukan yang datang.  

Pada pertunjukan Ronggiang  Pasaman juga terjadi persaingan, persaingan yang dimaksud yaitu aksi berbalas pantun di atas pentas pertunjukan antara penyanyi dari grup dengan penyanyi yang berasal dari penonton.  

Adapun aksi berbalas pantun tersebut, yaitu dimana penyanyi yang berasal dari penonton tersebut dengan lirik pantun yang dinyanyikan merayu penyanyi perempuan dari grup, dan rayuan tersebut juga dibalas dengan spontan oleh penyanyi perempuan dari grup tersebut. 

Ketika aksi berbalas pantun antara penyanyi dari grup dengan penyanyi dari penonton tersebut, membuat suasana pertunjukan menjadi meriah dan heboh dengan tepuk tangan dan teriakan dari pemusik maupun penonton pertunjukan, terkadang hal ini membuat penonton lainnya ikut serta dalam pertunjukan untuk berbalas pantun dengan penyanyi dari grup tersebut dan ada juga penonton yang ikut naik ke atas pentas pertunjukan hanya untuk ikut bergoyang bersama. 

Setelah acara pertunjukkan selesai maka semua personil ronggiang makan terlebih dahulu setelah itu membereskan semua perlengkapan yang telah di pakai. (***/)



Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.