Proses Kreatif Penyair Pulo Lasman Simanjuntak : Memasuki Usia 64 Tahun Karya Puisinya Terus Mengalir, Tanpa Bisa Dibendung

0

 

Lasman Simanjuntak


JAKARTA-Proses kreatif menulis karya sastra (baca : puisi-sajak )  Penyair Pulo Lasman Simanjuntak.


Dalam memasuki usia 64 tahun karya puisinya terus mengalir deras,  tanpa bisa dibendung.


Tercatat sampai saat ini ratusan karya puisinya telah dimuat (dipublish dan tayang ) kurang lebih pada 300 media online (website) dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia.


Bahkan sampai hari ini, Penyair Pulo Lasman Simanjuntak-juga dikenal sebagai wartawan dan rohaniawan - tetap menulis karya puisi tepatnya ketika berulangtahun (ultah) ke-64 tahun pada Jumat lalu, 20 Juni 2025.


"Saya punya motto, menulis puisi memang tak pernah mati.Terus menulis karya puisi sampai pintu kasihan tertutup," katanya di Jakarta pada Selasa sore (24/6/2025).


Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961. Ratusan karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan 35 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.


Sejak tahun 1980 s/d tahun 2025 karya puisinya telah dimuat di 23 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah sastra maupun umum)


Karya puisinya juga telah dipublikasikan ke mancanegara seperti  Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan India.


Sering diundang baca puisi di  Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Radio Republik Indonesia (RRI- Stasiun Jakarta), Cafe Sastra Balai Pustaka, dan sejumlah tempat komunitas sastra di wilayah Jabodetabek.


Dua karya puisinya  berjudul "Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua "  dan "Meditasi Batu " telah diangkat menjadi tembang puitik oleh Komponis & Pianis Ananda Sukarlan.


Bekerja sebagai wartawan dan bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Kontak : 08561827332 (WA)

Medsos  : 

Facebook  : Bro

Instagram  : Lasman Simanjuntak

Tik Tok  : Lasman Simanjuntak

Youtube : Lasman TV


Berikut di bawah ini empat  puisi pilihan terbaik karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak.


Puisi 


Pulo Lasman Simanjuntak 


KADO ULANGTAHUN DIBUNGKUS KERTAS PUISI


kado ulangtahun hari ini

dibungkus kertas puisi

tanpa kecupan

doa dan mimpi


kelaparan ternyata masih selalu

jadi sarapan

untuk nyanyian pagihari

bau bahan bakar mengiringi

kematian liar 


kado ulangtahun hari ini

dibungkus kertas puisi

siapa mau menjenguk matahari


hiburan batin

menebang pohon

taman hati


tak ada sepucuk kue

atau lilin hijau 

ditiup angin dinihari 

lalu disebar di meja doa

bersuara tergesa-gesa


kado ulangtahun hari ini

dibungkus kertas puisi

sambil menunggu

hubungan batin pujangga 

makin menua


pada hari-hari terakhir

di ranjang besi

tak ada lagi

tangisan cucuku jenaka

memukul keras kepala


anakku yang perkasa

kirim salam lewat udara 

yang terlupakan


esok,

semoga tak lagi menjual 

perhiasan dan barang-barang langka


sebuah perjalanan rohani

diwariskan dari bangsa ibrani

bersiap menuju

langit baru dan bumi baru

berangkat dari rumah 

dibangun dengan batu

yang kekal dan abadi


Jakarta, Jumat 20 Juni 2025


SAJAKKU MENULIS INDONESIA MAKIN GELAP


sajakku menulis

indonesia makin gelap

di depan cermin rakyat

turun ke jalan

bawa bendera hitam

di tangan kanan

akar kepahitan

dilukis dalam hujan


lantaran kenaikan harga

pangan

kelangkaan gas buatan

phk serabutan

jutaan orang

kehilangan pekerjaan

anak-anak tak lagi duduk tenang

di bangku pendidikan


kelaparan mulai disampaikan

lewat nyanyian

anak-anak jalanan


anak-anak sekolahan

dijanjikan makan siang 

bergizi tinggi

sehat dan gratis

meluncur dari mulut awan

dibayar dengan uang

dilunasi dengan utang


sajakku menulis

indonesia makin gelap

dijual lautan

digadaikan langit buatan


proyek mercusuar kembar

disuntik koruptor

mata duitan

seribu tujuh ratus triliunan

dengan hukuman cambuk liar

paling ringan


mau dibawa kemana

bila negaraku terpecah belah-

tanpa airmata

menyemburkan darah

di tanah belum merdeka


seratus hari hanya bisa didaki matahari

dengan caci maki

berulangkali pasti terjadi


cuci darahmu indonesiaku

dengan roh rendah hati

untuk raih satu kata

kemenangan abadi


sampai pada akhirnya

perlahan tanpa ada ketahanan

republik ini mati

ditelan mulut bumi

sakit hati


Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025


LIHATLAH BIBIR SUNGAIKU TELAH TERLUKA


lihatlah bibir sungaiku

telah terluka

nyaris berdarah

akibat pukulan keras

dari tangan-tangan perkasa

bersembunyi di luar angkasa

konon katanya

datang dari benua

luar bumi dan tanah


bencana banjir kemudian datang

tanpa diundang

oleh suara jeritan liar alam

hujan sejak semalam

kita sudah tertidur nyenyak

berbarengan

di atas kasur

kembali basah

banjir airmata


konon kata pejabat setempat

karena di bibir sungai

sudah bersertifikat

disulap jadi permukiman padat

punya riwayat

disogok dari uang rakyat


lihatlah bibir sungaiku

telah terluka

sungguh sangat ganas

perubahan wajah das cikeas

das ciliwung, dan das bekasi

tak bisa lagi bersolek

sudah rusak badan sungai

kini terbaring

di ruang icu rumah sakit

dilanda penyakit

berbukit-bukit


apakah Tuhan

tak.mau lagi menjenguk

alam, pohon,hutan, rawa,

situ ciptaan-Nya


telah dihancurkan

menjelma jadi air bah

seperti bencana wabah

buat orang-orang serakah

kita makin susah


Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025


INDONESIA DARURAT KORUPSI


indonesia darurat korupsi

dirampok dari minyak mentah 

perut bumi

dinikmati keluarga

oknum-oknum mafia migas

tanpa pernah berhenti


indonesia darurat korupsi

dengan mata nyala api

seperti hama tikus bajingan

dibakarnya mata uang 

senilai seratus sembilan puluh empat triliun rupiah

yang dijarah dari peti-peti mati

milik para pendaki

tata niaga impor minyak

hasil korupsi

beranak-pianak


indonesia darurat korupsi

tinggal menghitung cahaya matahari-

investigasi penyidik selama ini

hanya tertidur

di atas gulungan karpet merah

dijilat rezim-rezim keji

tak suka deklamasi puisi

selalu makan daging mentah 

busuk dan basi


indonesia darurat korupsi

aku tetap sendiri

masih berimajinasi 

berjuta kali didendangkan dalam hati

pada telapak kaki negeri ini

diinjak-injak oligarki energi

dikendalikan hedonis

hingga hari ini


siapa masih punya mesin-mesin abadi

berjalan mundur untuk berbagi 

tetapi bukan

hasil korupsi

mengoplos antara kebenaran

dan kepalsuan 


tuan-tuan

tak punya harga diri

rakyat miskin makin menjadi-jadi


o, kasihan indonesiaku


Jakarta, Kamis 27 Februari 2025.

(***)


Penulis : Flora Kolondam, penikmat karya sastra-bermukim di Kp.Melayu, Jakarta Timur

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top