![]() |
Beginilah nantinya kalau tuntas pembangunan embarkasi haji Padang Pariaman |
Oleh : Darwisman
PEMBANGUNAN Asrama Haji Embarkasi Padang Pariaman, Sumatera Barat, telah lama menjadi harapan besar umat Islam di provinsi ini.
Sebagai provinsi dengan jumlah jamaah haji yang signifikan setiap tahunnya, kehadiran embarkasi haji penuh bukan hanya kebutuhan logistik, tetapi juga simbol pelayanan yang lebih manusiawi dan bermartabat bagi calon tamu Allah.
Sejak pembangunan ini dimulai, harapan masyarakat terus menggelora. Lokasinya yang strategis di Kabupaten Padang Pariaman, tak jauh dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), menjadi alasan kuat untuk menjadikannya pusat embarkasi haji. Namun, proses pembangunannya masih berjalan lambat, memunculkan berbagai pertanyaan dari publik.
Kini, masyarakat kembali menanti langkah konkret untuk percepatan pembangunan asrama haji ini. Apalagi, sebagian infrastruktur utama sebenarnya sudah mulai berdiri.
Namun, ketuntasan pembangunannya yang belum rampung membuat fasilitas tersebut belum dapat berfungsi sebagaimana mestinya sebagai embarkasi penuh.
Padahal, manfaat kehadiran Embarkasi Padang Pariaman begitu besar. Selain mempermudah akses jamaah haji dari seluruh kabupaten/kota di Sumbar, juga akan menghemat waktu dan biaya transportasi yang selama ini masih bergantung ke embarkasi haji di luar provinsi. Tak hanya itu, kehadiran embarkasi ini juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
Dalam konteks ini, Bupati Padang Pariaman sebagai kepala daerah tempat embarkasi tersebut berdiri, tentu memiliki tanggung jawab moral yang tidak kecil.
Meski pembangunan berada dalam lingkup wewenang pemerintah pusat dan Kementerian Agama, namun peran aktif dan inisiatif daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong percepatan realisasi proyek ini.
Bupati Padang Pariaman tak sekadar menjadi penonton, tetapi mesti tampil sebagai penggerak, fasilitator, bahkan inisiator yang terus menjembatani komunikasi antara pemerintah pusat, DPR RI, dan Kementerian terkait. Sebab, jika pembangunan ini tuntas, maka nama baik daerah juga akan ikut terangkat, selain membawa manfaat luas bagi warga.
Masyarakat pun berharap, Bupati bisa menjadikan pembangunan asrama haji ini sebagai agenda prioritas daerah. Tidak hanya menjadi proyek infrastruktur biasa, tetapi juga sebagai simbol pelayanan ibadah yang bermartabat, serta bagian dari cita-cita besar Sumbar memiliki embarkasi haji penuh yang representatif.
Sebab, terlalu lama masyarakat hanya mendengar wacana dan janji. Sudah saatnya hadir komitmen yang kuat, kerja sama lintas lembaga, serta diplomasi anggaran yang konsisten, agar proyek ini tidak mandek di tengah jalan. Rakyat butuh bukti, bukan lagi sekadar rencana.
Bila dilihat dari sisi teknis, keberadaan Bandara Internasional Minangkabau yang memenuhi standar penerbangan internasional sudah sangat menunjang keberadaan embarkasi haji ini. Belum lagi posisi geografis Padang Pariaman yang relatif berada di titik tengah Sumatera Barat, menjadikannya ideal untuk diakses oleh jamaah dari berbagai daerah.
Tantangan anggaran dan birokrasi memang ada, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Dibutuhkan lobi-lobi politik yang kuat, sinergi lintas sektor, dan tentu saja semangat juang dari pemimpin daerah agar proyek ini bisa menembus sekat-sekat administratif yang menghambat percepatan pembangunannya.
Kita tidak boleh terus-menerus bergantung pada janji dari pusat. Justru dari daerahlah semangat dan tekanan positif harus lahir. Jika tidak, pembangunan asrama haji ini akan terkatung-katung seperti proyek-proyek lain yang terlupakan di tengah perjalanan.
Padang Pariaman, sebagai tuan rumah, sudah sepantasnya mengambil peran utama. Dan peran itu tidak cukup hanya dengan mendukung, tetapi juga harus berani memperjuangkan, menagih janji, dan membangun kolaborasi konkret demi menyelesaikan pembangunan asrama haji yang telah lama dinanti-nanti ini.
Ketika embarkasi haji itu akhirnya tuntas dan beroperasi penuh, bukan hanya jamaah haji yang akan merasakan manfaatnya. Daerah sekitar akan berkembang, perekonomian akan akan tumbuh, dan masyarakat akan merasakan kebanggaan karena daerahnya menjadi bagian penting dari layanan ibadah umat Islam.
Dengan kata lain, menyelesaikan pembangunan asrama haji ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi soal pelayanan, martabat, dan masa depan. Dan semua itu, membutuhkan keberanian dan ketegasan pemimpin daerah untuk memperjuangkannya hingga tuntas. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih