Langkah Nyata Yayasan Rimba sebagai Akar Gerakan Konservasi Lingkungan di Pesisir Sumatera

0



Oleh : Tasya Maisyura Mahasiswa lImu Komunikasi Universitas Andalas

-------------


Di pesisir selatan Pulau Sumatera, tepatnya di Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, berdiri Yayasan Rimba — sebuah lembaga lingkungan yang lahir dari kepedulian terhadap alam dan pemberdayaan masyarakat lokal. 


Didirikan oleh Reno Rimba bersama rekan-rekannya, yayasan ini awalnya hanya berupa komunitas kecil yang rutin membersihkan pantai dari tumpukan sampah plastik. 


Kegiatan sukarela ini berkembang menjadi gerakan kolektif yang berfokus pada konservasi berbasis aksi nyata dan keberlanjutan.


Yang membedakan Yayasan Rimba dari gerakan serupa adalah pendekatannya yang holistik. Sampah plastik yang dikumpulkan dari pantai tidak hanya dibuang, tetapi diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif menggunakan teknologi pirolisis sederhana. 


BBM hasil daur ulang ini kemudian digunakan nelayan untuk melaut serta menjadi sumber energi bagi sejumlah resort dan penginapan lokal. Dengan langkah ini, Yayasan Rimba tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga memperkuat ketahanan energi masyarakat pesisir.


Seiring waktu, gerakan yang semula berfokus pada pembersihan pantai dan pengolahan sampah berkembang menjadi organisasi resmi bernama Yayasan Rimba. 


Transformasi ini lahir dari kesadaran bahwa perubahan lingkungan yang berkelanjutan membutuhkan visi yang lebih luas dan kerja sama lintas pihak.

Saat ini, Yayasan Rimba memiliki empat program utama yang menjadi fondasi gerakannya :


1. Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Energi


Program ini menjadi tonggak awal berdirinya yayasan. Sampah plastik yang terkumpul diolah menjadi BBM alternatif, yang kemudian dimanfaatkan oleh nelayan lokal serta operasional penginapan sekitar Sungai Pinang. 


Selain mengurangi pencemaran, program ini mengajarkan masyarakat untuk melihat sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis dan ekologis.


2. Rumah Pendidikan Rimba


Menyadari pentingnya edukasi berkelanjutan, Yayasan Rimba mendirikan Rumah Pendidikan Rimba. Tempat ini menjadi ruang belajar bagi anak-anak dan remaja, dengan materi seputar pendidikan lingkungan, ekosistem lokal, bahasa Inggris dasar, seni, dan keterampilan. Program ini bertujuan membentuk generasi muda yang peduli, kreatif, dan memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga alam sejak dini.


3. Konservasi Penyu


Pantai di sekitar Sungai Pinang adalah habitat alami penyu untuk bertelur. Sayangnya, aktivitas manusia kerap mengancam kelestarian spesies ini. Yayasan Rimba melaksanakan program konservasi penyu melalui perlindungan habitat, penyelamatan dan penetasan telur secara semi-alami, serta pelepasan tukik ke laut. Edukasi kepada masyarakat juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.


4. Konservasi Hutan


Selain wilayah pesisir, hutan Sungai Pinang juga menjadi perhatian utama Yayasan Rimba. Melalui program ini, yayasan mengadakan pemantauan kawasan, penanaman pohon, dan edukasi pentingnya hutan sebagai sumber air, perlindungan dari bencana, hingga penyangga kehidupan. Konservasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat langsung, agar tumbuh rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama.


Dengan keempat program tersebut, Yayasan Rimba membuktikan bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya sekadar wacana, tetapi langkah nyata yang menyatu dengan kebutuhan masyarakat setempat. 


Dimulai dari desa kecil di pesisir Sumatera, gerakan ini menjadi contoh bagaimana perubahan besar dapat lahir dari upaya bersama yang sederhana namun konsisten. (**/)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top