Bekerjasama Dengan KUA, Puskemas Sintuk Gelar Monev Gerakan Nikah Sehat

SINTUAK, BANGUNPIAMAN.COM---
Sebanyak 191 pasangan calon pengantin (catin) yang diperiksa Puskesmas Kecamatan Sintuak Kabupaten Padang Pariaman dalam rentang waktu Mei 2018 hingga Juli 2019 ditemukan berbagai penyakit.

Diantaranya, ditemukan 4 kasus hepatitis, 3 kasus hamil sebelum menikah, 3 kasus sipilis, dan 1 kasus TB.

Kepala Puskesmas Sintuak drg. Fidiah menyebutkan hal itu pada acara monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan Gerakan Nikah Sehat Padang Pariaman (Gernis Papa) yang dilaksanakan Puskesmas Kecamatan Sintuak, Rabu (7/8/2019) di ruang pertemuan Puskesmas setempat.


Tampil sebagai narasumber Kepala KUA Kecamatan Sintuak Toboh Gadang Yulizar dan Kepala Bidang  Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Dr. Jasneli Mars.

Menurut Fidiah, pada periode Januari hingga Juli 2019 terdapat 258 kehamilan yang diperiksa dan terdeteksi. “Selain itu, juga ditemukan  seorang perempuan hamil sudah terkena HIV.

Dari penelusuran konselor HIV/AIDS Puskesmas, ternyata perempuan hamil tersebut tertular dari suaminya. Pasangan tersebut menikah Januari 2018, sedangkan Gernis Papa mulai dilaksanakan Mei 2018. Sehingga pasangan ini belum sempat diperiksa kesehatannya menjelang pernikahan,” kata Fidiah yang didampingi Konselor HIV/AIDS Puskesmas Sintuak Nur Oktavia Syamsul.

Sampai sekarang, kata Fidiah, sudah ditemukan 7 orang penderita HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Sintuak. Sebanyak 3 orang diantaranya sudah hamil duluan sebelum menikah.

Menurut Fidiah, Puskesmas Sintuak sengaja mengundang walinagari, Kapolsek Lubuk Alung, Danramil Lubuk Alung, Kepala KUA, Forum Kabupaten Sehat, Forum Komunikasi Kecamatan  Sehat dan tokoh masyarakat lainnya.

Pihaknya ingin keturunan yang kuat, sehat, cerdas dan berkualitas. Hal itu dapat dicapai  jika catinnya sehat dan tidak menderita penyakit menular.

Kepala Bidang  Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Dr. Jasneli Mars menyebutkan, pelaksanaan Gernis Papa ini menekan penyebaran penyakit menular melalui hubungan seksual. Gernis Papa diharapkan mampu mencegah munculnya penyakit menular, terutama yang disebabkan hubungan seks di luar pernikahan.

“Melalui Gernis Papa ini bagaimana memutus penularan penyakit yang disebabkan hubungan seks di luar nikah tersebut. Jika catin menikah dengan pasangannya yang mengidap HIV/AIDS, maka anaknya juga akan tertular penyakit HIV/AIDS. Karena itu, pasangan catin harus diperiksa kesehatannya, termasuk apakah mengidapkan penyakit HIV/AIDS atau tidak,” kata Jasneli.

Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padang Pariaman Armaidi Tanjung  menyebutkan, adanya kecenderungan meningkatnya kasus HIV/AIDS di Sintuak Toboh Gadang ini, diminta  masing-masing pemerintahan nagari menganggarkan tahun 2020 mendatang terkait sosialisasi pentingnya Gernis Papa maupun reproduksi sehat.

Dari kasus yang ditemukan konselor HIV/AIDS, ternyata di kalangan pelajar SMA sudah ditemukan yang melakukan hubungan seks lawan jenis di luar pernikahan secara berulang kali.

“Jika tidak ada sosialisasi ke masyarakat, kasus HIV/AIDS sulit dibendung peningkatanya. Karena dari pengakuan pelajar yang sudah melakukan hubungan seks pranikah tersebut membuat setiap orangtua bakal terkejut dan terkaget-kaget,” kata Armaidi Tanjung penulis buku Free Seks No, Nikah Yes ini. (****/at)


Tidak ada komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Diberdayakan oleh Blogger.