Kamenag Padangpariaman Helmi, Wajibkan Jajarannya Belajar Kitab Kuning dan Ikuti Tausiyah
Kiambang, BANGUNPIAMAN.COM---Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakemenag) Kabupaten Padang Pariaman, Drs. H. Helmi, M.Ag, mengatakan, kalau ingin memperdalam ajaran agama Islam, wajib pandai membaca kitab standar yang disebut dengan kitab kuning.
Hal itu disampaikan H. Helmi, dalam suatu percakapan di ruang kerjanya dengan wartawan media ini, Kamis (6/4/2017).
Helmi yang baru beberapa bulan dilantik menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman itu, kini membuat perubahan dengan menganjurkan kepada pegawai Kamenag Padang Pariaman, untuk belajar membaca kitab gundul sekali dalam sebulan setiap Jum’at keempat.
Kemudian disamping wajib ikut belajar membaca kitab kuning, Helmi juga mengajak pegawai di bawah pimpinannya untuk belajar Tahsinul Qur’an, yaitu memperbaiki membaca al-qur’an sekali dalam sebulan pada tiap Jum’at ketiga dengan gurunya Yahya, S.Ag yang juga pegawai Kamenag Padang Pariaman dan merupakan qori Padang Pariaman.
Alumni Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Batang Kabung Padang ini, juga mewajibkan pegawainya mengikuti Tausiyah sekali dalam sebulan dan mengambil tempat di mushalla Kamenag Padang Pariaman, setiap Jum’at kedua dan mengikuti wirid pengajian gabungan dengan ASN Pemda Padang Pariaman satu kali sebulan pada Jum’at pertama.
Laki-laki kelahiran Bungus Teluk Kabung Kota Padang ini, sebelum belajar di Ponpes MTI Batang Kabung, juga pernah belajar di Pondok Pesantren Ampalu Bungus dimana pimpinan pondok masih dari keluarga Helmi.
Pada tahun 1989, Helmi melanjutkan pendidikannya keperguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang Fakultas Dakwah dan berhasil menamatkannya 1993. “Alhamdulillah, saya bisa selesai 4 tahun,” ujar Helmi dengan nada tenang.
Setelah lulus di Fakultas Dakwah, Helmi pernah menjadi Asisten dosen, Prof. Dr. H. Nazar Bakry, dengan bidang studi Ushul Fiqih dan Asisten dosen Dra. Hj. Meliyarni Rusli, M.Ag bidang studi Jurnalistik. Kemudian pada tahun 1995, berhasil lulus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditempatkan di Kantor Depag Kabupaten Padang Pariaman.
Helmi disamping bertugas sebagai PNS , pernah juga aktif di dunia kewartawanan beberapa tahun sebagai wartawan Harian Semangat untuk Kabupaten Padang Pariaman dan media lainnya, karena menurut Helmi bekerja sebagai wartawan cukup menyenangkan dan kalau dalam Ilmu Dakwah, wartawan bisa juga disebut dengan juru dakwah.
“Pekerjaan menjadi wartawan merupakan pekerjaan yang mulia dan kalau ingin dikenal dan terkenal memang harus ada karya kita berbetuk tulisan dan itulah yang disebut wartawan,” ucap Helmi.
Laki-laki yang tidak suka dengan neka neko ini, mengaku pernah juga ditugaskan di Kepulauan Mentawai dan diberi amanah sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sipora selama 3 tahun, ketika Pulau Mentawai masih masuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman.
Setelah ditarik lagi ke Kantor Departemen Agama (Depag) Padang Pariaman, masa dulunya pada tahun 2003, Helmi melanjutkan lagi pendidikannya kejejang Pasca Sarjana (S2) di IAIN Imam Bonjol Padang, “alhamdulillah, pada tahun 2005 diwisuda dengan yudicium memuaskan,” tukuknya.
Helmi yang telah menjadi sumando orang Kota Pariaman ini, masih belum puas dengan pendidikan S2 nya, dalam pengakuannya Helmi kini juga sedang penyelesaia disertasi (S3) di IAIN IB Padang dengan judul Metode Pengelolaan Pendidikan Agama Islam berbasis Lifskil di Pondok Pesaantren, dan sudah sampai pada Bab IV. “Mohon do’a kawan-kawan, semoga dalam waktu tidak berapala lama lagi saya dapat menyelesaikan disertasi ini,” kata Helmi mengakhiri pembicaraannya. TKA/WIS
Hal itu disampaikan H. Helmi, dalam suatu percakapan di ruang kerjanya dengan wartawan media ini, Kamis (6/4/2017).
Helmi yang baru beberapa bulan dilantik menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman itu, kini membuat perubahan dengan menganjurkan kepada pegawai Kamenag Padang Pariaman, untuk belajar membaca kitab gundul sekali dalam sebulan setiap Jum’at keempat.
Kemudian disamping wajib ikut belajar membaca kitab kuning, Helmi juga mengajak pegawai di bawah pimpinannya untuk belajar Tahsinul Qur’an, yaitu memperbaiki membaca al-qur’an sekali dalam sebulan pada tiap Jum’at ketiga dengan gurunya Yahya, S.Ag yang juga pegawai Kamenag Padang Pariaman dan merupakan qori Padang Pariaman.
Alumni Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Batang Kabung Padang ini, juga mewajibkan pegawainya mengikuti Tausiyah sekali dalam sebulan dan mengambil tempat di mushalla Kamenag Padang Pariaman, setiap Jum’at kedua dan mengikuti wirid pengajian gabungan dengan ASN Pemda Padang Pariaman satu kali sebulan pada Jum’at pertama.
Laki-laki kelahiran Bungus Teluk Kabung Kota Padang ini, sebelum belajar di Ponpes MTI Batang Kabung, juga pernah belajar di Pondok Pesantren Ampalu Bungus dimana pimpinan pondok masih dari keluarga Helmi.
Pada tahun 1989, Helmi melanjutkan pendidikannya keperguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang Fakultas Dakwah dan berhasil menamatkannya 1993. “Alhamdulillah, saya bisa selesai 4 tahun,” ujar Helmi dengan nada tenang.
Setelah lulus di Fakultas Dakwah, Helmi pernah menjadi Asisten dosen, Prof. Dr. H. Nazar Bakry, dengan bidang studi Ushul Fiqih dan Asisten dosen Dra. Hj. Meliyarni Rusli, M.Ag bidang studi Jurnalistik. Kemudian pada tahun 1995, berhasil lulus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditempatkan di Kantor Depag Kabupaten Padang Pariaman.
Helmi disamping bertugas sebagai PNS , pernah juga aktif di dunia kewartawanan beberapa tahun sebagai wartawan Harian Semangat untuk Kabupaten Padang Pariaman dan media lainnya, karena menurut Helmi bekerja sebagai wartawan cukup menyenangkan dan kalau dalam Ilmu Dakwah, wartawan bisa juga disebut dengan juru dakwah.
“Pekerjaan menjadi wartawan merupakan pekerjaan yang mulia dan kalau ingin dikenal dan terkenal memang harus ada karya kita berbetuk tulisan dan itulah yang disebut wartawan,” ucap Helmi.
Laki-laki yang tidak suka dengan neka neko ini, mengaku pernah juga ditugaskan di Kepulauan Mentawai dan diberi amanah sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sipora selama 3 tahun, ketika Pulau Mentawai masih masuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman.
Setelah ditarik lagi ke Kantor Departemen Agama (Depag) Padang Pariaman, masa dulunya pada tahun 2003, Helmi melanjutkan lagi pendidikannya kejejang Pasca Sarjana (S2) di IAIN Imam Bonjol Padang, “alhamdulillah, pada tahun 2005 diwisuda dengan yudicium memuaskan,” tukuknya.
Helmi yang telah menjadi sumando orang Kota Pariaman ini, masih belum puas dengan pendidikan S2 nya, dalam pengakuannya Helmi kini juga sedang penyelesaia disertasi (S3) di IAIN IB Padang dengan judul Metode Pengelolaan Pendidikan Agama Islam berbasis Lifskil di Pondok Pesaantren, dan sudah sampai pada Bab IV. “Mohon do’a kawan-kawan, semoga dalam waktu tidak berapala lama lagi saya dapat menyelesaikan disertasi ini,” kata Helmi mengakhiri pembicaraannya. TKA/WIS
Post a Comment