Belajar Jadi Tegas Tanpa Drama di Dunia yang Serba Ribet

0
Gambar ilustrasi by google image


Oleh :  Afifah Syahrani Zurli, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas.

---------


Pernah gak sih kamu bilang “iya” padahal hati kecilmu teriak pengen bilang “nggak”? Atau kamu capek jadi penengah terus, padahal kamu sendiri lagi butuh didengar?


Kalau iya, mungkin kamu sedang butuh satu skill hidup yang sering diremehkan tapi sebenarnya sangat penting: assertiveness — kemampuan untuk bersikap tegas, tanpa harus galak, tanpa menyakiti siapa pun.


Banyak orang salah paham, mengira assertiveness itu sama dengan marah-marah, ngotot biar menang, atau bersikap pasif-agresif yang diam-diam menyindir. 


Padahal, bukan itu. Assertiveness adalah kemampuan menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara jujur dan jelas—sambil tetap menghormati orang lain.


Singkatnya: tegas, tapi tetap sopan dan sehat.


Sayangnya, banyak dari kita tumbuh di lingkungan yang lebih mementingkan “jangan bikin orang lain gak enak” daripada jujur sama diri sendiri. Akibatnya, kita jadi terbiasa :


  • Menahan pendapat demi menjaga harmoni (yang sebenarnya palsu),
  • Jadi "yes person" biar gak ditolak atau diasingkan,
  • Menghindari konflik, walau hati sendiri terluka.


Padahal, hidup yang terus-terusan mengorbankan diri sendiri itu bukan tanda kedewasaan—itu bom waktu yang menunggu meledak.


Sebaliknya, orang yang bersikap assertive biasanya :


  • Berani bilang “tidak” tanpa merasa bersalah,
  • Mampu menyampaikan kritik atau permintaan dengan tenang,
  • Tahu batasannya dan menjaga diri,
  • Bisa menolak manipulasi dengan elegan,
  • Tetap menghormati perasaan orang lain, tanpa menginjak diri sendiri.


Contoh Kalimat Assertive

“Terserah kamu aja, aku ikut aja.”
“Aku lebih nyaman kalau kita diskusiin bareng, biar dua-duanya enak.”


“Maaf banget ya, aku tahu ini nyusahin…”
“Saat ini aku nggak bisa bantu, karena aku juga lagi overload. Tapi semoga kamu bisa temukan solusi yang cocok.”


“Gapapa kok, aku ngerti…” (padahal kesel)

“Aku ngerti maksud kamu, tapi buat aku situasi ini cukup mengganggu. Boleh kita bicarakan lebih lanjut?”


Cara Melatih Sikap Assertive

  1. Kenali dulu kebutuhanmu sendiri.
    Kalau kamu gak tahu apa yang kamu rasakan dan butuhkan, kamu gak akan bisa menyampaikannya dengan jelas ke orang lain.

  2. Gunakan “I Statement”.
    Misalnya: “Aku merasa kecewa saat kamu telat tanpa kabar, karena aku menghargai keterbukaan.”
    Ini membantu bicara jujur tanpa menyalahkan.

  3. Latih bahasa tubuh.
    Tegakkan badan, jaga kontak mata, dan pakai nada suara yang stabil. Bahasa tubuh yang tenang dan percaya diri bikin pesanmu lebih dihargai.

  4. Belajar bilang “tidak”.
    Mulai dari hal-hal kecil. Gak semua permintaan harus kamu iyakan.
    Cukup bilang: “Enggak, makasih. Aku mau istirahat malam ini.”


Yang penting diingat: bersikap tegas bukan soal menang-menangan. Ini soal menciptakan komunikasi yang sehat—yang saling menghargai, jujur, dan tidak saling menjatuhkan.


Orang yang assertive justru lebih dihargai, karena mereka jelas, jujur, dan bisa dipercaya. Mereka tahu kapan harus bicara, kapan harus diam, dan bagaimana menyampaikan isi hati tanpa menyakiti.


Kamu gak harus jadi orang keras untuk didengar. Kamu cuma perlu belajar menyampaikan isi hatimu dengan jernih dan dewasa.


Jadi yuk, mulai sekarang: belajar bilang “nggak” tanpa rasa bersalah, menyuarakan kebutuhan tanpa drama, dan menyayangi diri sendiri tanpa harus merugikan orang lain. Karena menjadi assertive bukan cuma soal komunikasi—tapi soal keberanian untuk mencintai diri sendiri. (**/)


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top