Kota Pariaman Humas — Pengembangan Pariwisata tidak hanya selalu dalam segi
pembangunan infrastruktur, sarana dan pra sarana penunjang pariwisata, tetapi
bisa juga dari segi sejarah dan budaya yang ada di daerah kita Kota Pariaman.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil
Walikota Pariaman Genius Umar pada acara penutupan Lawatan Sejarah Budaya
(Laseda) Sumatera Barat tahun 2016, menelusuri jejak-jejak peninggalan islam di
Pantai Barat Sumatera Barat, di Rumah Tabuik Pasa, Kota Pariaman (6/4)
.
Genius Umar mengatakan, Kota Pariaman dimasa lampau merupakan pintu
gerbang masuknya Islam di Sumatera Barat. Pada abad ke 13 islam yang ada di
Sumbar berkembang melalui seni dan budaya, sehingga mudah diterima oleh
masyarakat kala itu. Kemudian di abad ke 15 dan 16, bangsa-bangsa di eropa
mulai mendarat di Pariaman, ini menunjukan bagaimana Pariaman sangat penting di
kala itu sebagai pelabuhan tertua yang ada di pesisir barat Sumatera. Dan di
abad ke 19 dimasa perebutan dan mempertahankan kemerdekaan, Pariaman adalah
Pangkalan Angkatan Laut pertama di Sumatera, sesuai dengan kesaksian sejarah
personil angkatan laut yang selamat dalam perang mempertahankan Pariaman di
waktu dulu.
“Selain wisata sejarah, di Kota
Pariaman juga ada wisata budaya, yaitu budaya Tabuik. Pesta budaya Tabuik
adalah budaya yang telah lama menjadi tradisi bagi masyarakat Piaman, dan
setiap tahunnya mendatangkan banyak pengunjung baik domestic, maupun
mancanegara. Kami harapkan dengan adanya kegiatan Lawatan Sejarah Daerah
Sumatera Barat tahun 2016 ini yang diprakarsai oleh Balai Pelestarian Nilai
Budaya (BPNB) Sumatera Barat, dapat terus dilanjutkan dan menjadi kegiatan
rutin tahunan, dan menjadi pintu masuk pertukaran kebudayaan antara pelajar
yang ada di Sumatera,” tutupnya.
Sementara itu Kepala BPNB Sumbar yang juga sebagai
penanggung jawab kegiatan Jumhari mengatakan kegiatan ini berlangsung dari
tanggal 3-5 April 2016 yang mengunjungi Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman
dan Kota Pariaman. Lawatan Sejarah Daerah Sumbar 2016 ini diikuti oleh pelajar
dan guru pendamping dari 3 Provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Barat diikuti 40
peserta, Provinsi Sumatera Selatan diikuti sebanyak 26 peserta dan Provinsi
Bengkulu sebanyak 25 peserta, sedangkan panitia dari BPNB dan narasumber
sebanyak 15 orang.
“Diharapkan kegiatan ini sebagai
alternatif pembelajaran sejarah, yaitu siswa langsung menapak tilas sejarah
islam dan menelusuri jejak-jejak peninggalan islam di Pantai Barat Sumatera
Barat. Peserta dari kegiatan ini adalah siswa berprestasi dari sekolah-sekolah
di daerahnya yang mewakili kegiatan ini. Peserta terbaik dari kegiatan Laseda
Sumbar 2016 ini akan mengikuti ajang Lawatan Sejarah Nasional yang akan
dilaksanakan di Kota Yogyakarta bulan juli mendatang” tukas jumhari.
Sebelum dilaksanakan malam
penutupan, para siswa dari masing-masing sekolah menampilkan penampilan seni
khas daerahnya masing-masing dalam mewakili provinsi asal mereka, yang mendapat
applause dari wakil walikota pariaman dan seluruh peserta yang hadir. Acara ini
dihadiri oleh Kepala Dinas Budpar kota Pariaman Efendi Jamal, Sekretaris Budpar
Jafreki dan jajaran Budpar lainnya, Ketua Panitia Laseda Zusneli Zubir dan
narasumber yang hadir, serta seluruh peserta Laseda Sumbar 2016. (Wis/Humas Kota Pariaman)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih