![]() |
PADANG PARIAMAN — Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sadaniyyah yang terletak di Singguliang, Nagari Singguliang, kembali menorehkan jejak mulia dalam melahirkan generasi muda islami.
Momen tersebut ditandai dengan prosesi wisuda dan pengukuhan gelar Tuangku/Ustadzah kepada para santri dan santriwati, Rabu (25/06/2026).
Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri langsung oleh Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis (JKA) bersama sejumlah pejabat penting daerah, antara lain Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Budi Mulya, Kadis Kominfo Zahirman, Kadis Perikanan Khairul Nizam, dan Kadis Peternakan serta Kesehatan Hewan Zul Khalisman.
Dalam sambutannya, Bupati JKA menyampaikan apresiasi mendalam atas peran pesantren dalam menjaga moral dan membentengi generasi muda dari arus negatif zaman. Menurutnya, wisuda dan pengukuhan kali ini relevan dengan kondisi sosial masyarakat yang menunjukkan gejala kemunduran moral.
“Pengukuhan hari ini sangat tepat. Saya terus meminta dukungan dari semua pihak, terutama alim ulama dan para Tuangku, untuk mendukung Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Penyelenggaraan Hiburan Malam di Padang Pariaman,” tegas JKA.
Ia menjelaskan bahwa SKB tersebut bukan untuk membatasi hiburan, namun sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga generasi muda dari pengaruh buruk lingkungan.
“Seluruh bentuk hiburan hendaknya disesuaikan dengan aturan yang telah disepakati. Jika tidak, maka kita sendiri yang akan menyaksikan generasi ini hancur karena kelalaian kita,” tambahnya.
JKA juga menyerukan peran aktif seluruh elemen masyarakat—dari ninik mamak, alim ulama, bundo kandung, tokoh pemuda, wali nagari hingga BAMUS—untuk turut serta memantau perkembangan moral generasi muda.
“Mari kita jaga dan awasi anak-anak serta kemenakan kita. Jangan biarkan mereka hanyut oleh kelengahan kita,” katanya dengan nada penuh keprihatinan.
Ia juga mengapresiasi sinergi aparat keamanan seperti Polres, TNI, dan instansi terkait lainnya yang turut menjaga stabilitas sosial masyarakat. Menurut JKA, gejala pergeseran budaya dan pergaulan bebas menjadi tanggung jawab kolektif yang tak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Di akhir sambutannya, Bupati JKA mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan berharap agar ilmu yang diperoleh dapat dikembangkan demi kejayaan umat dan Islam.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sadaniyyah, H. M. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto, SH, menegaskan bahwa keberadaan pesantren merupakan benteng utama umat dalam melahirkan para pendakwah yang memperjuangkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.
“Kami terus berikhtiar agar pesantren ini menjadi rumah yang dicintai dan dipercaya umat, tempat lahirnya ulama pembawa cahaya Islam,” ungkapnya.
Adapun jumlah santri yang diwisuda pada momen ini adalah :
- Tingkat Aliyah: 12 orang
- Tingkat Tsanawiyah: 49 orang
- Tahfizul Qur’an: 13 orang
- Wisuda Khatam Al-Qur’an: 6 orang
Turut hadir mewakili Gubernur Sumatera Barat, Kepala Biro Kesra Provinsi, Hendri Hazbullah, S.Pd., M.M. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Pemprov Sumbar mendukung penuh langkah Bupati JKA dalam menjaga moralitas anak bangsa, terutama lewat pendekatan keagamaan dan aturan yang bersifat preventif seperti SKB hiburan malam.
“Semakin banyak lahir tuangku, ulama, hafiz, dan pemimpin yang peduli, maka semakin besar pula peluang mengurangi kejahatan dan menyebar kebaikan,” tutupnya. (R)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih