GMNI Kota Pariaman Gelar Kaderisasi Perdana, Kesbangpol: “Cetak Pemimpin yang Kritis dan Berintegritas”

0

PARIAMAN,-- Di tengah riuh rendah dinamika politik dan derasnya arus informasi yang kadang menyesatkan, sekelompok mahasiswa di Kota Pariaman memilih jalan yang berbeda. 


Mereka berkumpul di Balairung Pendopo Walikota, Senin (14/07/2025), mengikuti Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) perdana yang diinisiasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Pariaman.


Langkah kecil ini, sejatinya bukan sekadar agenda rutin organisasi. Sebab, di balik diskusi dan materi yang mereka lahap, tersimpan harapan besar: lahirnya generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga peka terhadap nurani rakyat, berani bersuara, dan teguh menjaga nilai kebangsaan.


Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pariaman, Ferry Ferdian Bagindo Putra, dalam sambutannya menegaskan betapa pentingnya momen seperti ini. 


Di tengah ancaman hoaks, radikalisme, intoleransi, dan upaya disintegrasi bangsa yang kian nyata, mahasiswa harus menjadi garda terdepan—pengawal nurani dan penegak nalar kritis.


Ia pun berharap KTD bertema “Menjadikan Burak Tabuik Sebagai Inkubator Kader yang Ideologis dan Revolusioner” tak hanya berhenti sebagai seremoni pembuka, melainkan benar-benar menjadi fondasi lahirnya pemimpin masa depan yang berintegritas. 


Pemimpin yang kelak mampu memadukan idealisme dan realitas, serta tidak pernah lelah menegakkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


Dalam suasana Balairung yang sederhana, tersirat semangat mahasiswa untuk menolak sekadar menjadi penonton sejarah. Ketua DPC GMNI Kota Pariaman, Mael Yunus, menyebut KTD ini diikuti 20 mahasiswa lintas kampus di Kota Pariaman. 


Materi yang mereka terima tak hanya soal sejarah perjuangan bangsa dan ideologi marhaenisme, tetapi juga keterampilan advokasi dan kepemimpinan—modal penting agar tidak hanya bisa berteriak di jalanan, tetapi juga mampu memperjuangkan gagasan dengan argumentasi yang matang.


Kaderisasi seperti ini penting bukan hanya untuk GMNI, tetapi juga bagi ekosistem demokrasi lokal. Sebab, kepemimpinan sejati lahir bukan dari ruang hampa, melainkan melalui proses panjang: belajar, bertanya, berdiskusi, hingga berdebat. 


Dari sanalah teruji integritas, terasah empati, dan tumbuh keberanian untuk menolak kemapanan yang tak lagi berpihak kepada rakyat.


Tentu saja, hasil dari KTD ini tidak bisa dilihat dalam hitungan hari. Namun percayalah, setiap ruang diskusi kritis dan kaderisasi yang diselenggarakan dengan kesungguhan hati selalu meninggalkan jejak. 


Jejak yang kelak, semoga, menjadi suluh kecil yang menerangi jalan generasi muda—agar tidak sekadar menjadi pemuja gelar dan jabatan, tetapi pemimpin yang mengakar dan berpihak pada kepentingan rakyat.


Pariaman boleh jadi hanya sebuah kota kecil di pantai barat Sumatera, tetapi dari Balairung ini, kita semua berharap: semoga tumbuh bibit pemimpin baru yang lebih peka, lebih kritis, dan tak pernah takut untuk bersuara. 


Karena pada akhirnya, masa depan bangsa tak hanya ditentukan oleh mereka yang sudah duduk di kursi kekuasaan, tetapi juga oleh keberanian generasi muda untuk bertanya: “Apakah ini benar, dan untuk siapa?” (**/)

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top