Tania Agustin, Inspirator Kesembuhan Melawan Covid19 dari Padang Pariaman dalam Sekelumit Kisah


“Pak Camat Pak, ndak tau Tania namo Pak Camat tu doh, Tania manggia Pak Camat sajonyo…”

Itulah sepenggal kalimat awal yang meluncur riang dari Tania, seorang yang pernah terpapar Virus Corona dari Kabupaten Padang Pariaman ketika ditanya siapa yang saling berkomunikasi dengan dirinya selama menyandang status positif Covid19 saat menjalani isolasi mandiri.

Kini Tania sudah dinyatakan sembuh setelah tes swabnya dua kali negatif. Demikian juga Desnaini, ibu Tania yang sempat juga dinyatakan positif, kini pulih kembali seperti sediakala.

Senen (11/5) siang yang difasilitasi Camat Sintuaktobohgadang Asyari, Tania menceritakan masa-masa yang telah ia lewati dan kini menatap masa depan yang masih panjang melalui sambungan telepon video.

Selanjutnya kata Tania yang sering berkomunikasi dan menyemangati adalah Jasneli, juru bicara Satgas Penanganan Covid19 Padang Pariaman disusul Busrani L Kepala SMKN 1 Sintuaktobohgadang, tempat di mana Tania menimba ilmu untuk meujudkan cita-citanya menjadi seorang guru. Berikutnya dari Puskesmas dan wali nagari beserta perangkatnya

Rasa haru, bangga, bahagia dan sedih juga menyelimuti fikiran serta perasaan gadih jolong gadang ini ketika berkomunikasi dengan Bupati Ali Mukhni yang begitu memotivasinya menuju kesembuhan. Pun jargon Save Tania yang yang diinisiatori anggota DPRD Padang Pariaman Munafestoni dari Nasdem dan digelorakan melalui publikasi oleh Kabag Humas Protokoler Setda Anton Wira Tanjung.

Dikisahkan Tania, informasi yang menyebutkan dirinya positif dihinggapi Virus Corona bermula dari informasi berantai di group whatsapp siswa SMKN Sintoga pada Mingga (29/3) malam. Padahal siangnya ia baru saja dibolehkan pulang oleh pihak RSUD Pariaman.

Tania pada Kamis tiga hari sebelumnya dianjurkan bidan desa untuk berobat ke RSUD Pariaman karena mengalami demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dan batuk, serta lidahnya tak bisa lagi membedakan rasa pedas, manis maupun asin dan asam. Tulang dan persendian ngilu. Apa yang diderita Tania merupakan gejala (suspect) dihinggapi Virus Corona.

Sebelum ke bidan desa, Tania baru pulang magang di sebuah hotel di Bukittinggi dan sempat mampir ke Pasar Aur Kuning Rabu, sehari sebelum ke RSUD Pariaman. Kemungkinan Tania terpapar saat di Bukittinggi itu.

Menjalani rawat inap sampai hari Minggu, Tania sudah diizinkan pulang oleh pihak RSUD Pariaman. Kemungkinan dengan alasan Tania sudah tidak memiliki keluhan lagi dan hasil rapid tes.

Hanya saja pada Minggu malam itu beredar informasi Tania dinyatakan positif. Tania tak menanggapinya dengan serius, bukankah persetujuan pulang dari RSUD Pariaman merupakan sebuah bukti yang cukup bahwa sudah tidak ada masalah lagi.


Padang Pariaman Hiruk

Senen (30/3) pagi di jagat maya bermunculan semacam laporan tertulis dari bawahan kepada atasan intern Dinas Kesehatan. Disebutkan bahwa seorang warga Sintuak dinyatakan positif Virus Corona. Wajar saja hiruk ketika itu, karena ini adalah kasus perdana.

Di Senen siang itu, pernyataan Kadis Kesehatan Padang Pariaman melalui percakapan telepon dengan seorang wartawan yang berlanjut menjadi  pemberitaan terkesan kontroversi antara negatif dan positif sehingga memunculkan spekulasi. Sementara dari labor Unand pernyataan positif sudah dipublish oleh Pemprop Sumbar.

Ketidakpastian ini kemudian disikapi dengan menunggu hasil swab secara resmi dan tertulis. Menjelang itu, perlakuan kepada pasien terpapar yang tak lain adalah Tania Agustin sudah diberlakukan protap sebagaimana pasien positif berupa isolasi mandiri.

Lewat konferensi video dengan sejumlah jurnalis televisi  Sumbar, Bupati Ali Mukhni menegaskan belum akan menyematkan pernyataan positf terpapar Covid19 kepada warganya sepanjang belum ada pernyataan resmi. Hingga keesokan harinya surat itu pun datang dengan menyatakan positif.

“Saya begitu shock saat itu, pemberitaan muncul di berbagai media. Belum lagi di media sosial. Tania yang semula tak meyakini setelah diizinkan pulang oleh RSUD Pariaman harus menerima kenyataan pahit, dan menjalani isolasi mandiri,” kata Tania.

Jika dicermati, patut diduga ada unsur kelalaian yang dilakukan RSUD Pariaman dalam menangani Tania. Tania sudah disetujui untuk ke luar dari rumah sakit, sementara keesokan harinya hasil swab menyatakan positif. Untuk hal ini, tidak ada klarifikasi atau pun penjelasan dari pihak RSUD Pariaman. Kini RSUD Pariaman merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid19.

Berselang beberapa hari, publik kembali dikejutkan ketika jagat maya menyebut  Tania bebas ke luar rumah. “Hoax itu Pak, hoax, tidak benar sama sekali,” kata Tania sedikit keras mengenang adanya tuduhan itu ketika ia menjalani isolasi mandiri.

Melewat hari-hari yang terasa panjang

“Jangankan ke luar rumah, ke luar kamar saja Tania tak pernah. Untuk makan, setelah disiapkan sang Bunda Desnaini (45) dan nenek Roslaini (65) di pintu kamar, Tania dihubungi lewat telepon untuk mengabarkan bahwa santapan sudah siap,” kenang Tania melewati masa-masa isolasinya.

Selama menjalani hari-hari yang begitu menyedihkan, semangat kesembuhan dan perhatian yang luar biasa dari berbagai pihak dirasakan Tania sebagai obat yang lebih mujarab dibanding berbentuk pil dan kapsul yang ditelan. Meski perhatian kawan-kawan dan tetangganya agak kurang, Tania tetap bersyukur karena dari pihak lain begitu luar biasa.

Aktivitasnya selain berselancar di dunia maya adalah mendekatkan diri kepada khalik, Sang Pencipta. Tania semakin rajin menjalankan ibadah yang wajib dan tak terlupa pula yang hukumnya sunat.

Termasuk membaca Al Quran yang merupakan petunjuk bagi seluruh manusia. Hasbunallaha wa nikmal wakil, nikmal maula wa nikman nasir, la haula wa la quwatta illa billah… Allah adalah sebaik-baik penolong dan pelindung, tiada kekuatan dan usaha selain pertolongan Allah.

Asupan gizi untuk meningkatkan imun dan daya tahan tubuh Tania melawan virus ini disedikan oleh banyak pihak, termasuk dari bupati, camat, kepala sekolah, pihak puskesmas, nagari dan lainnya. Vitamin C yang dikandung apel, pear, jerujk dan lemon merupakan buah yang sering dikonsumsi Tania serta sejumlah obat herbal.


Kabar bahagia dan kabar sedih

Setelah menjalani isolasi mandiri selama beberapa hari, Tania menjalani pemeriksaan swab kedua. Hasilnya masih positif. Baru pada pemeriksaan ke 3 dan ke 4 hasilnya negatif, sehingga Tania dinyatakan sembuh.

Sayang, hasil negatif terhadap Tania, dibarengi hasil positif terhadap Desnaini, Ibu Tania saat pemeriksaan di pertengahan April. Kesedihan kembali menggelayuti Tania. Ibunya harus diisolasi di kawasan Diklat polisi Padangbesi, dan berpisah dengan Tania.

“Berat, sangat berat, tapi demi kebaikan semua, harus kami jalani,” kenang Tania sedikit terisak. “Beban yang Tania rasakan sebelumnya harus pindah ke pundak Mama.”

Ayah yang jauh di mata dekat di hati

Kesedihan Tania tak berhenti di situ. Masdi, ayah Tania yang berjualan nasi padang di Pondok Labu, Jakarta Selatan sejak Tania dinyatakan positif Covid, terhalang pulang untuk bertemu Tania karena pemberlakuan PSBB dan larangan pulang kampung dari pemerintah pusat dan Pemprop DKI Jakarta.

Lain derita yang dirasakan Tania sewaktu isolasi, beda pula ketika terpisah dengan ibunya yang harus diisolasi di Padang. Ditambah ayah yang tak bisa bertatap muka secara lansung.

“Meski demikian, komunikasi di antara kami lewat telepon video terjalin baik. Kami saling menguatkan. Kami sangat mengerti, Allah tak kan memberikan ujian yang tak terpikul oleh ummatnya,” kata Tania pasti.


Dewi Fortuna masih berpihak kepada Tania

Kini Tania sudah dinyatakan sembuh total. Masa pengasingannya sudah berakhir. Masa-masa sulit nan mencekam dalam ketidakpastian sudah menjadi kenangan.

Tak ada lagi sunyi membalut sepi. Badai telah berlalu, langit pun kembali biru. Tania melangkah pasti, menuju hari esok yang masih panjang dan penuh harapan.

Menjelang puncak penyebaran Covid19 akhir Mei hingga awal Juni sebagaimana prediksi sejumlah pihak yang akan dilalui, Tania berpesan agar selalu menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, dan menjalankan anjuran pemerintah serta ulama.

“Semoga semuanya berakhir, tak hanya di Indonesia tapi juga dunia agar kita bisa menjalani hidup seperti biasanya dengan damai tanpa rasa cemas, takut dan khawatir,” pinta Tania yang bercita-cita  menjadi guru, karena bisa membentuk karakter anak didiknya menjadi orang-orang yang berguna, sambil mengakhiri sambungan telepon video. (adji papiala, dewan redaksi Bangun Piaman.com)
Diberdayakan oleh Blogger.